Malming THE SERIES: SOMETHING BROKEN

461 37 12
                                    

"We know  we hurt,  but there is another  heart hurt than us." Sungjin.

Ini bukan  pertama kalinya Sungjin  makan  malam denganmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini bukan  pertama kalinya Sungjin  makan  malam denganmu. Namun entah kenapa dia merasa sangat gugup. 

"Udah siap?" Gumamnya dengan nada gugup. Kamu tersenyum santai. Ini bukan hari yang istimewa. Jadi tidak kamu memilih setelan casual untuk malam ini.  Hanya gaun bermotif bunga selutut dengan rambut kamu yang dicepol asal.

"Gini aja gapapa kan? Apa aku perlu berganti pakaian?"

Sungjin  menggeleng,  "Gak papa kok,"  gumamnya sambil berjalan mendahuluimu menuju garasi.  Sungjin  terlihat casual namun rapi dengan  kemeja biru  bergaris putih dan setelah jeans miliknya tampak sangat pas.

Sungjin  membukakan pintu mobil untukmu. "Makasih,"  gumammu dengan hati berdebar. Sungjin  tidak pernah gagal membuat hatimu berdebar.

Kamu masuk ke mobil dan lelaki itu berjalan  mengitari mobil menuju ke arah sebaliknya.

Tak ada yang memulai pembicaraan.  Seperti  biasanya selalu ada hening di tengah-tengah  kalian. Wangi parfu. Sungjin memenuhi seisi mobil.  Wangi  parfum yang selalu kamu rindukan ketika dia disibukkan dengan jadwal konser ke luar kota.  Sungjin  bahkan  tak tahu kamu membeli parfum yang sama dengannya,  hanya dengan  alasan jika dia tak ada,  dan kamu kangen,  kamu sering memakai parfum itu.

Mobil menembus jalanan entah ke mana. Yang penting  kamu ikut  Sungjin  saja.

"Kamu apa kabar?" Gumam Sungjin  dengan  nada amat kikuk sambil  menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Baik.  Kamu?"

"Seperti  biasa.  Kerjaan lancar?"

"Eum lancar.  Masih ngedit-ngedit aja," gumammu.  Sungjin mengangguk-angguk kecil. 

Itu  saja.  Rasanya semua kata-kata di dunia  ini lenyap jika kamu bicara dengannya. Banyak yang ingin kamu bicarakan.  Namun tidak ada yang keluar. 

Hingga mobil berhenti di hotel bintang lima kalian berdua masih mengunci bibir masing-masing.

"Kok ke hotel? Kamu ada acara manggung?"

"Enggak.  Kan kita mau makan, aku sudah pesen tempat," gumam Sungjin.

"Dinner maksud kamu? Di hotel ini. Dengan  setelan kayak gini?"

"Memangnya kenapa?"

"Masih nanya Memangnya  kenapa? Sementara  petugas vallet parking menatapmu dengan tatapa seolah berkata,  "Mbaknya ini ga nyasar mau makan di sini." Mana kamu cuma pakai sendal jepit doang. Mending dia pakai converse.

"Emangnya ga boleh makan di hotel pakai sendal?"

"Bukannya gitu tapi kan---" aku memelankan suaraku dan berbisik ke telinga Sungjin. "Kamu ga liat  aku kek anak nyasar?"

Day6  HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang