Masih pada melek, kan? 😅
###
Berkat Jungkook yang semalam mengajarinya, pagi ini Eunha datang ke kampus dengan penuh percaya diri. Gadis itu siap menempuh ujian ulang dan merasa optimis akan lulus. Entah kenapa, hari ini dia merasa begitu bersemangat?Eunha berangkat diantar oleh suaminya. Jungkook bilang, kalau selesai ujian pemuda itu akan mengajak Eunha pergi ke suatu tempat. Gadis itu menduga kalau mereka akan mengurus visa-pasport untuk rencana kepergian mereka ke Jepang beberapa minggu lagi. Karena itu, Eunha jadi semakin tidak sabar menunggu waktu ujian dimulai.
Hari ini ada empat orang yang akan melakukan ujian proposal. Karena Eunha adalah peserta pertama, tentu dia mendapat lebih banyak audiens daripada peserta selanjutnya. Itu lumrah, soalnya para audiens yang kebanyakan mahasiswa semester akhir tidak benar-benar peduli pada isi presentasi melainkan nilai yang didapat ketika bertanya dan tentunya tanda tangan dosen.
Dari sekian banyak mahasiswa yang hadir, Eunha tidak melihat Yuna. Ghandi cs pun tidak kelihatan. Jujur, dia sedikit merasa kecewa. Eunha ingin ada Yuna yang memberinya sedikit dukungan moril. Ah, mungkin dia tersinggung dengan kelakuanku kemarin? Atau dia emang nggak peduli? Batin Eunha, ragu.
"Ayo mbak Heya, langsung dimulai saja presentasinya." Suara bu Siti menyentak Eunha kembali ke kesadaran. Gadis itu tersenyum tipis kemudian mengangguk. Tidak banyak yang berubah dari presentasi yang Eunha bawakan. Dia hanya menambah sedikit penjelasan yang mengarahkan audiens untuk bertanya sesuatu yang jawabannya sudah dia kuasai.
Sebagian besar, pertanyaan dari mahasiswa mampu Eunha jawab dengan baik. Begitu penguji mendapat kesempatan mereka, Eunha mendadak tegang. Dia agak panik karena takut dengan pertanyaan yang akan dilontarkan para penguji. Gadis itu mengernyit tidak percaya begitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan sama seperti yang Jungkook ajarkan. Bahkan, Eunha bisa menjawab sampai ke detil-detil yang dibutuhkan seperti ketika dia menjawab pertanyaan-pertanyaan suaminya.
Lama kelamaan Eunha pun menjadi santai dan menikmati jalannya sidang. Dia bahkan beberapa kali harus mengulang jawabannya karena keluar dengan kalimat yang tidak formal. Bukan hal yang mengagetkan ketika akhirnya dia lulus disambut tepuk tangan meriah.
"Itu loh, mbak Heya. Kemarin itu sudah bagus. Tapi karena kamu itu pinter, jadi penguji berharap lebih. Mantap ujianmu kali ini. Sejauh ini, kamu yang dapat nilai tertinggi." Bu Yuli, salah satu pembimbing dan pengujinya membuka suara. Mata Eunha jadi berbinar-binar mendengar hal itu.
"Makasih, Bu!" ucapnya, tulus.
"Typonya tinggal sedikit. Dibenerin lagi, lalu langsung kumpulkan, ya? Kamu sudah ngurus surat ijin penelitian?" bu Siti menimpali.
"Belum, Bu." jawab Eunha, tidak yakin.
"Abis itu turun ke BAAK. Langsung diurus biar lebih cepat penelitian. Kamu libur tiga minggu sebelum komunitas dan PKMD, kan?" sahut bu Siti lagi.
"Sekarang lagi komunitas. Setelah komunitas kosong dua minggu, baru PKMD, Bu," ralat Eunha.
"Komunitas nggak harus 24 jam di desa, kan? Kamu bisa penelitian dulu sebelum pergi. Malah lebih gampang." Sambung bu Yuli. Eunha hanya mengangguk paham.
"Ya sudah. Sekali lagi selamat, ya. Semoga bisa wisuda tahun ini." bu Siti, bu Yuli dan penguji 1 Eunha, bu Eni menyalaminya sambil mengucapkan selamat sekali lagi.
Eunha tidak langsung keluar ruangan setelah selesai ujian. Dia akan menonton ujian selanjutnya sambil menunggu Jungkook menjemput.
"Congrats, Na. Nilai tertinggi, loh. Keren!" ucap Lisa, yang hadir diruangan itu bersama Chacha sementara Mina menjadi peserta ujian selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Ojol (Fin)
Fanfiction"Mbak?" "Ya?" gadis itu menoleh bingung. "Namanya siapa? Nikah sama saya, mau?" Heya Eunha merinding, geli, dan merasa takut ketika seorang laki-laki asing tiba-tiba melamarnya di tengah keriuhan pasar Ungaran dipagi hari. Gadis yang baru menginjak...