Bab 87

731 55 27
                                    

Memaksa, bukanlah hal yang menyenangkan. Bila terjadi sesuatu pada hati, hal yang paling ingin disampaikan ialah satu, bagimana caranya 'agar hati kembali semula dan merasakan kembali, rasanya bahagia. Apabila hati tidak bisa terlaksanakan dengan baik, maka hari itu juga 'ia harus benar - benar memikirkan opsi, yang mana itu benar - benar sangat ampuh.

Sekarang, satu tujuan 'ia akan menemukan seseorang, yang telah ia janjikan semalam dipesan singkat. Bagimana pun juga, ia harus tau 'apa yang sebenarnya terjadi, dan mengapa itu harus terjadi. Dan untuk saat ini, ia memikirkan seseorang yang telah singgah di negeri yang berjulukan Kota Mode sana.

Pijakan kaki yang begitu sempit, ia menyempatkan dirinya singgah di tempat umum, seperti taman ayodya ini. Begitu banyak muda-mudi yang tengah menelusuri latar taman ini, dengan berbagai aneka ragam pedagang kaki lima. Kebanyakan juga, anak - anak tengah bermain wahana kecil - kecilan, seperti mana ayunan, seluncuran, jungkat-jungkit, dan masih banyak lainnya.

Hal yang paling menyenangkan itu ialah, ketika kedua mata berhasil menyapu penglihatan keluarga kecil di depan sana. Begitu bahagianya seorang gadis cilik, yang tengah ditemani Mamah-Papahnya membeli satu tangkai permen kapas. Terbelesit satu hal yang begitu tidak mengenakan, ia merasakan 'bagaimana pahitnya keluarganya, yang saat ini, ia tengah bertengkar hebat.

"Semoga gadis itu terus ngerasain, gimana rasa keharmonisan dalam keluarganya. –Nggak kayak gue, yang salah dikit aja, Papah berani pukul anaknya sendiri..."

Keluarga. Menurut Juni sendiri, saat ini, ia tidak lagi memiliki keluarga. Bukan saatnya bercanda ataupun bermain - main. Hanya saja ia tak mau memikirkan keluarganya 'yang mana telah menyakiti dirinya dan tak ada satupun diantara keluarganya, yang maju lebih depan, untuk membela dirinya dari amukan sang kepala keluarga.

"Kalo emang mereka nggak terima gue sebagai anaknya, kenapa nggak dari lahir gue dilempar ke panti asuhan dan diadopsi sama orang, yang bener - bener butuh seorang anak," Mengusap wajahnya gusar, "–Sebenernya, apa salah gue sih. Kenapa mereka semua anggep gue kayak gitu, seakan - akan gue ini cuma sampah yang bener - bener ngerugiin keluarga doang..."

Hal yang paling sakit ialah, ketika keluarganya tak mampu lagi untuk mempertahankan seorang anak, membiarkannya sendirian dan menyakitinya ketika mereka benar - benar terasa sakit 'karena ulah dari anaknya sendiri.

Udara sejuk di sore hari ini, membuat rasa sakitnya terbuai oleh belaian angin yang menelusuri tubuhnya. Memejamkan mata dalam - dalam, lalu menghirup segarnya udara, membuat hatinya sedikit demi sedikit begitu terasa netral.

"Juniatha..."

Seseorang memanggil namanya. Sebuah panggilan lembut yang ia dengar, membuat jantung dan aliran DNA 'seketika terhenti begitu mendadak. Pikirannya yang semula biasa - biasa saja, kini langsung terfokus oleh suara yang tadi memanggilnya begitu lembut.

"Juniatha." Panggilnya lagi

Apa ini nyata, atau hanya mimpi indahnya saja? Tapi mengapa rasanya benar - benar sangat nyata, dan sebetulnya, siapa seseorang yang tengah memanggil namanya itu. Bukankah seseorang yang ia maksudkan dalam hati, tidak berada disini dan memang tidak berada di negara ini.

"Sorry banget nih Ni, gara - gara gue 'lo jadi nunggu terlalu lama gini deh."

"...Aku udah terbiasa nunggu, apalagi kalo kamu masih mau nemuin aku Zo. Nggak papa ko, aku seneng kalo kamu masih mau ketemu sama ak–"

Kalian tau, apa yang setelah Juni menoleh ke samping? Detak jantung yang begitu abnormal, seketika detakan itu tidak berfungsi dengan biasanya. Mendadak paru - parunya seperti sangat sempit, untuk menukar oksigen dengan karbondioksida dari dalam tubuhnya.

CERITA JUNI & JULI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang