Tips biar nggak sakit hati sama saya : Jangan terlalu berharap :)
###
Tawa membahana di dapatkan gadis itu setelah menceritakan kejadian tadi pagi ke temannya. Gadis itu tampak kesal sekaligus acuh, menyedot yakult-nya hingga habis lalu membuang botol minuman itu ke keranjang sampah. Dua teman kuliahnya masih tergelak kegelian.
"Gila! Laku banget ya, lu? Sampai orang asing aja langsung ngelamar begitu liat elu." Ucap salah satu temannya dengan wajah merah padam karena tertawa berlebihan.
"Astaga, Na. Gua nggak bisa bayangin. Sumpah!" sahut yang satu lagi. Mahasiswi tingkat akhir D3 Analis Kesehatan di Poltekkes Semarang yang memiliki Nametag Heya Eunha itu pun berdecak.
"Lu tau apa yang gua pikir waktu liat dia?" tanya Eunha ke dua temannya.
"Apa?" balas keduanya kompak.
"GGS. Ganteng-Ganteng Sinting!" Kedua teman Eunha itu kembali tertawa geli. "Serius!" tukas Eunha dengan mata melotot. "Dia ganteng. Sayang aja, gila."
"Lu katain sinting, ntar ternyata dia jodoh elu." Ledek yang berambut panjang bergelombang yang dicat cokelat. Ada nama Rosalita Ayana di baju seragamnya.
"Bayangin kalau mas Keanu atau Ghandi tau. Rumah Una bakal diserbu para pelamar yang nggak mau kalah." Sambung teman Eunha yang satu lagi. Yunanita Sulistyowati, bertubuh tinggi, rambut hitam panjang dan kurus seperti model.
Eunha menahan diri untuk tidak memutar bolamata. Mas Keanu adalah asdos yang sering membantu dosen di laboratorium, sementara Ghandi adalah ketua angkatan. Keduanya naksir pada Eunha, tapi gadis itu hanya menanggap mereka berdua teman.
"Drama lu, ah. Yuk, masuk?" ajak Eunha, bangkit berdiri dari tangga yang sejak tadi dia duduki bersama kedua temannya.
"Kelompok PKL, PKMD dan praktek komunitasnya akan diumumkan setelah ini. Jadi, jangan keluar dulu. Mas Keanu, silahkan." ucap bu Siti, Kaprodi D3 Analis Kesehatan, mempersilahkan mas Keanu menggantikannya berbicara didepan kelas.
"Mas, aku sama Eunha, ya?" ucap Rosa, mulai ribut.
"Mas, kita squad bertiga. No pisah-pisah club." sambung Eunha.
"Kita dipisah, otw comblangin Eunha sama Gandhi." pungkas Yuna, membuat Eunha menoleh protes.
Mas Keanu tertawa geli, lalu meledek Yuna. Pemuda berumur dua puluh lima tahun itu memiliki postur tubuh seperti model. Kurus, tinggi, rambut hitam yang dipangkas rapi, dan tentu saja nilaiwajah yang diatas rata-rata.
"Salah satu fungsi reproduksi itu untuk mendapatkan individu baru yang lebih bagus, Yun. Memperbaiki keturunan. Masa kamu tega Eunha sama si Keling?" canda mas Keanu, membuat ketiga gadis didepannya tertawa geli.
"Wah, parah. Mas Kean udah nggak kalem lagi. Virus kurang ajar-nya Yuna-Rosa menyebar seperti epidemi." Komentar Eunha, geleng-geleng kepala. Mas Keanu tersenyum lembut, kemudian mengembalikan fokusnya ke kelas.
"Ini daftar kelompok PKL, PKMD dan komunitasnya. Harap dicatat biar nggak lupa." ucap mas Keanu keras. "Pertama, kelompok PKL gelombang 1-3 di RS. Kariadi. Gelombang 1, Bambang Aditama, Deka Dirgantara, Ghandi Guntur, Heya Eunha, Rosalita Ayana, dan Yunanita Sulistyowati. Gelombang 2,"
"YES! Bertiga! Yes!" sorak Rosa, gembira.
"Uhuy, ada Gandi. Siap-siap lu, Na. Dipepet tanpa batas." ledek Yuna.
"Nggak apa-apa. Gua kalem. Gua tenang. Gua sabar." gumam Eunha, setengah hati.
Kalau disuruh memilih antara mas Keanu dan Gandhi, jelas Eunha memilih mas Keanu. Selain karena lebih dewasa dan kalem, mas Keanu terbukti pintar dan baik. Beda dengan Gandhi yang punya bad reputation meski dia jadi Ketang Eunha.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Ojol (Fin)
Fanfiction"Mbak?" "Ya?" gadis itu menoleh bingung. "Namanya siapa? Nikah sama saya, mau?" Heya Eunha merinding, geli, dan merasa takut ketika seorang laki-laki asing tiba-tiba melamarnya di tengah keriuhan pasar Ungaran dipagi hari. Gadis yang baru menginjak...