PAAAANJAAANGGG...
###
Pulang PKMD, Eunha dibonceng Mina pergi ke LPK Semarang untuk menjenguk Rosa lagi. Karena hari ini hari jumat, mereka harus bergegas sebelum LPK tutup. Lisa dan Yuna berangkat dari tempat PKMD masing-masing sementara Chacha tidak bisa iku karena harus ujian proposal KTI. Mereka memang berangkat terpisah, sepakat bertemu ditempat karena jarak tempat praktik yang lumayan jauh.
"Udah ambil nomer antrean belum?" Eunha bertanya begitu dia dan Mina bertemu Lisa-Yuna.
"Udah. Kurang lima orang lagi. Duduk lu sini," Yuna menepuk kursi panjang yang dia duduki.
"Chacha udah selesai ujiannya, Lis?" Mina bertanya pada Lisa.
"Belum. Masih Ghandi. Katanya, tadi penguji pada dateng telat," jawab Lisa yang sibuk mengotak-atik ponsel.
"Elah! Dosen, pembimbing dan penguji dimana-mana sama aja. Mentang-mentang penting," gerutu Mina.
"Ini ntar pasti ujian Chacha mundur lagi karena jam makan siang. Yakin gua. Bisa-bisa itu anak ujian jam satu atau dua, deh." Lisa memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas.
"Ntar kita liat ujian proposal dia kalau emang kayak gitu," sela Yuna tenang.
"Eh, kayaknya gua nggak bisa ikut." Eunha meringis, terlebih ketika ketiga temannya menoleh bingung.
"Kenapa?" tanya Mina.
"Mas Ojol mau jemput. Mau ngajak ngobrol, katanya," jawab Eunha salah tingkah.
Yuna, Mina dan Lisa membelalakkan mata kaget.
"Ngapain lu tanggepin sih, Na? Biarin aja cowok kasar kayak gitu! Nggak usah ditanggepin!" Yuna menyahut sewot. Ekspresi tidak suka terhadap Jungkook yang gadis itu tunjukan dapat Eunha pahami.
"Ntar gua ceritain deh. Kalau dia macem-macem lagi, gua tempeleng balik!" Eunha berusaha menenangkan temannya.
"Mau kita temenin, nggak? Jadi, kalau dia mau mukul lu lagi, kita gebukin bareng-bareng!" Lisa ikut menimpali. Eunha jadi tertawa membayangkan Jungkook diserbu teman-temannya.
"Nggak usah. Bentar doang, kok. Gua juga masih bakal tinggal di kost sampai PKMD selesai." Eunha menepuk-nepuk tangan Yuna yang masih terlihat tidak setuju dengan keputusannya menemui Jungkook.
"Jangan kepancing emosi, Na. Bicara dengan kepala dingin," nasehat Mina.
Eunha mengangguk-angguk sebelum kemudian membelokkan topik pembicaraan.
"Btw, kalau nanti Rosa nggak mau ketemu kita lagi, gimana?" tanyanya, menyuarakan kegelisahannya yang lain.
"Gua udah bikin surat, sih. Jadi, kalau nanti dia nggak mau ketemu kita, gua bisa nitipin surat gua ke petugas." Yuna menjawab, tidak memaksa Eunha untuk membicarakan masalah pribadinya lebih jauh. Meski dia sahabat gadis itu, masalah rumah tangga adalah ranah yang tidak bisa sembarangan dia campuri.
"Lu kok nggak bilang ke gua? Tau gitu, gua juga bikin surat buat Rosa!" protes Eunha kesal.
"Ye! Kreatif, dong!" balas Yuna tidak mau kalah.
"Antrean selanjutnya? Nomer 12!" ketika petugas sipir memanggil, gerombolan Eunha bergegas mendekat. "Mau ketemu siapa, dek?" tanya si Sipir.
"Rosalita Ayana, pak!" jawab Yuna mantap.
"Oke. Masuk dulu. Tunggu disini sebentar."
Saat Eunha dan ketiga temannya masuk ke ruangan yang biasa dipakai untuk menemui tahanan, petugas itu pergi ke belakang. Biasanya, mereka memanggil narapidana sekaligus membawa para tahanan ke ruang jenguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Ojol (Fin)
Fanfiction"Mbak?" "Ya?" gadis itu menoleh bingung. "Namanya siapa? Nikah sama saya, mau?" Heya Eunha merinding, geli, dan merasa takut ketika seorang laki-laki asing tiba-tiba melamarnya di tengah keriuhan pasar Ungaran dipagi hari. Gadis yang baru menginjak...