Out Of BLue (SPIN OFF: Hujan, Rumah, Aku dan Kamu)

109 6 0
                                    


SPIN OFF: HUJAN, RUMAH, AKU DAN KAMU

RATING: 16+ Pembaca harap bijak ya. Cerita ini hanya fiksi belakam jangan dibawa ke RL

Dowoon POV

Nyatanya melupakan Debby tidak semudah itu. Meski aku sudah merelakan dia bersama Jae, kakakku tapi tetap saja aku masih belum bisa MOVE ON darinya. Padahal mereka sudah menikah dan bahagia hidup bersama, tapi aku tetap saja tidak bisa menghapusnya dari diriku.

"Woon, mikirin apa sih?" Alena membuyarkan lamunanku. Alena adalah temanku selain Debby. Dia tomboy dan sangat menyukai art, seni melukis jalanan.

"Gak mikirin apa-apa kok," sahutku tak bersemangat. Sebenarnya bukan hanya aku Debby yang mengganggu pikiranku. Tapi sebuah tawaran pekerjaan di LA. Aku sudah memikirkannya. Mungkin lebih baik aku kabur saja, pergi ke LA dan menetap di sana.

Meski kami tidak tinggal serumah, karena Jae dan Debby tinggal di apartemen sekarang. Tapi tetap saja setiap minggu mama selalu mengundang Debby ke rumah. Jadi mau tak mau aku bertemu dengannya.

"Lo kalau ada masalah cerita gih. Dipendem mulu ntar lama-lama busuk," celetuk Alena. Alena itu ceplas-ceplos, tomboy dan blak-blakan. Entah kenapa berteman dengannya membuatku nyaman karena anaknya tidak ribet.

"Sialan," aku mengumpat. Jika dipandang lebih teliti Alena sebenarnya cantik hanya saja malas berdandan, tapi meskipun begitu dia punya pacar dan lumayan ganteng, tapi lebih ganteng aku tentu saja.

Jika kalian bertanya kenapa aku tak jatuh cinta padanya saja? Hello, ini bukan cerita di wattpad yang seperti kalian baca. Aku masih sibuk mengurusi patah hatiku yang belum sembuh bagaimana bisa aku jatuh cinta begitu saja? Kau pikir aku chicken express?

"Apa gue terima aja ya tawaran kerjaan di LA?" daripada dipendam mending kucurahkan saja segala unek-unekku padanya.

"Kalau gajinya bagus, kenapa ga lo ambil. Kata lo mereka bahkan nawarin lo apartemen dan akomodasi. Beuh kalau gue jadi lo udah gue ambil," ujar Alena.

"Lo tahu masalah gue sebenarnya apa? Gue gak bisa jauh dari rumah." ujarku.

Home sick. Entah kenapa aku benar-benar gak bisa kerja jauh dari rumah. Bahkan kerjaanku yang sekarang sangat dekat dengan rumah. Namun entah kenapa akhir - akhir ini rumah rasanya tidak seperti rumah lagi. Aku benar-benar ingin pergi jauh. Sebenarnya bisa kerja jauh dari rumah asal masih satu kota dan masih dijangkau dalam sekali jalan.

"Lo ini beneran kayak anak kecil tahu, Woon. Lagian lo bisa nyiptain rumah lo sendiri di LA, yang namanya rumah tuh bisa berpindah - pindah kalau lo memang butuh. Kayaknya bukan karena lo home sicks tapi lo love sicks," ledek Alena.

Meski kasar tapi omongan Alena benar sih. Ini bukan karena home sicks tapi karena aku masih berpikir bahwa aku masih punya kesempatan memiliki Debby padahal kesempatan itu sudah hancur di depan mata.

***

Aku benar-benar ke LA, sudah dua bulan dan home sicks parah. Aku merindukan seblak di Jakarta, kangen mama, semuanya serba tidak enak di LA. Meski mama tidak pernah absen meneleponku setiap hari tapi tetap saja, aku kangen rumah.

Kerjaanku baik-baik saja. Mereka memberikanku fasilitas yang bagus. Aku belum tanda tangan kontrak karena masih takut aku tiba-tiba ingin pulang ke Jakarta.

Ada yang aneh semenjak aku ada di LA, aku merindukan Alena. Sebuah kerinduan yang tidak seharusnya. Dia sudah punya pacar, aku tidak ingin mengusik ketenangan hubungan mereka.

***

Sudah dua natal terlewati dan aku tak pulang sama sekali, kerinduanku pada Alena benar-benar menyebalkan. Terlebih Alena seperti menghilang ditelan bumi. Dia sama sekali tidak bisa dihubungi.

Day6  HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang