The DAY

365 39 7
                                    

"Hari yang paling aku suka adalah hari ini. Ketika  aku menggenggam tanganmu dan berjanji pada Tuhan untuk  menjagamu.  Selamanya." (Jae)

Suatu hari ketika  Jae akan menikah mungkin  seperti  ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suatu hari ketika  Jae akan menikah mungkin  seperti  ini.

"Apa kamu gugup?" Tanyanya dengan nada lembut.  Di hadapanku kini berdiri seorang pria.  Yang  untuk  menggenggam tangannya aku butuh  waktu yang lama. 

"Tentu.  Seluruh  wanita di negeri  ini juga akan gugup  jika mau menikah denganmu, " gumamku sambil  mengerucutkan bibirku. Dia tertawa.  Sebuah tawa khas yang dia miliki. Tawa yang kusukai dan disukai banyak orang. 

Di hadapanku berdiri  seorang  pria.  Bukan pria biasa.  Bukan pria yang bebaa kugenggam tangannya selama tiga tahun terakhir. Bukan pria yang bisa kutemui setiap saat aku rindu.  Iya,  pria ini  adalah Jae.  Park Jaehyung. 

Kamu pasti mengenalnya bukan?  Iya yang itu vokalis  seklaigus gitaris band Desik,  yang juga jago ngerap itu.  Benar dia. 

"Berhenti  membuat dirimu  menggemaskan  atau aku akan menicummu," gumamnya dengan nada mengancam namun sedikit  tertawa.

"Apanya yang menggemaskan?"

Dia mendecakkkan bibirnya hingga berbunyi cekk.  "Jangan pura-pura  tak tahu.  Apalagi yang ingin kucium jika bukan bibirmu,"  gumam Jae.

"Aku tidak sedang  bersikap menggemaskan," Gumamku  sambil menatapnya.

"Tuh kan?  Kamu bersikap menggemaskan lagi," dia mencubit pipiku. Apanya yang menggemaskan?  Apa memandangnya seperti  ini juga terlihat menggemaskan?

Dia mengacak rambutku gemas namun dengan  Hati-hati  agar tidak merusak riasan rambutku.  "Tak kusangka kamu bisa  secantik ini,"  gumamnya.

"Kamu pikir selama ini aku tak cantik?" Aku tidak  terima karena  dia mengatakan  aku tidak cantik.  Meski aku tidak secantik  Kang  Seulgi  tapi kata mama aku anak yang cantik  juga kok,  meski sering  dibilang kentang. Kentang mcd. Heheh.

"Jelas kamu cantik.  Tapi ceroboh. Siapa  yang  menyangka kamu yang lebih suka terbakar matahari,  mendaki gunung, pakai kaos oblong kebesaran  bisa tampil seanggun ini."

"Kamu lupa kita akan menikah?  Ya masa  aku harus pakai kaos oblong  pas nikah sama kamu?" gumamku.

"Hahahha. Aku lebih suka pakai kaos oblong  sebenarnya,  tapi mama pasti akan membunuhku. Lagian yang aku nikahin kamu,  bukan pakaianmu. Kamu pakai apa saja juga cantik" ujarnya cuek tapi cukup membuat pipiku blushing.

"Hahah.  Cie yang blushing," godanya sambil menempelkan tangannya di pipiku. 

"Ih apaan sih.  Ini mah efek make up," gumamku malu.

Jae bergerak ke arahku. Tiba-tiba  saja dia menyatukan kepala kami.  Menangkup kedua pipiku lembut.  Jarak antara kami hanya satu senti.  Wangi aroma parfumnya dan jarak sedekat  ini membuatku  tak bisa berpikir.

Day6  HaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang