"Jika aku bisa memutar waktu, aku ingin menukar segala rasa sakitmu dengan apa yang kupunya. Jika bisa" Jae.
*cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan tokoh, latar hanya kebetulan semata.
Jakarta. Kembali lagi ke kota ini setelah setahun. Dan entah kenapa dadaku kembali sesak. Begitu melangkahkan kaki di bandara, aku disambut dengan hangatnya My Day Indonesia. Kota ini masih sama hangatnya masih sama padatnya.
"Loe baik-baik aja?" Bisik Brian di telingaku sambil melewati kerumunan orang-orang.
Aku mengangguk sambil tersenyum tipis."Jae, jangan terlalu merasa bersalah. Semua itu sudah berlalu," gumamnya.
Aku tahu. Namun aku tak bisa lepas dari rasa bersalah itu selama 360 hari sejak aku bertemu dengannya.
Kami pun berjalan cepat meninggalkan kerumunan orang-orang di bandara semakin padat. Keluar dari bandara aku pisah mobil dengan Brian, Wonpil, Sungjin dan Dowoon. Seperti biasa, hal pertama yang kucari dimanapun adalah MCD. Aku tidak bisa makan sembarang makanan dan harus pilih-pilih, satu-satunya makanan yang bisa kupilih adalah MCD. Meski itu junkfood. I know.
Setelah mendaftar pesanan dari Brian dan teman-teman, aku kembali ke mobil. Kutatap luar jendela. Di luar sana riuh. Namun hatiku sesak. Ingatanku kembali saat setahun yang lalu. Setahun yang sangat kusesali seumur hidup. Tanpa sadar aku telah merenggut senyum seseorang.
"Besok jadi ketemu Mckay, Jae?" Tanya Hyung, manajerku yang sudah seperti kakakku sendiri.
"Jadi katanya di mall mana gitu. Dia sama seseorang," gumamku sambil tak melepas pandangan dari luar jendela.
"Jadi obat nyamuk kamu?"
"Hah?"
"Mckay bukannya sama pacarnya?"
"Hah? Iyakah? Aku gak tahu. Ya ketemu ma Mckay doang. Dia ga bilang ma siapa. Beneran punya pacar dia?" aku tertawa.
"Beneranlah. Kamu ga pengen nyari pacar?" Tanya Hyung padaku.
"Kalau aku nyari pacar nanti Hyung yang repot, hyung mesti tambah repot. Ini World Tour aja belum kelar tambah aku punya pacar. Kacau deh nanti," gumamku sambil mengeluarkan burger dari kantong MCD.
"Kamu masih ngerasa bersalah sama Jasmine ya?"
Jasmine. Nama itu. Hatiku berdebar setiap mendengar namanya. Aku membuang pandangan ke luar jendela. Bukan aku terlalu pengecut. Tapi ketika hyung menyebut nama Jasmine kembali aku kembali teringat akan kesalahanku di masa lalu.
"Jae, semuanya bukan salahmu. Semua itu salahku," ujar Hyung dengan wajah sedih.
"Bukan Hyung aku yang nyebabin semua ini," aku bersikeras.
"Sampai kapan kamu akan hidup dalam rasa bersalah. Ini sudah setahu dan kamu terus mengirimkan bunga untuk Jasmine setiap hari. Mengirimkan biaya hidup untuknya dan kamu masih terbelenggu dalam rasa bersalah ini. Jae, it's enough."
Aku menggeleng," This is my fault, aku hanya mencoba melakukan apa yang aku bisa. Tapi itu tak cukup. Kau tahu Hyung, Jasmine kehilangan mimpinya karena aku." Aku memegang rambutku sendiri dan meremasnya erat. Pusing.
"Jae. Jasmine juga sudah memaafkanmu. Please jangan hidup dan berhenti di tanggal 8 Desember tahun lalu. Kamu masih punya jalan panjang," gumam Hyung.
Mataku beekaca-kaca. Entah kamu mau bilang apa. Tapi jika membahas soal Jasmine aku merasa sangat bersalah telah menyakiti dan membuat seorang hamba Tuhan kehilangan mimpinya. Aku memilih diam. Menyandarkan bahuku dan menatap pemandangan di luar sana hingga sampai hotel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Day6 Halu
FanfictionWelcome to zona bebas halu, bucin, dan baper, lemondeul. Harap dijaga baik-baik hatinya biar ga baper. Jangan lupa vote dan komen ya. Request story and pict: Tinggalin komen dan dm aja. Follow Twitter @J_key1219 Mention kalau mau request...