Bab 64

678 37 2
                                        

Setelah sekian lama mereka tidak kembali bersama - sama, saat ini mereka berempat, memegang selembar amplop putih berukuran panjang yang sedari tadi mereka tunggu - tunggu. Siswa/i yang lain juga menunggunya, menunggu aba - aba yang diucapkan oleh Bapak Kepala Sekolah untuk meminta amplop putih ini segera dibuka. Getaran hebat yang terjadi di dada, membuat semua orang yang merasakan bergetar lemas. Semua orang yang sudah memegang amplop putih ini, meminta Bapak Kepala Sekolah untuk cepat - cepat menyerukan mulutnya kepada microphone yang berada didepannya. Tak sabar memang bila hasil kelulusan sudah berada di tangan masing - masing siswa/i. Ada yang mengatupkan kedua tangan terlebih dahulu untuk berdoa kepada Tuhan, ada yang menutup wajahnya sangking tidak mau melihat hasil yang nantinya berujung kekecewaan, dan ada juga yang saling berpegang tangan kepada teman - teman untuk siap melihat hasil jeri payah merek selama tiga tahun ini.

"Saya, selaku Kepala Sekolah SMA Cendrawasih, mengizinkan kalian untuk membuka amplopnya, sekarang!." Seruan dari Bapak Kepala Sekolah sudah menginterupsi kepada anak - anak untuk membuka hasilnya. Dengan melihat seperti ini, rasa senang bercampur aduk dengan getaran hebat pada hati masing - masing

"SATU... DUA... TIGA...!!!"

Satu persatu siswa/i membuka amplop panjang yang mereka pegang. Menutup mata sudah menjadi permulaan awal. Getaran hebat semakin menderumi hati sehingga kedua kaki semakin lemas untuk menopang tubuh. Keringat yang bercucuran pun ikut serta dengan rasa panik.

"ALHAMDULILLAH YAALLAH AING LULUS, EMAK, ABAH AING LULUS!."

"YEAY, GUE LULUS!!!"

"WOWWW! LULUS GUYS!!!."

"SERATUS PERSEN, LULUS SEMUA!!!."

Teriakan demi teriakan mereka semua bergembira. Hasil yang rata - rata lumayan bagus, menjadikan mereka lulus semuanya. Satu angkatan penuh dengan tangisan, serta tawa yang dibarengi dengan pelukan singkat ini. Moment penting dimana semua lulus dan melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Tak ada habis - habisnya satu angkatan ini meloncat - loncat kegirangan dengan menyemarakkan seragam putih mereka diisi dengan tanda tangan teman - temannya. Semua Guru beserta jajarannya begitu bahagianya melihat semua murid - murid ini lulus seratus persen. Bapak Kepala Sekolah pun menyalurkan senyuman indahnya melihat semua anak muridnya begitu senang akan kelulusan ini.

Hari ini, dimana satu angkatan merayakan moment berharga mereka yang sudah berjuang tiga tahun di SMA Cendrawasih. Langit SMA ini penuh warna yang dipublikasikan melalui beberapa smoke bom yang sebelum itu mereka beli di pinggiran jalan. Alat marcingband juga turun didalam lapangan ini. Benar - benar sangat berkesan bila di dokumentasikan setiap incinya. Banyak yang mengambil gambar dengan berpose ria kepada teman - teman maupun guru - guru. Memang tidak bisa terlewatkan bila sudah seperti ini, bagaimanapun juga, hari ini benar - benar harus didokumentasikan melalui kamera ponsel, digital, slr maupun polaroid.

"Gue seneng, pake banget. Nggak nyangka gue udah jadi tamatan siswi SMA Cendrawasih sekarang." Bianca berargumen sendiri dengan ponsel yang menampilkan wajahnya untuk segera dipotret

Lyanan dengan Melda juga asik mengambil gambar secara bergantian. Dengan seragam putih yang sudah full dengan coretan dan warna - warna. Berbeda halnya dengan perempuan yang bersikap biasa saja mengenai moment ini. Perempuan dengan wajah datarnya menatap lurus yang melihat kegembiraan satu angkatannya. Hanya menarik sudut bibir kecil ketika ia mau tersenyum walaupun sesingkat - singkatnya. Entah mengapa ia terlihat tak begitu tertarik mengenai moment berharga ini. Rambut yang dijepit asal dengan warna jepitan kesukaannya, sesekali ia menyelipkan anak rambut yang sudah keluar dari jepitannya.

"Juni, ayo ikut kita foto." Lyanna membuyarkan lamunannya, ia menepuk pundak Juni untuk mengajaknya foto bersama - sama. Juni yang tersedak akan lamunannya, ia terperangah sedikit kaget dengan satu tepukan Lyanna

CERITA JUNI & JULI [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang