*Hai author balik bawa Aji sama Brian lagi nih. Semoga suka ya.
“Loe Aji kan?” Aji memandang seorang perempuan berumur dua puluhan yang mendatanginya dengan tatapan heran.
“Iya. Siapa ya?” Aji yang tengah menyantap nasi goreng terlihat tak acuh dan melanjutkan makannya dengan santai. Tak ada hal di dunia ini yang bisa mencuri perhatian Aji kecuali mamanya.
Aji kok ganteng sih? Tapi kadang jutek kek Brian.
“Panggilin abang loe sekarang!” Perintah perempuan itu. Aji melongo. Siapa sih datang-datang nyuruh-nyuruh kek emak gue aja, Emak juga bukan. Mending juga emak gue kalau dandan cantik, lah ini mbaknya dandan bukannya bikin dia cantik malah bikin dia ngeri, cerocos Aji dalam hati.
“Mbaknya siapa ya? Ada urusan apa sama abang gue?” Aji cuek.
Bodo amat siapa perempuan di hadapannya ini yang penting dia makan. Selesai.
Pelajaran matematika di jam terakhir jelas membuatnya tambah lapar, apalagi tadi pagi Bang Brian gak ngasih dia makan gegara Brian ada meeting pagi di kantor.
“Pokoknya aku mau ketemu abang kamu sekarang juga. Tiik!!!” Teriak perempuan itu yang berhasil mengalihkan perhatian seluruh isi kafe.
Aji kaget. Kerupuk yang tinggal segigit dan hampir masuk ke mulutnya mencelat dan jatuh entah ke mana. Dia hampir saja kesedak nasi goreng jika tidak buru-buru menelannya.
“Mbak, ngegas sih ngegas tapi gak usah muncrat juga kali. Seragam pramuka gue cuma ini, mana besok kudu dipakai lagi,” Aji mengusap seragam pramuka satu-satunya yang dia punya. Mana besok seragamnya kudu dipakai karena ada upacara hari pramuka kini basah dengan air liur mbak-mbak di hadapannya ini.
“Aku pengen ketemu, Brian. Kamu harus panggil abang kamu sekarang,” kini Mbak di hadapan Aji mulai berkaca-kaca.
“Mbak yang pengen ketemu abang saya itu banyak, pak pos, tukang sayur, petugas listrik juga tiap bulan pengen ketemu abang saya. Lah mbak ini siapa?”
“Aku Vania, mantannya Brian,” gumam Vania yang mendesak Aji untuk mempertemukan dia dengan Brian.
“Mantannya Bang Brian banyak, mbak yang nomer berapa?” Tanya Aji dengan tenang.
“Lah mana aku tahu. Pokoknya panggilin abang kamu, Ji. Ini urusan penting. Kalau kamu gak mau panggilin abang kamu, aku bunuh diri nih,” gumam Vania mengambil garpu milik aji.
“Bunuh diri pakai Garpu popmie mana mati, Mbak,” Aji ngakak. Vania baru sadar kalau garpu yang diambilnya bekas garpu Aji makan popmie bukan garpu nasi goreng miliknya.
“Buruan gih, Ji. Panggilin Brian. Aku hamil anak brian!”
Uhuk!!! Aji keselek kuaci yang baru dimakannya. Bukan karena dia tahu fakta kalau perempuan ini hamil anak brian tapi karena Vania ngomong sambil muncrat lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Day6 Halu
FanfictionWelcome to zona bebas halu, bucin, dan baper, lemondeul. Harap dijaga baik-baik hatinya biar ga baper. Jangan lupa vote dan komen ya. Request story and pict: Tinggalin komen dan dm aja. Follow Twitter @J_key1219 Mention kalau mau request...