Malming THE SERIES Wonpil: Love is not a big thing.

423 29 30
                                    

"Membahagiakanmu  tak perlu hal-hal besar ternyata." Wonpil

*Sebuah story terinspirasi dari  kisahnya  temannya cc younghyun sebagian fiksi,  hampir  semuanya. Hehe. Gimana sih  thor.  Bagian di pasar malam adalah  pengalaman temennya ccYounghyun  hehe thank you.

Sebagai seorang  pacar Wonpil  sangat menantikan momen yang satu ini.  Momen di mana dia akan berkencan dengan pacarnya di malam minggu. Temenan sejak orok,  akhirnya  Wonpil berani nembak Dea setelah mati-matian menyembunyikan perasaannya selama lima tahun terakhir.

Dea tak ambil pusing.  Baginya cinta bisa  berjalan seiring waktu.  Dia juga sudah nyaman  temenan  sama Wonpil  selama ini,  baginya tak ada yang akan berubah jika dia pacaran  dengan teman sendiri.

Orang tua mereka juga sangat merestui hubungan Dea dan Wonpil.  Yang penting  jangan neko -  neko aja.  Dea masih mahasiswa semester  empat.  Sementara  Wonpil  tinggal menunggu wisuda bulan  depan. 

Enam bulan jadian tak ada yang berubah.  Dea masih saja gadis yang cuek  dan punya  banyak teman.  Dea itu tomboy,  suka mendaki dan temennya kebanyakan  cowok.  Sementara  Wonpil malas banget  kalau  disuruh ke gunung,  bukannya malas jalan,  tapi Wonpil  punya alergi dengan udara dingin.  Dia gak bisa kalau disuruh mendaki.

Dea pun gak rewel,  ga suka aneh-aneh.  Gak nuntut banyak dari Wonpil.  Dea terlalu  mandiri sebagai seorang cewek.

"Aku minggu depan ndaki boleh gak sih?" Ujar Dea sambil tangannya sibuk mengerjakan tugas.

Wonpil yang tengah menatap laptop berhenti  sejenak memandang Dea,  "Sama siapa?"

"Biasa,  Jae,  Hanbin,  Bangchan,  sama anak-anak yang lain."

"Cowok  semua?"

"Iya kayaknya."

"Terus kamu tidurnya bareng gitu  sama mereka?"

Dea memukul pundak Wonpil, "Ya kali,  Pil.  Gue bawa tenda sendiri."

"Oh," Wonpil  menghela napas lega.

"Boleh kan?"

"Tumben minta izin,  biasanya maen pergi aja." celetuk Wonpil.

"Lah kan kamu pacar  aku, hehhe.  Katanya kalau pacaran mesti ada izin-izinnya gitu," gumam Dea.  Wonpil tersenyum  tipis,  mencoba  menyembunyikan  senyumnya dari Dea namun gagal.

"Cie  diakui pacar.  Gue izinin tapi ada syaratnya."

"Apa?"

"Kita ngedate.  Tapi kali ini bukan sebagai temen.  Sebagai pacar,  bisa?"

"Bedanya apa?" Tanya Dea polos.

"Ya beda aja.  Pokoknya  malam minggu ini."

"Oke," jawab  Dea ringan bin cuek.

***

Wonpil sibuk memilih kemeja apa yang  pas.  Berbeda dari biasanya  dia ingin terlihat  rapi.  Dia pun memilih kemeja bergaris yang dipadu dengan celana jeans dan sepatu converse.

Begitu sampai di rumah Dea dia mengetuk pintu.  Biasanya asal  nyelonong sih. Tapi karena ada mama papanya Dea dia jadi ga bisa asal nyelonong  gitu aja.

"Eh,  Wonpil. Nyariin dea?"

"Iya Tante," Jawab Wonpil  sopan. 

"Wih rapi  banget  mau kondangan,  Pil?" gumam papanya Dea. Wonpil  hanya  tersenyum. Ya kali om kondangan pakai converse,  batinnya.  Tapi Wonpil  ke kondangan pakai kaos aja juga udah ganteng.  (Thor,  please  jangan curhat.  Oke skip).

Day6  HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang