Malming THE SERIES (Sungjin) : Je, Luv You

377 33 14
                                    

Sungjin  as Danar
My Day  as Jeje
(Request  from  Jeje.  Thanks for request  Semoga  suka)

"You never know that i loved you" Danar

"

Mau jadi pasangan gue gak?"
Aku hampir  tersedak mie ayam saat Danar tiba-tiba  melontarkan kata-kata itu padaku.  Ini bukan penembakan. Eng...  Maksudku pengakuan.  Karena aku yakin Danar tak pernah  punya rasa sama aku.  Lagian  mana mungkin dia jatuh cinta pada kentang  sepertiku.

"Maksudku jadi pasangan ke Reuni SMP doang,"  lanjutnya sebelum aku salah paham.

Aku kembali melanjutkan makanku yang masih setengah  mangkok.  Mubadzir kalau gak dihabiskan. Maklum anak kos, tanggal tua lagi.  Sebiji miepun juga  berharga.  Lagian mumpung  ditraktir Danar.

"Eum,  memangnya kamu gak ada pasangan lain?"

Danar   mengaduk es teh di hadapannya dengan wajah datar.  "Gak ada.  Kan loe tahu gue jomblo,"  gumam Danar.

"Terus harus banget  ya ke reuni bawa pasangan?"

Danar tak pernah tahu bahwa saat tadi dia bilang  mau jadi pasanganku enggak,  jantungku sudah ambrol  berkeping-keping.  Dia memang begitu.  Dari tiga tahun yang lalu  juga gak pernah peka kalau aku suka sama dia.

Kenalin ini  mas Danar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenalin ini  mas Danar

" Ya gak harus sih.  Cuma yang lain bawa.  Masa gue di sana dlongop sendirian."

Aku diam.  Kalau aku langsung jawab  iya apa aku akan terlihat  terlalu  antusias? Padahal memang sebenarnya  aku antusias.

"Gimana Je,  mau gak?  Kalau loe gak bisa sih  ya udah.  Mending  gue gak datang aja apa ya?"

"Ya Jangan - - -"
Danar menatapku kaget.  Lagian kenapa aku tiba-tiba  berteriak.

"Eum maksudku.  Ya udah aku temenin
Kamu reuninya kapan?"

"Sabtu  ini jam 7.  Gak ada acara kan?"

Aku menggeleng.  "Ya udah gue jemput jam 6 ke kosan ya." gumam Danar.  Aku mengangguk sambil memasukkan mie ke dalam mulutku.

"Thanks ya,  Je.  Loe emang temen gue yang paling  baik," gumamnya  sambil mengacak rambutku.  Rasanya  seperti  kelelegen sumpit lebih baik daripada  mendengarnya mengatakan "temen gue".  Iya,  temen je...  Temen...  Sadarlah.

Aku menepuk-nepuk dadaku yang kesusahan mencerna mie yang kutelan. Sungjin  dengan  sigap menyodorkan es teh di hadapannya.

" Makan pelan-pelan napa sih,  Je," omelnya.  Padahal yang membuatku tersedak bukan karena makan terburu-buru tapi dia yang mengacak-acak rambutku.

"Ini," Danar  mengeluarkan  kredit card miliknya.

"Apaan?"

"Beli baju  sama make up."

Day6  HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang