Series: SUAMI 24/7

1.1K 99 31
                                    

Bagian 3
Brian

Begitu sampai rumah mama aku langsung turun dan menggedor pintu rumah dengan tergesa-gesa. Sumpah ini mustahil banget. Masa aku gak ingat kalau aku nikah? Jangan-jangan lelaki ini, siapa namanya tadi, ah brayen, eh brian, ah siapalah dia cuma ngaku-ngaku sebagai suamiku.

“Ma, bukain pintu!” aku menggedor pintu rumah seperti kesetanan.

Tak peduli ini jam 4 pagi dan tetangga masih tidur. Bodoh amat! Aku ingin segera bertemu dengan mama.
Brian berjalan mendekatiku. Lelaki itu menahan tanganku yang ingin menggedor pintu lagi.

“Pelan-pelan aja, Mi, nanti tanganmu sakit,” gumam Brian lembut.

“Ih apaan sih, lepasin,” aku menyentakkan tanganku dan kembali menggedor pintu rumah mama.

“Mama masih tidur kali, jangan gedor-gedor pintu, Mia,” tegur Brian.

“Biarin aja napa sih, lagian tangan-tangan gue kenapa elu yang repot,” ujarku sewot.

“Kamu -buang tenaga kalau kayak gini. Kan ada ini,” Brian menunjuk pada bel yang terletak di samping pintu.

Entah otakku ketinggalan di mana hingga aku tak sadar ada bel di samping pintu. Ampun dah bego banget kamu, Mi!

“Biar aku aja, kamu duduk dulu,” Brian memintaku duduk dan memencet bel pintu dengan halus. Tak berapa mama keluar dengan setelah piyama dan headphone di lehernya.

“Loh, Brian, Mia, ngapain pagi-pagi ke sini?” Gumam mama kaget.

“Mama ih, dipanggilin dari tadi gak nyahut. Ke mana aja sih?" gumamku kesal.

“Mama gak denger, Mi. Soalnya mama tidur pakai headphone, dengerin lagunya Stray Kids yang baru terus mama ketiduran,” jelas mama.

Hah Stray Kids? Bukannya itu boygroup yang terkenal itu? Sejak kapan mamaku suka Korea-koreaan? Mamaku kan benci banget korea-koreaan. Apalagi  lagu korea. Benci banget dia mah!

“Sejak kapan mama suka korea?”

“Kan kamu yang ngeracunin mama, Mi.”

“Hah, aku? Kapan?”

“Eh kok ngobrolnya di depan pintu sih, ayo masuk,” gumam mama mengajakku masuk. Aku dan Brian berjalan mengikuti mama ke dalam rumah. Brian duduk di sofa dan merebahkan kepalanya. Dia terlihat masih mengantuk.

“Duh, Nak Brian pasti capek banget ya nganterin Mia ke sini?”

Brian bengkit dari posisinya dan membenarkan duduknya, “Enggak Ma. Brian malah seneng bisa sekalian menikmati udara pagi.” Brian tersenyum.

Hilih sok kalem! Cari muka banget sih tuh anak di depan mama!

“Ma, pokoknya mama harus jelasin ke aku. Dia siapa?” Aku menunjuk ke arah Brian.

“Dia siapa? Maksudnya gimana, Mi?”

“Iya, maksudku si Brayen---“

“Brian, Mia,” potong Brian.

“Iya, iya taulah nama loe siapa. Si Brian ini siapa?”

Mama menjitak kepalaku, “Sama suami yang sopan, masa manggilnya loe gue,” protes mama.

“Suami? Jadi beneran dia suami aku?”

Mama memegang keningku dengan tangannya, “Kamu sakit, Mi?”

“Ih, mama aku nanya ke mama serius, dia siapa sih? Masa ya ma aku bangun tidur terus ngeliat dia di sampingku telanjang dada. Kan aku kaget dong ya?”

“Terus?” Mama menanggapi dengan tidak antusias. Sementara Brian hanya tersenyum kecil.

“Kok mama tanggapannya gitu sih. Anakmu tidur sama lelaki tapi mama kok santai-santai aja?" Ujarku jengkel.

“Lah terus mama harus gimana, dia itu suami kamu, Mi. Jadi sah dong kalau dia mau ngapa-ngapain kamu juga. Masa mama harus jerit-jerit karena kamu tidur bareng sama Brian? Harus gitu mama umumin di mesjid pakai toa?” Ujar mama santai.

Aku meremas rambutku gemas. “Aku nikah sama Brayen ---“

“Brian, Mia,” ralat Brian lagi.

“Iya, duh ribet amat sih manggil namamu, kenapa gak Eko, atau Dimas aja. Kan gampang aku manggilnya,” protesku.

“Aku nikah sama dia ini kapan sih, Ma?” Tanyaku pada Mama.

“Eh, bentar mama lupa, kapan ya, mama ingatnya tanggal rilis lagu Stray Kids doang. Kapan sih, Bri?” Mama berbalik tanya pada Brian.

“Desember tahun lalu, Ma,” jawab Brian.

“Terus kita nikahnya, eum, maksudku aku sama kamu nikahnya di mana?”

Brian menyandarkan kepalanya lagi ke sofa, “Bali. Kan kamu yang minta.”

“Aku?”

“He’em. Kamu kan pengen nikah di pinggir pantai gitu. Terus kita pesen cottage di bali. Sekeluarga doang. Keluargaku sama keluargamu, kamu beneran gak inget?” Ujar Brian.

Boro-boro ingat  perkara nikah, aku merasa ini seperti mimpi. Bukannya kemarin baru aja mama nanyain aku kapan nikah, terus tahu-tahu aku bangun sudah menyandang status sebagai Nyonya Brian. Ih, geli banget nyebutnya.

“Yang ngajakin nikah siapa?”

“Kamu,” gumam Brian dengan mata setengah terpejam.

“Aku?” Ujarku setengah berteriak.

“Mia kenapa sih teriak-teriak, masih pagi hemat suara dong,” tegur mama.

“Aku yang ngajakin kamu nikah?”

Brian mengangguk, “Beneran, aku gak bohong, tanya aja mama,” tunjuk Brian pada mama.

Beneran aku yang ngajak nikah? Aku? Nembak cowok saja tidak berani apalagi meminta seseorang untuk menikah.

“Beneran Ma aku yang ngajak nikah?”

“He’em. Kamu malah yang ngotot mau nikah ma Brian,” gumam Mama.

Demi apa? Masa aku yang mengajak Brian nikah terlebih dahulu. Gengsi banget dong! Mau ditaruh di mana ini muka?

“Gimana ceritanya kok aku bisa ngajakin dia nikah?”

“Panjang ceritanya, nanti aku certain di rumah. Ma, Brian ngantuk banget boleh numpang tidur bentar gak?” Ujar Brian meminta izin.

“Sok atuh kalau mau tidur,” mama mengizinkan.

“Tunggu deh, Bri. Jangan tidur dulu,  aku belum selesai nanya ke kamu,” ujarku mencegah Brian tidur.

“Apalagi sih, Sayang. Kan nanti kita bisa bicara di rumah. Hari ini aku libur kerja,” gumam Brian.

Sayang? Haduh sudah berapa lama tidak ada yang memanggilku sayang, kenapa hatiku jadi deg-degan. Duh, sadarlah Mia.

“Enggak, pokoknya aku mau kamu jawab sekarang,” aku mencoba menetralkan nada suaraku. Brian yang sudah menata bantal kembali duduk.

“Apa? Mau nanya apa?” Gumamnya kesal.

“Kamu kenapa gak nolak nikah sama aku?”

Brian mengucek matanya dan menatapku dengan serius, “Karena kamu cantik masa aku nolak nikah sama kamu,” gumam Brian cuek.

Deg! Aku speechless. Tak tahu harus bertanya apa-apa lagi. Susunan kata di kepalaku mendadak ambyar. Apaan sih diginiin aja aku melting. MIA, SADAR WOI!!!

A/N
Halo, gaes
Gimana gregetan ga sih sama couple  satu ini? Hehhe jangan lupa vote  dan komen ya. Aku usahan update secepatnya karena  aku ada beberapa  naskah yang mesti diurus juga.. Leave komen ya kakak😁😁😁
🙏🙏🙏🙏

Day6  HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang