Broken Pieces (Part 2)

256 25 2
                                    

"Yang  patah akan berganti.  Yang berganti  tak  akan sama lagi."

Sungjin  hanya diam menatap  Kayla tanpa banyak  tanya.  Ini bukan  situasi  yang tepat.  Dia mengaduk ice Americanonya yang mulai mencair.

Di sinilah mereka.  Sebuah kafe  dengan suasana yang hangat.  Six Cafe. Seorang  menghampiri Sungjin  dan Kayla.  Membawakan sebuah cokelat  panas.

"Hai,  Kay," sapa Dowoon  ramah memecah suasana.  Dowoon  meletakkan sepiring macaroons di hadapan Kay.

Kay hanya tersenyum  tipis,  "Hai Woon,"  gumam Kay.

"Kay,  doang  nih  yang disapa?" celetuk Sungjin.  Dowoon  tertawa.

"Loe kan udah tiap minggu ke sini Bang,  kalu ngedate sama mbak Al--" Dowoon  tak jadi  bicara.  Dia lupa di hadapannya ada Kay.  Dowoon  menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Dimakan ya,  Kay.  Ini gratis  kok," gumam Dowoon.

Kay hanya tersenyum  dan meletakkan kepalanya di meja.  Dowoon  pun  kembali melayani pembeli lain di kafenya.

"Kay,  are you  okay?" gumam Sungjin.

Kay hanya bergumam.  "Hem"

"Sungjin,  bisakah  kamu minta Dowoon  untuk mengecilkan AC.  Dingin, " gumam Kay dengan  mata hampir terpejam.

Sungjin  menoleh kiri kanan.  Kafe Dowoon  sedang ramai. Tidak mungkin  dia meminta Dowoon  mengecilkan  AC,  nanti pengunjung  kafe ini kegerahan.

Sungjin  melepas Jaket jeans yang dipakainya, "Kalau ngantuk aku anter kamu pulang aja ya,"  gumam Sungjin.

Kay menggeleng kecil, "Gak mau. Aku mau di sini sebentar"

Sungjin  berdiri  dan menyampirkan Jaket  di bahu Kay.  "Ya udah kamu bobok dulu gih  nanti aku bangunin  kalau kafe  mau tutup"  Ujar  Sungjin  mengelus kepala Kay.  Kay punya kebiasaan  tidur  dengan kepala dielus.  Dia juga kadang minta  Sungjin  mengelus  kepalanya saat kay ingin tidur  di jam kosong kampus.  Orang - orang salah bepikirm kalau mereka adalah pasangan, tapi Kay paham betul bahwa ada hal lain yang dia rasakan.

Hampir sejam Kay tertidur, Dowoon menghampiri Sungjin sambil membawa segelas ice americano.

"Kay, kenapa Bang?" Ucap Dowoon sambil meminum Americano di tangannya. Keadaan kafe lumayan sepi jadi Dowoon bisa beristirahat sejenak.

"Something happen?" Ujar Dowoon.

Sungjin mengangguk. "Gak perlu gue ceritain kan, Woon," gumam Sungjin.

"Punya P3K enggak?" tanya Sungjin.

"Ada,  bentar  gue ambilin dulu" gumam Dowoon.  Sungjin  membuka ikatan sapu tangan  miliknya dengan hati hati sambil  meniup niup tangan Kay.

Dia lega untung  hanya goresan kecil. Entah sudah berapa goresan di tangan  gadis  ini.

"Kay,  sampai kapan sih  kamu  nyakitin  diri sendiri" Gumam  Sungjin.

Dowoon  kembali  dengan kotak P3K di  tangannya.  Lalu menyerahkannya pada Sungjin.

"Lo sadar ga sih bang kalau Kay suka sama loe" Ujar Dowoon  duduk di depan Sungjin.

"Gue juga udah tahu sejak jaman kuliah.  Tapi lo tahu kan gue cuma  nganggep dia adik,  Woon."

"Loe gak pengen jagain Kay gitu?"

"Gue masih bisa  jagain dia meski dia punya pacar."

"Bang, mana ada sih yang mau dijagain orang dikasi perhatian  tapi ternyata  ga ada hubungan.  Sama aja di php atuh."

Day6  HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang