MALMING THE SERIES JAE: ITS OKAY TO CRY

371 38 3
                                    

Cast: Jae as Jae
Brian as Brian
My Day  as Ara

"Gue udah jujur ke Ara,"  gumam Brian.  Jae yang tengah berkutat dengan laptopnya menoleh.

"Tentang?"

"Perasaan  gue yang sebenarnya," Brian mengacak rambutnya kasar.  Jae terhenyak. Dia langsung  berdiri dari tempat  duduknya,  mencabut hape dari charger dengan kasar lalu menyahut kunci sepeda motor beat miliknya.

"Loe emang  brengsek,  Bri.  Loe emang brengsek," maki Jae sebelum keluar  dari kosan.

"Loe boleh maki gue sesuka loe. Tapi gue ga bisa terus-terusan ngebohongin dia."
Ujar Brian.

"Loe suka sama dia kan?" Jae yang hampir  keluar dari kosan berbalik. Dan menatap Brian dengan tatapan membunuh.

"Karena gue tahu loe suka sama dia. Gue gak bisa  gini terus."

Jae maju.  Mencengkeram kerah Brian.  Tangannya mengepal.

"Gue suka atau enggak sama Ara itu urusan gue. Tapi gue yakin loe gak buta.  ARA SUKA SAMA LOE,  BRI."

Jae hampir saja memukul Brian jika dia tidak ingat dia tengah mencemaskan Ara sekarang.  Lelaki itu  mengambil napas panjang.

"Sekarang  Ara di mana?"

"Alun-Alun." Jawan Brian dingin

"Loe ninggalin  cewek yang baru aja loe tolak di alun-alun.  Malam minggu  pula.  Fix,  loe emang brengsek." Ujar Jae.

"Lah gue harus gimana,  dianya ga mau pulang."

Jae mendengus. Sumpah manusia satu di hadapannya ini benar-benar gak punya perasaan.

Jae melepaskan cengkeramannya di kerah Brian dengan  kasar lalu menghempaskannya hingga Brian hampir menubruk dinding.

"Gue bakal bikin perhitungan sama loe nanti," gumam  Jae keluar dari kosan dan segera menstarter motor beatnya menuju Alun-alun.

Gerimis menerpa wajah Jae,  namun tak dia hiraukan. Yang terpenting sekarang adalah Ara.  Dia harus menemukannya terlebih dahulu.  Jae memarkir motornya di dekat  taman. Mencabut stop kontak lalu berlari menyisiri alun-alun.

Dia mengeluarkan  hape dari sakunya,  lalu menelepon Ara.  Namun sialnya hape Ara tidak bisa dihubungi.

"Bakalan gue bunuh Brian  kalau Ara kenapa-napa," decak Jae.

Mata Jae tiba-tiba  terpaku pada seorang  gadis yang tengah memesan bakso bakat sambil memakan satu tusuk bakso bakar di tangan kanannya.  Jae berlari menuju taman yang letaknya tak jauh dari hadapannya. Hampir saja dia tertabrak motor jika sang pengendara tidak sigap mengerem kendaraanya.

"Maaf-maaf," ujar Jae yang menyadari kalau dia salah.

"Ara...," Jae memegang lengan Ara dengan napas tersengal.

"Jaeee...  Loe ngapain di sini?"

"Hhhhh...  Hhh... Gue nyariin loe," jawab Jae dengan napas yang belum teratur.

"Ngapain nyariin gue?" Ujar Ara dengan tatapan mata polos. Ini beneran Ara kan? Ara yang baru saja ditolak Brian sejam yang lalu.  Ara yang harusnya patah hati dan nangis-nangis namun  apa yang dia lakukan?  Memesan sepuluh  tusuk bakso bakar  dan memakannya dengan  santai.

"Loe gak papa?" Tanya Jae.

"Memangnya gue kenapa?"

"Ikut gue," Jae menarik pergelangan tangan Ara. Namun  Ara meronta.

Day6  HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang