41. Meriang (Merindukan yang Disayang)

4.4K 781 226
                                    

Percayalah, saya ketawa pas bikin judul diatas 👆😂😂😂😂

###
Jungkook memeluk guling yang biasa Eunha peluk ketika mereka tidur berdua. Tentu aroma Eunha yang melekat disana sudah hilang karena sudah dicuci.

Karena pergi dari rumahnya tanpa membawa apapun, sebagain besar barang-barang gadis itu masih ada disana. Baju, buku, bahkan skincarenya.

Mengingat keadaan Eunha tadi siang, Jungkook jadi sedih sendiri. Dia tidak tega melihat isterinya yang selama ini memiliki pipi chubby, mendadak jadi tirus.

Sosial media Eunha juga masih suwung. Tidak ada aktifitas sama sekali. Haruskah Jungkook memulai lebih dulu? Mengirimkan chat yang berisi kekhawatiran dan permintaan maafnya? Bagaimana kalau Eunha tidak punya pulsa atau kuota?

Teringat kalau ayah mertuanya mengirimkan uang ke Eunha, Jungkook jadi ingin melakukannya juga. Selama ini, dia hanya memberi Eunha uang sedikit, seratus sampai dua ratus ribu per minggu.

Begitu tau kalau uang jajan Eunha selama ini lima jutaan per minggu, Jungkook jadi tertawa sendiri. Entah karena orangtua Eunha yang terlalu memanjakan gadis itu atau tentang selisih uang yang dia keluarkan untuk gadis itu.

Oke. Kali ini aku kasih semua uang gajiku ke dia, pikir Jungkook geli. Kira-kira, apa yang akan Eunha pikirkan kalau tau Jungkook mengiriminya uang sebanyak itu?

Selesai melakukan transaksi menggunakan ebanking, pemuda itu kembali membuka sosial media. Dia berharap setidaknya bisa melihat Eunha dari postingan teman-teman gadis itu. Sayang sekali, hasilnya nihil.

Apa yang harus dia lakukan sekarang? Jungkook berpikir sambil melirik jam digital di ponselnya. Sudah setengah sebelas malam. Apa Eunha masih bangun?

Jungkook membuka aplikasi chatting, mencoba mengetik beberapa kalimat untuk dikirimkan ke Eunha. Apa yang pertama kali harus dia ucapkan? Menyapa dulu? Meminta maaf dulu? Menanyakan kabar gadis itu dulu? Atau langsung ke intinya saja?

To: Nona

Na?

Hanya satu kata itu yang akhirnya berhasil terkirim. Tapi percuma. Eunha sedang offline. Jungkook juga tidak tau kapan gadis itu akan membaca pesannya. Kira-kira bagaimana Eunha akan menjawab? Apa gadis itu akan menjawab chatnya? Dia tidak di block, kan?

Jungkook memilih beralih ke galeri ponselnya. Ada banyak foto Eunha dan beberapa video yang mereka ambil bersama. Salah satunya, ketika Eunha mabuk di apartemen keluarga Koizumi karena salah minum.

Wajah chubby Eunha merengut ketika pipinya memerah dibawah pengaruh alkohol. Jungkook ingat, dia memvideo kejadian itu karena Eunha mengatakan hal-hal memalukan yang untung saja tidak dimengerti keluarga Koizumi.

"Bangun. Ayo ke kamar," suara Jungkook terdengar seperti menahan senyum. Eunha merengek dengan kepala menggeleng tegas, menolak ajakan Jungkook.

"Nggak mau!" katanya, ketus.

"Aku tinggal disini? Di tempat Mr. Koizumi?" pancingnya, setengah mengancam. Eunha merengek lagi.

"Enggak! Nggak mau," sahutnya, kali ini memelas.

Jungkook yang kasihan pun mendekat dan berjongkok didepan gadis
itu. "Mau digendong?" tawarnya halus.

"Tapi, nanti masukin, ya?" pinta Eunha dengan wajah memohon.

"Apanya yang dimasukin?" balas Jungkook bingung.

"Itu," Eunha menunjuk dengan dagu hingga Jungkook akhirnya terpingkal-pingkal.

"Kita mau tidur Eunha, bukan mau ngelakuin 'itu'" katanya terkekeh-kekeh geli.

My Dearest Ojol (Fin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang