Maaf kemaleman...
Malah ragu mau up atau enggak tadi wkwkkk...
###
Jungkook terkejut saat bangun tidur sudah menemukan Eunha sedang demam tinggi. Ketika diperiksa, ternyata suhu tubuh Eunha mencapai 39 derajat celcius. Jungkook sempat khawatir, tapi memilih bersikap santai. Selesai memeriksa Eunha, Jungkook pergi ke apotik untuk membeli obat sementara si ibu mengompres dahi isterinya.
"Nggak jadi ikut ke Jepang, Na. Kamu sakit gitu," goda Jungkook dengan nada serius. Gadis yang berbaring pucat diatas ranjang mereka itu langsung memasang wajah tidak senang.
"Jadi!" katanya parau.
"Tapi berangkatnya besok dan kamu malah sakit. Gimana, dong?" balas Jungkook, menyiapkan obat yang akan diminum Eunha. Gadis itu mencebik dengan mata berkaca-kaca siap menangis. Tidak lama, ibu Jungkook yang sudah dalam balutan seragam PNSnya datang. Melihat rupa anak mantunya yang sendu, wanita itu otomatis melotot ke arah anaknya sendiri.
"Kamu apain lagi isterimu, Mas? Lagi sakit, loh," tuduh beliau, meletakkan semangkuk bubur dan segelas air mineral ke meja disamping ranjang.
"Nggak diapa-apain," jawab Jungkook santai. Ibu melirik tidak percaya, tapi mengabaikannya dan membujuk Eunha agar mau makan.
"Bisa makan sendiri, Na? Ibu harus berangkat kerja sekarang," ucap beliau melirik jam tangan.
"Iya, bu," jawab Eunha, lemah.
"Rawat dulu si Eunha sebelum kerja, Mas," pesan ibu ke Jungkook yang diangguki tenang oleh pemuda itu.
Begitu ibu pergi bekerja bersama bapak, Jungkook membantu Eunha makan. Lelaki itu menyuapinya sampai Eunha enggan untuk makan lagi.
"Masih banyak buburnya. Abisin!" perintah Jungkook, mengulurkan satu sendok bubur lagi ke depan mulut Eunha. Gadis itu menggeleng tidak mau.
"Udah kenyang. Mual," jawab Eunha, menolak sambil meringis sakit. Jungkook menggelengkan kepala tidak setuju.
"Kalau kamu nggak mau makan, nanti kamu lama sembuh. Jadi ikut ke Jepang nggak, sih?" ucap Jungkook, sedikit memaksa.
"Jadi," bisik Eunha, pasrah. Dengan berat hati dan menahan mual, akhirnya Eunha berhasil memakan semua bubur yang Jungkook suapkan.
"Sekarang, minum obatnya terus tidur," instruksi Jungkook, mengulurkan beberapa butir obat ke Eunha. Gadis itu membuang napas kasar sebelum susah payah bangkit dari atas bantal untuk meminum obatnya.
"Good. Sekarang tidur. Aku nggak bisa bolos kerja hari ini. Kamu dirumah sendiri nggak apa-apa?" kali ini suara Jungkook berubah agak lembut. Eunha yang sudah menutup mata hanya menjawab dengan gumaman.
Jungkook pun bersiap-siap kerja. Seperti biasa, dia harus ke Kariadi lebih dulu sebelum lanjut narik ojol. Pemuda itu masih agak khawatir dengan kondisi isterinya meski Eunha sudah minum obat.
Sebenarnya, kondisi tidak parah. Dia hanya kelelahan dan mengalami dehidrasi ringan. Kemungkinan, besok Eunha sudah bisa beraktifitas lagi. Cuma, Jungkook cemas karena tidak ada yang merawat Eunha saat sakit begini.
Maka dari itu, Jungkook mencari kabel roll dan mendekatkannya ke samping ranjang kemudian memastikan ponsel Eunha berada dalam jangkauan gadis itu jika diperlukan. Selesai memastikan kalau Eunha akan bisa menghubunginya jika terjadi sesuatu, Jungkook mengeluarkan motor dari dalam rumah.
Perasaan ragu muncul dihatinya ketika motor sudah di stater. Ada perasaan aneh saat memikirkan kalau dia harus meninggalkan Eunha yang sedang sakit. Jungkook ingin merawat isterinya sampai sembuh, tapi dia tidak bisa mangkir dari pekerjaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Ojol (Fin)
Fanfiction"Mbak?" "Ya?" gadis itu menoleh bingung. "Namanya siapa? Nikah sama saya, mau?" Heya Eunha merinding, geli, dan merasa takut ketika seorang laki-laki asing tiba-tiba melamarnya di tengah keriuhan pasar Ungaran dipagi hari. Gadis yang baru menginjak...