Special WONPIL B'Day: I CAN'T BE HIM

334 35 24
                                    

"Aku sangat mencintaimu. Tapi maaf aku tak bisa jadi dia.  Haruskah kulupakan perasaanku yang sia-sia." Wonpil.

Kamu pasti pernah jatuh cinta bukan.  Jatuh cinta dalam artian mau mengorbankan segalanya demi dia? Jatuh  cinta  hingga di tahap seolah hidupmu hampa jika bukan dengan dia.  Sama juga denganku.

Namaku  Wonpil.  Aku punya pacar yang agak sedikit---

"Wonpil,  ini cakep banget.  Sama kek yang  dipakai Wira.  Kita beli ya," gumamnya  padaku sambil menunjuk kemeja kotak-kotak.

Wira  lagi.  Wira lagi.  Sumpah  sesungguhnya  aku gedek mendengar nama Wira setiap  hari.

Wira itu bukan manusia nyata yang ada wajudnya,  tapi seorang tokoh  fiksi yang pacarku sukai.  Seseorang  yang suka memakai topi,  pandai bermain keyboard, dan tampan. Percayalah  itu bukan aku.

Hari - hariku  penuh dengan cerita tentang Wira  yang keluar  dari bibir pacarku.  Dan aku tak bisa berbuat  apa-apa. Aku sangat mencintainya.

Katakanlah  aku bodoh tapi bukankah kamu ketika  jatuh cinta juga rela mengorbankan apa saja? Termasuk  kehilangan dirimu sendiri.

Aku menenteng tas belanjaan pacarku.  Setengah jam sudah kaki pegel banget. Namun tak sekalipun aku mengeluh bahwa aku capek.

Kami pun duduk berdua di kafe.  Menanti pesanan datang.  Dia sibuk dengan gadget  di tangannya.  Seperti  biasa membaca wattpad.  Sementara  aku? Harus terbiasa dengan ini sejak setengah tahun kita jadian. Dia anak yang manis sih.  Sangat. Gak neko - neko. Hanya saja Wattpad mania dan tergila-gila sama Wira.

"Pil,  minggu depan ke Bandung yuk."
Gumamnya di tengah kesibukannya membaca wattpad  tanpa sedikitpun menatapku.

"Bandung. Ngapain? Piknik?"

Sudah lama aku tidak menghabiskan waktu jalan-jalan  dan ini pertama kalinya dia mengajakku jalan. Ke Bandung lagi. Bukankah bandung tempat yang  asyik buat jalan-jalan. Lumayan mengurangi penatku akan kerjaan.

"Enggak.  Ke kafe D. Di sana tuh settingnya Wira pas ketemu sama Jen. Romantis banget  tempatnya.  Yuk ke sana yuk?"

Wira lagi!!!  GOSH!  AKU BISA GILA KALAU KAYAK GINI.  Coba lihat aku.  Sekarang  aku bukan lagi Wonpil  yang suka jalan pakai kaos oblong doang dan celana Jeans.  Aku berubah jadi wonpil  yang  ke mana-mana pakai topi new York  Hat.  Halau ga gitu pakai kemeja yang rapi banget. Dan ini bukan gue banget.

"Vin," Namanya Vina.  "Kamu sampai kapan mau kayak gini terus?"  Gumamku pada akhirnya.  Sumpah setengah tahun  aku sudah sabar. Hanya saja sabarku ga bisa terus-terusan kayak gini.

"Maksudnya?"

"Aku bukan Wira,  kamu tahu kan?"

"Iya aku tahu,  Pil.  Aku juga tahu kamu Wonpil  bukan  Wira," gumam Vina. Masih sibuk dengan gadget di tangannya.  Lama-lama gue banting juga itu  hape kalau murah.  Sayangnya  iphone cuy.  Hem.

"Tapi kamu lupa kalau kamu pacaran  sama aku bukannya sama Wira." gumamku.
Vina mendongak. Kali ini dia meletakkan gadgetnya.  Dari tadi kek,  Ya lord.

"Kamu selalu  nuntut aku mesti pakai ini ini  yang kek  wira.  Kita jalan ke kafe yang  vibesnya mesti kek Wira dan siapa tuh ceweknya.  Please  Vin,  gue gak tahan kek gini. Gue bukan Wira," kali ini gue tegas.  Maaf Vin jika aku nyakitin  kamu. Tapi rasanya loe  harus tahu kalau gue bukan Wira.  Dan gue gak akan bisa jadi Wira.

Vina diam.  Pertama kalinya  aku seemosional ini saat bicara.  Entahlah aku tidak  bisa berpikir apakah ini akan melukainya apa tidak.  Maafin aku Vin.

"Terus mau kamu apa,  Pil?"

Aku menghela napas.  Mungkin  ini yang terbaik. "Ayo kita belajar  putus,  Vin.  Jika putus  bagimu masih berat ayo kita  belajar  putus hingga kita sama-sama  terbiasa tak bersama."

Vina kaget,  matanya berkaca-kaca, " Pil,  aku gak bisa.  Kamu tahu kan aku sayang kamu."

Aku menggeleng,  "Rasa sayang tidak akan mengubah seseorang,  Vin. Tapi  kamu mengubahku.  Sejak kita pacaran aku tak pernah bisa melihat diriku sendiri  di matamu.  Aku melihat orang lain. Jadi maaf, Vin. Semoga kamu mulai terbiasa  tanpaku." Gumamku.

Vina menunduk. Aku sebenarnya  tidak ingin menyakitinya. Tapi sampai kapan dia akan sadar kalau aku bukan Wira.

"Maafkan aku,  Vin.  Semoga kamu bisa Pelan-pelan  belajar  putus dari aku.  Aku juga akan belajar terbiasa tanpa kamu.  Maaf.  Aku gak bisa jadi dia," gumamku sambil berdiri.

"Makanannya biar aku yang bayar.  Kalau kamu udah  tenang  ntar WA aku. Biar aku pesenin grab car buat kamu balik," gumamku sebelu berbalik dan pergi.

Maaf Vin, sekali lagi maaf aku tak bisa jadi dia.

A/N: hi hello  Day6  halu Special  ultah  wonpil  datang
Meski agak nyesek  nih. Hehhe makais buat komen dan votenya.  Semoga  tetep mau baca Day6  halu.  Happy Birthday mas Wonpil.  We love you. From  authornim.  190428

Day6  HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang