Note. Sebelum baca ini ada baiknya baca Hujan, Rumah aku dan Kamu yang pertama. Ada baiknya sambil dengerin i'll try.
"Kamu, jika kamu mengatakan aku adalah rumah. Kenapa kamu hanya singgah?" Debby.
"Karena tak setiap rumah harus kutempati. Jika pada akhirnya aku akan menyakitimu. Kamu tetaplah rumah. Tempat setiap bahagiaku
berpulang." Jae.
Aku terus memikirkan di mana keberadaannya selama tiga tahun terakhir. Seorang lelaki asing yang kutemui di bawah hujan tiga tahun yang lalu. Entah kenapa bangku gereja seolah kehilangan penghuninya. Padahal kamu bukan salah satu umat Tuhanku.
Kamu asing tapi entah kenapa aku memikirkanmu
"Jae? Dia ke sini bukan untuk beribadah. Dia ke sini untuk melihatmu, Debby," gumam pastur tiga tahun yang lalu. Aku masih menyimpan dengan baik catatan milikmu. Entah kenapa aku tak bisa melupakanmu. Meski aku tidak boleh seperti ini.
"Kamu ke gereja cuma buat ngelamun, Deb?" Gumam Dowoon menggenggam tanganku lembut.
Dowoon, baiklah akan kuperkenalkan dia padamu. Dia adalah tunanganku. Tiga bulan lagi kami akan menikah.Dowoon lelaki yang baik. Meski dia tidak sepertimu, Jae. Dia tidak pernah berhasil menggetarkan perasaanku. Aku dan dia berteman baik. Dowoon baru kembali ke indo setahun yang lalu. Dia teman masa kecilku. Jauh sebelum aku mengenalmu. Namun aku tidak pernah berpikir kalau aku dan dia akan bertunangan. Dan aku tidak pernah berpikir akan menikah dengannya.
Dowoon, tunanganku. Tapi aku belum bisa mencintainya.
Namun aku tidak bisa menolak permintaan mama papa. Bagaimanapun juga aku tidak mungkin mengharapkanmu. Tiga tahun ini aku tak bisa menemukan keberadaanmu. Lalu apa aku boleh berharap bahwa aku akan bertemu lagi denganmu?
KAMU SEDANG MEMBACA
Day6 Halu
FanfictionWelcome to zona bebas halu, bucin, dan baper, lemondeul. Harap dijaga baik-baik hatinya biar ga baper. Jangan lupa vote dan komen ya. Request story and pict: Tinggalin komen dan dm aja. Follow Twitter @J_key1219 Mention kalau mau request...