Part 72

2.1K 163 23
                                    

Pagi itu woojin sedang sibuk dengan laptopnya ia sesekali menelepon seseorang dan kembali fokus pada laptopnya.

Jihoon masuk ke kamarnya, ia baru saja selesai mandi, ia terlihat mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"selamat pagi woojin"sapa jihoon.

"hmm~ pagi"jawab woojin tidak lepas pandang dari laptopnya.

"mau pergi jalan-jalan ga hari ini? "tanya jihoon.

Woojin pun menggelengkan kepala.

"woojin-ah kau masih marah padaku? "

Woojin hanya diam, ia pun memakai earphone dan menyalakan musik dengan volume tinggi.

Jihoon menghela napas, ia bingung apa lagi yang harus ia lakukan, agar woojin mau bicara dengannya.

"aku tidak pernah marah padamu jihoon. Sekarang kakiku sudah lumpuh, apa kau masih mau berteman denganku. Bahkan aku tidak tahu sampai kapan aku bertahan hidup. Aku menghindarimu bukan karena aku benci, tapi karena aku tidak mau kau tersakiti dengan kepergianku"gumam woojin.

Malam itu jisung dan jaehwan menyiapkan banyak makanan, daniel pun tidak lupa membuat jus dengan mencampurkan beberapa buah. Biasanya woojin selalu membantu jaehwan tapi tidak dengan malam itu.

"Wahh~ hyung banyak sekali makanannya, kenapa tidak pesan saja kan lebih hemat tenaga"ucap woojin yang kagum setelah melihat banyak hidangan di atas meja.

"hyung hanya mau menghemat uang saja, lagi pula jarang-jarang kan hyung membuat makanan sebanyak ini"jisung mengelus-elus rambut woojin, ia pun tidak sengaja membuat rambut woojin menjadi rontok.

"woojin-ah mianhae~"jisung memperlihatkan beberapa helai rambut yang tersangkut di jari tangannya.

"tidak apa-apa hyung :)"woojin hanya tersenyum.

Mereka pun berkumpul di meja makan. Mata woojin pun berbinar-binar.

"woojin-ah kau kenapa? "tanya minhyun, mata woojin memerah dan mengeluarkan air mata.

"aku terharu hyung :'), sudah lama sekali aku merindukan kebersamaan ini. Aku harap kita akan seperti ini terus selamanya"

Ucapan woojin sukses membuat mereka menahan air matanya agar tidak menetes. apalagi sungwoon ia bahkan pergi ke kamar mandi, agar tidak terlihat menangis di depan woojin.

Jaehwan melirik woojin yang belum memakan makanannya.

"kenapa tidak dimakan woojin? Apa makanannya kurang enak? "tanya jaehwan.

"enak kok hyung. Akan ku habiskan"woojin pun melahap Makanannya.

Sumpit yang di pegang woojin terjatuh, ia lalu memang dadanya yang terlihat sesak. Bahkan darah segar mulai mengalir di hidungnya.

"aigoo~ woojin-ah"daniel pun mengambil tisu dan menahan darahnya agar tidak keluar lebih banyak.

"apa kita harus ke rumah sakit? "ong pun lantas menghubungi staf agar dipinjamkan mobil.

"jangan hyung, ini hanya mimisan. Kumohon jangan, aku tidak mau merepotkan kalian lagi"ucap woojin.

"tapi woojin-ah? "

"kumohon hyung~"

Daniel pun menyenggol pinggang ong.

"yasudah, tapi kalau kau merasa kesakitan lagi. Mau tidak mau kita harus ke rumah sakit ya"ucap ong. Woojin pun menangguk.

Jihoon menghentikan makan malamnya, bukan karena jijik melihat darah woojin, melainkan ia tidak tega melihat woojin yang sepertinya menahan sakit.

I'm Fine [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang