"JANGAN JIHOON JANGAN~!!!"
darah segar mulai menetes ke lantai, karena tidak kuat lagi ia pun akhirnya ambruk.
"Wo-Woojin!!!!! "jaehwan terpaku melihat woojin.
"j-jihoon. Aku-aku tidak sengaja"
woojin menutup mulut dengan kedua tangannya. Ia benar-benar tidak sengaja saat jihoon sedang Mengangkatkan pisau dan ia menahannya, tapi sayang pisau yang dipegang jihoon malah melukai tangannya sendiri. Itu sebabnya jihoon pingsan karena shock.
"K-Kau~"Sungwoon langsung emosi dan ia menaikan kerah baju woojin.
"sungwoon~ sungwoon sudah sebaiknya kita bawa daniel dan jihoon kerumah sakit. Seongwoo siapkan mobil cepat~"jisung lalu menatap sinis minhyun dan jaehwan.
"ckkk~ urusan kita belum selesai~"sungwoon melepaskan kerah baju woojin dengan kasar.
Woojin terdiam membeku disana, air matanya mulai mengalir membasahi wajahnya. Woojin merasa bersalah karena membuat jihoon terluka.
Minhyun lalu merangkul woojin dan membawanya ke kamar.
"hyung~ hiks.. Hiks.. "woojin menangis di pelukan minhyun.
Minhyun menahan air matanya, agar ia juga tidak ikutan menangis.
"ini salahku, harusnya aku saja yang terluka hiks.. Asalkan jangan jihoon~"air mata woojin mulai membasahi baju minhyun.
Minhyun hanya bisa mengelus punggung woojin, ia mengigit bibirnya dan air matanya pun perlahan mengalir.
•••
Daniel sedang diberi infus, sedangkan jihoon sedang ditangani dokter. Manager baru saja menghubungi jisung dan mereka harus tetap pergi latihan.
"jadi manager menyuruh kita tetap latihan? "tanya ong, jisung pun menangguk.
"tapi bagaimana dengan jihoon dan daniel ?"tanya sungwoon.
"nanti akan ada beberapa bodyguard yang menjaga mereka"
"tidak bisalah aku tetap disini menjaga jihoon hyung? "
"guanlin-ah kalau manager tahu kau tidak latihan pasti dia akan marah besar. Ayo kita pergi~"
•••
"Hhh~ jisung hyung bilang kita harus latihan sekarang "ucap daehwi yang baru saja mendapat pesan dari sang leader.
"woojin-ah apa kau tetap jadi ikut? "tanya minhyun, ia khawatir jika kesehatan woojin terganggu lagi.
"ayo pergi hyung"dengan lesu woojin masuk ke dalam mobil, ia masih memikirkan jihoon.
Disepanjang perjalanan daewhi sedang memikirkan sesuatu. Ia sesekali melirik woojin kemudian meremas rambut kepalanya.
"minhyun hyung? "
"kenapa daehwi-ya? "
"apa hyung mendengar ucapan jihoon hyung tadi ?"
"ucapan yang mana?"
"tadi jihoon hyung sempat menuduh woojin hyung, kalau woojin hyunglah yang menyuruh samuel untuk meneror nya selama ini"
"iya hyung juga dari tadi memikirkan hal yang sama dengamu!! "
"ahhh~iya benar, tapi kurasa itu sangat tidak masuk akal"sambung Jaehwan.
Woojin hanya terdiam dan tidak ikut berbicara. Pandangannya lurus ke depan dan pikirannya kosong.
"aku mulai penasaran dengan samuel!! "jinyoung mengerutkan dahinya.
Hari itu pun mereka hanya latihan ber-9, daniel dan jihoon akan menyusul jika keadaannya sudah membaik.
"ckkk~ woojin hyung ternyata tetap ikutan latihan, aihh~kupikir hyung ada di kantor polisi"kata guanlin yang mulai berani menyindir woojin.
"yakkk~jangan asal bicara"ucap daehwi.
"ucapanku benar kok!!! Toh harusnya dari dulu hyung seperti dia itu tidak ada di sini "guanlin semakin seenaknya berbicara, bahkan sungwoon sampai bertepuk tangan.
"YAKKKK~ JAGA UCAPANMU GUANLIN !!! Harusnya kau juga bersyukur masih bisa hidup!! Kalau bu~"perkatan daehwi pun terpotong oleh woojin.
"baiklah kalau itu yang kau mau, sebentar lagi akan kenyataan "woojin menoleh keaarah daehwi lalu menariknya pergi.
"h-hyung hyung, dia harus tahu kalau hyung ini yang~!''
"itu sudah berlalu daehwi-ya. Jadi jangan permasalahkan soal itu lagi"
Sebenarnya woojin merasa sangat sakit hati atas perkataan guanlin, tapi ucapannya memang benar kalau saja dirinya tidak ada di grup ini, mungkin semua ini tidak akan terjadi.
•••
Daniel memegang kepalanya yang masih terasa pusing, ia sadar kalau ini bukanlah kamarnya.
"aku-aku dimana? Kenapa bisa disini? "daniel menoleh ke ranjang di sebelahnya.
"jihoon?? Kenapa dia disini juga! Apa yang sudah terjadi"daniel melepaskan alat infus di tangannya, ia hendak pergi dari tempat tersebut.
"kang Daniel~"seseorang memanggil daniel.
"do-dokter? kenapa aku disini ?"tanya daniel pada jung sook yang menghampirinya.
"kau seharusnya jangan dulu keluar, ayo masuk lagi"
"tapi dok~?"
"kau boleh pulang kalau cairan infusnya sudah habis"jung sook memasangkan alat infus ke tangannya daniel.
Daniel menunduk dan berusaha tidak menatap jung sook. Daniel masih memikirkan percakapan jung sook dan jaehwan waktu itu.
"dok? "sahut daniel pelan, ia melirik jihoon yang masih belum bangun.
"kenapa? "
"apa benar woojin tidak bisa menjalani pengobatan lagi? "tanya daniel, jung sook hanya mengangguk pelan.
"apa dokter bisa memprediksikan sampai kapan dia akan bertahan? "
"entahlah mungkin 1 atau 2 bulan lagi, dilihat dari kondisinya sekarang, woojin memang belum menandakan gejalanya lagi. Tapi aku takut kalau woojin terluka??! "
"terluka? maksudnya? "daniel belum terlalu paham penyakit yang dialami woojin, yang daniel tahu kalau woojin mengidap kanker.
"kanker darah woojin kini sudah mendekati stadium akhir. Kalau dia sampai terluka dan mengeluarkan darah, mungkin kita tidak punya harapan lagi"jelas jung sook memelankan suaranya.
"sejak woojin pergi dari asrama dan dia tinggal di busan untuk menjalani kemoterapi. saat itu woojin mengambil kemoterapi yang singkat karena dia tidak ingin berlama-lama jauh dengan kalian, apalagi jihoon"jelas jung sook lagi.
"Jihoon andai saja kamu tahu, ada orang yang merelakan kesehatannya hanya untuk bertemu denganmu. Aku tidak tahu woojin sampai kapan akan merahasiakannya darimu, tapi tolonglah buka hatimu jihoon-ah"batin Daniel.
•••
Woojin sangat bersemangat dalam menari apalagi dia main dancer di grupnya. Woojin sudah tidak sabar untuk melakukan photoshoot dan pembuatan musik video.
Karena woojin tahu, kalau comeback kali ini adalah kesempatan terakhirnya.
👉👉