Setelah bel istirahat sudah menggema di penjuru kantin, siswa-siswi menyudahi mengisi perutnya. Berjalan santai menuju ruang kelas masing - masing, kini seperti biasa Juni Juli dan kawan - kawan nampak begitu santai. Tidak terburu - buru dalam setiap hal apapun, mereka berenam selalu santai berjalan kemanapun. Seperti saat ini, mereka selalu dihadiahi dengan bersenda gurau terlebih dulu. Mungkin berjalan tanpa seperti ini, mereka seperti berjalan seorang diri. Dikarenakan sudah terbiasa, mereka menjadi seperti ini.Ketika mereka berjalan melewati kelas XD, banyak gerombolan cowok bertengker duduk diatas meja. Ada yang sedang bermain gitar, ada yang sedang memakan kacang kulit dan ada juga yang tengah memainkan ponsel. Juni Juli dan kawan - kawan melewati mereka dengan santai, tetapi tidak dengan Juni yang tiba - tiba dihadang oleh satu cowok yang terkenal rusuhnya seantreo SMA Cendrawasih ini. Cowok dengan seragam bername tag 'Ruri Narendra' itu menghadang tubuh Juni.
"Kakak Juni, abis istirahat ya?." Tanyanya seraya mengedipkan sebelah matanya
Juni yang tahu dengan cowok satu ini, ia memutar bola matanya malas, "Tolong misi, gue mau masuk kelas." Balasnya datar
"Aduh ngeri ih, seniornya jutek." Katanya sambil menatap teman - teman setongkrongannya
"Ruri! Gue mau masuk!." Tuturnya sedikit meninggikan suaranya
"Bro udah bro, kasih dia masuk dulu. Lagi juga kasian dia, pegel tuh kakinya." Sahut Jazztin, cowok sepergaulan dengan Ruri
Juni memutar bola matanya, "Bilangin tuh sama temen lo, gausah rajin godain cewek. Karena modal ganteng aja, makanya banyak cewek yang mau kepincut sama dia. Ish." Ujarnya memperingatkan Ruri kepada Jazztin
Jazztin memberi hormat kepada Juni, "Siap kapten, nanti Abang Jazztin sampaikan. Sekarang princes Juni masuk ya, belajar yang rajin supaya anak kita kelak jadi anak rajin juga sama kayak Mamahnya." Cicitnya sambil menjembil pipi Juni
Juni tak menggubris ucapan receh dari mulut Jazztin, ia pun meninggalkan segerombolan cowok receh yang sedari tadi menggoda dirinya. Sempat kesal juga gara - gara Juli tidak berada disampingnya lantaran ia pergi ke kelasnya duluan. Juni yang tertinggal belakangan pun geram terhadap teman - temannya yang tidak sabar menunggu dirinya membayar makanannya tadi. Alhasil Juni tertinggal belakangan oleh teman - temannya dan diganggu oleh cowok receh yang terbilang most di SMA Cendrawasih ini.
Sesampainya dikelas, ia langsung menyambar kursinya. Untung saja belum ada guru yang masuk ke dalam kelasnya, maka dari itu ia bebas menyelonong masuk ke dalam kelasnya. Menenggelamkan wajahnya dikedua lipatan tangannya, ia mendengus kesal terhadap apa yang terjadi tadi. Bukannya bagaimana, ia hanya risih diperlakukan seperti tadi. Belum lagi ia ditatap oleh Adik kelasnya yang melihat dirinya sedang digoda oleh segerombolan cowok receh tadi, ia hanya takut hatersnya semakin banyak nanti. Ia tidak mau banyak orang yang tidak menyukainya lantaran ia dicap sebagai cewek sok jual mahal dan bersikap dingin terhadap semua cowok. Maka dari itu ia paling tidak suka bilamana Ruri dan satu tongkrongannya mengganggu dirinya seperti tadi.
Adriel menyikut lengan Juli, "Bang, Ibu negara ente kenapa lagi tuh?." Tanya Adriel penasaran
Juni langsung menatap Juni dengan aneh, "Kenapa lagi ya tuh anak, sensian mulu kayaknya. Lagi pms kali ya, aduh pusing dah gue kalo tuh anak lagi pms." Celotehnya
"Emang kenapa Bang kalo cewek lagi pms?, bawaannya emang selalu sensian terus?." Tanya Adriel lugu
"Ya gitu, bawaannya kayak orang sensian. Suka marah - marah nggak jelas, apalagi Juni kalo pms, beda dari yang lain. Dia mah pms kayak orang ngidam, minta apaan aja." Balas Juli cepat
Adriel yang tidak tahu-menahu, ia hanya mengangguk seperti orang paham saja. Daripada Juli sudah menjelaskan panjang lebar tetapi dirinya masih tidak paham juga, lebih parah dari amukan masa. Maka dari itu, ia mengangguk pura -pura paham saja. Jahat bukan bila teman seperti ini, ya beginilah Adriel.
KAMU SEDANG MEMBACA
CERITA JUNI & JULI [END]
Teen Fiction(mohon maaf jika penulisan nama JUNI / JULI, masih suka ketuker ya)... Semua telah usai. Dari awal hingga akhir, perjalan kisah cinta ini memang tidak untuk disatukan. Bila kalian ingin mengingat, jangan dipersamakan dengan pembuka kata, untuk peman...