30. Sapporo

3.5K 724 85
                                    

Yang penting update kan, ya? 😁

###
Ada banyak tempat wisata yang ada di Sapporo, tapi karena terbatasnya waktu Eunha harus memilih tempat yang benar-benar ingin dia kunjungi. Ada dua tujuan utamanya, taman lavender dan pasar seafood.

Sudah mulai sore ketika mereka sampai di taman lavender. Meski begitu, Eunha tetap bersemangat dengan hamparan bunga lavender yang terbentang didepan matanya. Seperti permadai ungu dan persis seperti yang ada di mesin pencarian.

"Kita mau ngapain disini?" tanya Jungkook, mengamati sekitarnya dengan kening berkerut bingung.

"FOTO-FOTO!" jawab Eunha, berseru sambil mengangkat ponselnya tinggi. Jungkook langsung memutar bolamata. Dia tidak mengerti kenapa mereka jauh-jauh datang ke taman itu kalau tujuannya hanya untuk berfoto.

"Mas fotoin mas! Fotoin!" Eunha memberikan ponselnya ke tangan Jungkook sebelum berlari ke tengah-tengah permadai lavender itu. Malas-malasan Jungkook mengabadikan potret Eunha ke dalam ponsel.

"Sini deketan. Close up, ya?" Eunha kembali mengomando dengan nada riang. Lagi-lagi Jungkook menurut. Pemuda itu mengambil gambar Eunha yang sedang mencium setangkai bunga lavender dari dekat. Kemudian, memotret lagi ketika Eunha tersenyum lebar ke arah kamera.

"Ayo keliling. Siapa tau ada yang lebih bagus," ajak Jungkook, menyimpan ponsel Eunha ke saku jaket hitam yang dia pakai.

Gadis itu mengangguk setuju, menyelipkan lengannya ke lengan sang suami yang masuk ke dalam saku jaket dan berjalan sejajar. Menurut Eunha, pemandanga disana sangat menyegarkan mata sekaligus menawan.

Di daerah gedanganak—tidak jauh dari rumahnya—ada perkebunan bunga juga. Tapi bunga sedap malam. Waktu SD, Eunha sering diajak ayahnya ke sana. Sayang sekali, sekarang kebun itu sudah beralih menjadi sebuah rumah.

"Wangii.." gumam Eunha, menghirup udara yang ada dikebun itu. Aroma bunga lavender yang manis membuatnya tenang.

"Kamu suka bunga lavender?" tanya Jungkook.

"Nggak juga. Aku suka kaktus," jawaban Eunha membuat kening pemuda itu kembali mengkerut.

"Kenapa kaktus?" tanyanya bingung.

"Karena perawatannya mudah sekali! Aku nggak perlu rajin-rajin nyiramin tiap saat. Kalau inget aja disiram. Ntar dia bisa tetep tumbuh dan bertahan. Kaktus juga kuat. Dia bisa bertahan dalam keadaan kekeringan sekalipun. Menurutku, kaktus bukan bunga paling cantik. Tapi bunga paling keren yang ada didunia!" cerocos Eunha, menjelaskan alasannya menyukai kaktus.

"Yang aku tangkap, kamu suka kaktus karena kamu males nyiraminnya. Iya, kan?" Eunha tergelak mendengar kesimpulan yang Jungkook ambil dari ocehannya barusan.

"Betul sekali, mas ojolku!" katanya, masih menyeringai geli. Jungkook ikut mendengus sambil menahan senyum.

"Berarti, kamu nggak suka sama bunga matahari?" tanya Jungkook lagi.

"Suka. Yang mas beliin itu, kan?" jawab Eunha, lalu termenung diam.

Bunga matahari melambangkan kesetiaan karena bunga matahari hanya menatap ke satu arah—matahari yang sebenarnya. Tapi, tidakkah itu menyakitkan? Karena disisi lain, bunga matahari tidak bisa memiliki sang matahari. Menyentuh pun tidak. Hanya melihat dari jauh dan mengamati pergerakannya.

Apa bunga matahari akan bisa menyelamatkan matahari ketika dia sedang mengalami masa yang sulit? Tentu tidak. Jarak yang terbentang diantara mereka sangat jauh. Hal yang bagus karena jika dekat, bunga matahari akan lenyap karena sengatan sang matahari.

Yang Eunha pahami dari bunga matahari adalah kalau kesetiaan adalah suatu hal yang menyakitkan. Benar kah begitu? Tiba-tiba Eunha teringat ucapan Sana, kisah hidup Rosa dan curhatan Yuna. Semua adalah masalah kesetiaan. Kenapa mendadak Eunha takut pada bunga matahari, ya?

My Dearest Ojol (Fin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang