Series: SUAMI 24/7

917 83 24
                                    

Bagian 6
Suamiku Tukang Geprek

Aku mengikuti langkah Brian dengan pipi yang masih memerah. Malu banget. Sementara dia terlihat sangat biasa, seperti sudah terbiasa. Begitu memasuki warung Geprek Bojoku kami disambut dengan para pelayan yang tersenyum ramah. Sesekali Brian tak segan menyapa mereka dan berbincang.

Brian memilih tempat duduk dan mengajakku duduk di kursi nomor dua dari kanan. Kami duduk dan mulai memesan makanan. Brian sepertinya hafal banget menu makanan yang aku suka.

“Nanti sore ke dokter ya,” gumam Brian sambil mengelap tangannya dengan tissue.

“Ngapain?”

“Periksain kamulah, masa shopping ke dokter,” gumamnya sambil tersenyum.

“Kamu ngerasa aneh gak sih? Aku bangun dan tiba-tiba aja jadi istri kamu. Kalau ini bukan mimpi pasti aku sedang main drama korea apa FTV,” gumamku. Brian terbahak.

“Kamu itu aneh-aneh aja, lah memangnya kenapa sih kalau jadi istriku?” Gumam Brian.

“Ya gak papa sih. Secara kamu kan ganteng, baik, soft---“

STOP IT! Aku menutup mulutku sendiri karena tak percaya. Bisa-bisanya aku mengatakan hal itu di hadapan Brian. Ya ampun malu dong, Mia! Malu!

“Ganteng, baik, lembut, terus?” Goda Brian sambil mengangkat alisnya. Nyebelin banget gak sih?

“Hahaha kamu lucu banget tahu gak sih, Mi,” Brian mencubit pipiku lembut.

“Kalau emang ini mimpi kamu mau bangun gak?”

“Hah?”

“Iya misalnya ini mimpi, kamu milih jadi istri aku apa bangun?” Gumam Brian.

“Bangun dong, seindah-indahnya mimpi itu bukan nyata.” Ujarku. Brian mengangguk-angguk kecil. Seorang pelayan menginterupsi pembicaraan kami. Pelayan itu meletakkan pesanan kami di meja.

“Makasih, Mas,” gumam Brian pada pelayan itu.

“Siap boskuh,” gumam Sang pelayan yang disambut dengan tawa Brian ramah. Aku tertegun. Kenapa ada makhluk seramah ini di dunia ini.

“Kenapa sih melamun?” Brian menggoyang-goyangkan tangannya di depan wajahku. Aku terkesiap.

“Terpesona ya ma aku?” Ujarnya penuh percaya diri.

“Ge er,” aku bergumam.

Brian menyodorkan piring berisi ayam goreng ke hadapanku. Sementara miliknya berbeda dengan punyaku.

“Kok beda?” Protesku melihat pesananku dan Brian yang berbeda.

“Kamu gak kuat pedes, sayangku,” gumamnya sambil memakan sesuap nasi dan ayam geprek.

“Hih, masa? Aku tuh bisa makan mie dengan bon cabe sebungkus, masa gini aja gak bisa,” ujarku tak terima.

Brian meneguk es teh di hadapannya, “ Kenapa sih kalau dibilangin ngeyel banget,” ujarnya gemas.

“Ih beneran aku tuh kuat pedes,” aku mencoba meyakinkan Brian.

Ngotot dong aku! Biasanya makan mie ramen level 20 aja gak papa. Masa kayak gini gak bisa. HUH!

“Kamu itu sekarang beda, Mia,” tukas Brian sambil mengelap bibirnya dengan tissue.

“Beda gimana?” “Ya beda. Tapi aku gak bisa ngejelasin.”

“Hih, apaan sih emang?”

“Gak … gak papa. Ya udah nih, kalau mau makan,” gumam Brian mengangsurkan piringnya ke arahku.

“Tapi aku gak nanggung kalau kamu sakit perut nanti,” Brian menarik piringku ke hadapannya.

Aroma ayam geprek tercium di indera penciumanku. Perutku langsung keroncongan. Aku menyuir sedikit ayam dan mencocolkannya ke dalam sambal. Lalu memasukkannya ke dalam mulutku. Sumpah enak banget.

“Kamu sehari-hari kerjanya ngurusin ini?” Gumamku sambil mengunyah ayam geprek. Brian mengangguk.

“He’em sama aku nyambi kerjaan lain,” ujar lelaki berkemeja biru itu.

“Kerja apaan?”

“Rahasia dong.”

“Kok rahasia? Bukannya kalau udah nikah gak boleh rahasia-rahasiaan?”

“Kamu tahu kok aku kerjanya apa,” gumam Brian.

“Kamu lupa aku lagi gak bisa ngingat beberapa hal?” Ujarku mengingatkan Brian. Gimana aku bisa tahu dia kerja apa. Aku nikah ma dia aja masih belum jelas penjelasannya.

“Nanti aja kalau kamu ingat,” Brian tak mau memberitahukanku.

“Kamu malu ya punya suami yang jualan ayam geprek?” Brian bertanya dengan tatapan datar, ada rasa sedih yang bisa kurasakan dari tatapan matanya.

“Enggak, kenapa harus malu? Kan kamu  kerjanya halal.” Akubukan  tipe orang yang memandang strata seseorang dari pekerjaan mereka ya. Aku gak sesempit itu.

“Dulu kan cita-citamu pengen nikah sama orang kantoran.”

“Kapan aku ngomong gitu?”

“Pas kamu nembak aku di warung bakso Pak Sungjin,” gumam Brian sambil memakan lagi ayam gorengnya.

“HEH! Aku nembak kamu duluan?”

Yang benar saja? Seorang Mia berani menyatakan perasaannya pada seorang laki-laki sungguh sebuah keajaiban.

“He’em”

“Di warung bakso pula?”

“Iya, di hadapan mantan kamu Jae. Kamu nembak aku. Bahkan kamu langsung ngajak aku nikah.” Ujar Brian dengan santai.

“Lah … Lah … Lah … Kok bisa?”

“Awalnya kamu ngajakin aku nikah Cuma gara-gara pengen manas-manasin Jae yang lagi jalan sama pacarnya yang penyanyi dangdut itu Lidi Bariyah. Kamu ngelamar aku karena ngiranya aku pekerja kantoran, karena pas itu aku pakai kemeja. Terus ya kamu ngajakin aku nikah.”

“Kamu kok mau-maunya nikah sama aku? Desperate banget ya kamu? Pasti kamu gak laku?”

Brian nyengir, “Aku yang ngantri banyak kok, cuma aku milih kamu.”
Jleb! Aku speechless, setengah Ge-er boleh dong. Ya ampun Brian itu kalau ngomong datar tapi bikin baper.

“Terus kenapa sih milih aku? Dan masa aku nikah ma kamu gara-gara manasin Jae doang?”

"Kan aku udah pernah bilang, karena kamu cantik masa aku harus nolak kamu? Awalnya kamu memang mau nikah ma aku karena itu tapi lama-kelamaan kamu suka ma aku,” jelas Brian.

Alasan Brian masuk akal sih. Siapa sih yang gak jatuh cinta ma dia kalau cara memperlakukan perempuan seperti ini?

Aku merasakan nyeri di perutku, aduh … kenapa perutku gak enak banget.

“Terus aku ma Jae gimana?”

Brian berdiri hendak mencuci tangan, “Bentar ya sayang aku cuci tangan dulu,” gumamnya.

Dia berjalan menuju wastafle. Sementara aku merasakan perutku semakin sakit. Seperti diremas, nyeri sekali. Pandangku mulai mengabur, tubuhku berkeringat dingin. Pelan-pelan pandanganku mulai tak jelas.

“Brian,” panggilku dengan sisa tenaga terakhir, tapi rasanya suaraku seperti tenggelam.Aku tidak tahu apa yang terjadi setelah itu.Semuanya gelap.

A/N Oh anyeonghaseo  Selamat  pagi.  Aku bawa series  mia brian  lagi semoga gak bosen  ya😁

Day6  HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang