58. Miss You So Bad

3.6K 797 223
                                    

Sayang aja, pas saya lagi minat nulis tapi vote dan komen mlempem kan?

###

Tentu saja Eunha dan lain-lain gagal mengejar Jungkook. Pesawat yang membawa pemuda itu sudah mengudara begitu rombongan Eunha sampai di sana.

Seminggu berlalu, dan Eunha melewatinya di ranjang rumah sakit. Dia yang tidak mudah terkena stress langsung ambruk begitu Jungkook diambil darinya.

Hari ini, ibunya dan Yuna bergantian merawat Eunha. Tidak banyak orang yang menjenguk karena Victor dan yang lain sibuk mencari cara untuk mengusahakan kepulangan Jungkook ke Indonesia.

Eunha merasa semakin bersalah dan tidak berguna. Membuat stresnya juga semakin tinggi.

"Ibu dan bapaknya pak Dimas sekarang lagi di Korea. Ditemenin pak Victor dan pak Jimin." Yuna melaporkan hal itu saat menjenguknya.

"Mereka udah dikasih tau? Gua juga mau ikut ke sana, Yun." Eunha merengek dengan mata berair.

"Lu sembuh dulu, dong. Gimana caranya kita bawa lu ke Korea kalau lu sakit gini?" jawab Yuna tegas. Eunha menghela napas kemudian mengangguk.

Sejujurnya gadis itu bosan mendengar kalimat yang sama. Berulangkali, diucapkan oleh orang yang berbeda. Eunha tau mereka mencoba menstimulan dirinya agar cepat sembuh. Hanya saja, keabsenan Jungkook diantara mereka memicu reaksi yang sebaliknya.

Bagaimana bisa Eunha tidak stress kalau pertanyaan di otaknya tidak ada yang bisa menjawab? Bagaimana keadaan Jungkook? Apa dia baik-baik saja? Apa depresinya kambuh lagi? Apa... Pemuda itu juga merindukannya?

"Andai kita punya seseorang di Korea. Seenggaknya buat cari tau kabar pak Dimas. Walaupun bisa ketemu orang Korea itu, gua nggak yakin siapapun bisa lihat muka pak Dimas secara langsung," gumam Yuna lirih.

Eunha membuang muka ke arah lain. Yerin mungkin adalah satu-satunya kandidat yang bisa Eunha ajukan pada Yuna. Jika saja perempuan Korea itu bukan asisten bapak kandung Jungkook dan terbukti pernah mengkhianatinya. Bukankah Yerin pernah berjanji tidak sedang menggali informasi? Tapi, tidak lama berselang setelah obrolan mereka, Jungkook diculik oleh atasan Yerin. Sungguh ironis!

Eunha tidak akan mengatakan apapun pada siapapun yang baru saja dia kenal. Dampaknya sungguh mengerikan!

"Ah!" Yuna membuat suara seperti tercekat, membuat Eunha menoleh ke arahnya. Wajah Yuna berbinar sementara matanya membelalak. Senyumnya terbit sedikit demi sedikit karena mendapat ide.

"Ada apa?" tanya Eunha.

"Na! Kita tanya trio Mina, Na! Mereka kan penggila Korea. Pasti seenggaknya punya satu temen Korea, kan?" cerocos Yuna, penuh semangat. Eunha mengedipkan matanya sekali, kagum pada ide yang baru didapatkan temannya.

"Bego banget gua! Kenapa baru kepikiran sekarang, sih?" Yuna mengomeli dirinya sendiri sambil mengotak-atik ponsel.

"Mina! Gua butuh bantuan elu! Lu dimana?" begitu telepon diangkat, suara Yuju langsung naik beberapa oktaf. Eunha yang tidak bisa mendengar balasan Mina hanya bisa mendengarkan pembicaraan itu secara sepihak.

"Oh, lagi balik kampung. Nggak apa-apa sih. Eh, Min. Lu punya temen Korea nggak?"

"Urgent pokoknya! Kalau lu punya, kenalin ke gua dong! Butuh banget, nih!"

"Oh? Lu udah tau? Darimana? Lisa?" Yuna mengurut pelipisnya. Eunha jadi ingat kalau Lisa memberi banyak informasi ketika dia tidak bisa mengejar Jungkook di bandara. Lisa jelas cukup tau tentang masalah yang sedang menimpanya.

"Oh," Eunha memperhatikan saat bibir Yuna menurun kecewa.

"Oke, deh. Thanks a lot, ya? Eunha? Masih sama aja. He'em. Bye." Yuna mematikan sambungan telepon, lalu menatap Eunha murung.

My Dearest Ojol (Fin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang