Jae SERIES: When YOU LOVE SOMEONE

1K 50 0
                                    

A/N Halo teman-teman.  Setelah aku bawain  brian series  sekarang aku bawain  Jae Series.  Jika pernah baca cerita debby dan jae sebelumnya.  Kali ini aku bawa series jae dengan konsep yang lain.  Semoga suka ya.

BAB 1
For The First Time

Mungkin aku bukan alasan kenapa kamu membuka mata pagi ini. Tapi kamu adalah alasan kenapa aku ingin membuka mata setiap hari.”

“Nes, barang-barang kamu taruh yang bener,” Omel mama padaku.

“Bentar mah, agnes lagi balesin chat nih,” gumamku sambil membalas satu per satu chat di grup MAE DEH. Aku sibuk membalas satu per satu chat dari Bila, Nara, dan juga teman-temanku yang lainnya.

Bila: Huanjer wonpil ganteng banget.

Nara: Biasa aja lagi udah dari orok emang tuh orang ganteng.

Soleha: Gantengan Jae aku dong.

Aku: Idih Jae milik aku yah.

Begitulah pagiku selalu diawali dengan hal receh seperti ini. Rebutan Bias. Tahu bias kan? Semenjak gabung di grup chat rasanya hidupku gak sepi lagi. Meski kita belum pernah ketemu di dunia nyata tapi kehadiran mereka membuat hari-hariku hidup.

“Nes, kacamata mama taruh mana?”

“Jae ma,” gumamku tanpa sadar.

“Apa? Jae. Jae tuh di mana?” Gumam mama berteriak lagi. Aku baru sadar kalau menanggapi pertanyaan mama dengan sesuatu yang konyol.

“Di hatiku dong ma,” teriakku sambil cengar-cengir.

“Agnes, mama nanya serius nih,” gumam Mama.

Aku hanya bisa merenges menanggapi perkataan mama. Hari ini keluargaku sibuk beres-beres karena akan ada acara keluarga gitu. Dari pagi mama sudah teriak-teriak menyuruhku beres-beres tapi aku mager banget. Asli. Kalau udah ketemu kamar, AC, bantal, wifi, buka twitter, instagram gitu rasanya kayak udah pewe banget. Males banget untuk pindah.

Aku melirik jam di nakas. Astaga kok udah siang sih? Aku kan harus ke kampus hari ini. Wah gila! Masa aku telat pas kuliah hari pertama. Kan gak etis. Aku melemparkan hapeku ke kasur dan segera berlari ke kamar mandi.

”Ngapain Nes, lari-lari? Joging?” Gumam mama datar setelah  menemukan kacamatanya.

“Mama kok gak ngomong sih kalau udah jam sembilan, aku kan ada kelas pagi,” cerocosku pada mama.

Mama yang sedang mengelap panci di tangannya menatapku dengan tatapan tak terima, “Kan mama gak tahu jadwal kuliah kamu. Lagian yang telat kamu kenapa mama yang dimarahin,” gumam Mama.

Au ah, Ma. Agnes buru-buru nih,” aku sewot dan mempercepat langkahku ke kamar mandi.

“Dih mau ke mana sih?”

“Kampus, mamaku tersayang, lah masak mau ke sawah,” Mama banyak omong deh pagi ini Sudah tahu aku hampir terlambat aja masih juga ditanyain ke mana.

“Pagi-pagi kayak gini?”

Langkahku terhenti, “Pagi gimana sih, Ma. Udah jam 9 nih.” Ujarku kesal.

“Kamu gak liat jam di kamarmu mati?”

Hah? Aku melongo. Aku berlari ke kamar dan mengamati jam di atas nakasku. Huasem. Jarum jam di dalamnya tak berdetak sama sekali. Mati. Wagelaseh. Kok aku gak tahu.

“Mama tuh baru mau ganti baterainya pagi ini, makanya mama kaget kenapa  kamu buru-buru buru banget,” gumam mama sambil mencoba menahan tawa.

“Ya mana agnes tahu, Ma.”
Lututku lemas. Aku merebahkan tubuh kembali ke kasur. Meraih hapeku dan berselancar di sosmed lagi.

“Terus sekarang sebenarnya jam berapa,  Ma?” Ujarku sambil membuka twitter. Mama melirik jam di tangannya.

“Jam sembilan kurang lima belas,” ujar mama santai.

“APA?” Aku kembali melempar hapeku ke kasur.  Dan segera berlari kembali ke kamar mandi.

“SAMA AJA BOONG KALI MA! YA AMPUN YA AMPUN AKU TELAT” Mama tertawa melihat tingkahku.

“Kamu jangan lupa pulang kuliah ke gereja sekalian,” gumam Mama.

Deg! Langkahku berhenti lagi mendengar kata gereja aku kembali mengingat seseorang. Seseorang yang pernah membuat jantung ini berdebar dan membuatku bersalah pada Tuhan. Karena aku lebih mencintai hambanya daripada sang pencipta.

To be continue

A/N hehheh pendek banget  ya😂😂😂 padahal udah 600 kata hahahha.  Jangan lupa vote dan komen ya














Day6  HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang