Harusnya saya update tanggal 13/14, tapi ternyata Allah menghedakinya hari ini wkwkk..
Tadi pagi udah mau saya up juga, tapi lagi-lagi bermasalah..
Bisanya baru hari ini di jam ini :)
Maaf, ya :)
###
"Mas, besok aku mau ambil mobil dirumah, boleh?" pulang dari rumah Sinbi, Eunha langsung bertanya dengan semangat tertahan. Jungkook yang sedang rebahan dikasur sambil menutup mata pun jadi kaget.
"Apa? Gimana? Kenapa?" tanyanya dengan mata membelalak.
"Mau ambil mobil. Mulai besok udah aktif bimbingan. Nggak mungkin kamu anter ke sana-sini, kan?" sahut Eunha, memberi alasan.
"Kapan mau ambil?" tanya Jungkook, menguap lebar dan kembali santai memeluk guling.
"Besok. Sama Sinbi tapinya," jawab Eunha sekarang tampak bersemangat. Jungkook mengerutkan kening semakin penasaran. Ini jelas ada hubungannya dengan sesuatu yang coba Eunha sembunyikan, pikir pemuda itu.
"Kok mendadak? Proposalmu belum selesai, kan?" tuding Jungkook, membuat Eunha salah tingkah. Kemudian, gadis itu cemberut kekanakan, seolah Jungkook merebut permen yang baru dia beli.
"Aku mau kebut malam ini, terus besok menghadap dosen. Mendadak karena dapet idenya juga mendadak." sahut Eunha, lalu menghela napas muram. Mata Jungkook langsung menyipit curiga.
"Kamu nggak lagi nyoba minta uang ke ibumu, kan?" tuduhnya. Eunha langsung mendongak, mengerjabkan mata bulatnya karena kaget. Dari situ saja Jungkook sudah tau kalau tebakannya benar.
"Kok--?"
"—berapa sih uang yang kamu butuh? Buat apa? Aku tawarin pakai uang simpananku, kamu nggak mau. Sekarang malah mau minta orangtuamu. Nanti kalau mereka pikir aku nggak ngasih kamu nafkah, gimana?" tegur Jungkook, mengubah posisinya menjadi duduk lagi untuk memandang Eunha tegas.
Sesaat gadis itu terlihat kelimpungan mencari alasan, terlihat gusar dan resah sebelum akhirnya duduk dilantai kamar dengan sikap pasrah.
"Nggak lucu kalau beli kadonya pakai uangmu," gumamnya lesu.
"Kado? Buat siapa?" tanya Jungkook, mengerutkan keningnya lagi. Eunha mendongak sambil menatap pemuda itu memelas.
"Buat kamu, mas," jawabnya nyaris berbisik.
"Aku nggak ulang tahun. Masih lama tuh ulang tahunku." Eunha jadi berdecak dan melotot kesal ke arah Jungkook setelah mendengar jawaban pemuda itu.
"Besok hari valentine, mas!" serunya jengkel. "Karena itu aku pengen ngasih kamu sesuatu. Apa kek. Silverqueen juga nggak apa-apa. Cuma, uang saku ku tinggal sepuluh ribu." Eunha menutup wajahnya dengan kedua tangan karena merasa frustasi.
Jungkook yang sejak tadi terdiam kaget lama-lama mengerti juga maksud Eunha. Pemuda itu ingin menyeringai lebar atau mungkin tertawa geli. Untuk seorang lelaki dewasa seperti dia yang selalu single, jelas hal itu tidak pernah muncul dikepalanya. Dulu, setiap dia mendapat hadiah di hari valentine dari fans-nya, dia selalu membagi-bagikan semua hadiah yang dia dapat ke teman-temannya. Jungkook tidak pernah sekalipun menyimpan atau memakan kado-kado tersebut.
Sekarang, saat melihat Eunha murung memikirkan hadiah yang akan gadis itu berikan padanya pun, Jungkook sama sekali tidak tersentuh. Pemuda itu justru merasa heran kenapa Eunha sangat khawatir pada hal itu.
"Nggak usah dipikirin, Na. Nggak dikasih hadiah juga nggak apa-apa," ucap Jungkook, menelan senyum dan tawanya lalu menenangkan sang isteri.
"Ini tuh valentine pertamaku, mas. Aku juga pengen kayak pasangan yang lain," rengek Eunha, membuat Jungkook geleng-geleng kepala. Orang dewasa muda, batinnya. "Sialan si Rosa! Argh! Harusnya aku nggak pinjemin dia duit!"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Ojol (Fin)
Fanfiction"Mbak?" "Ya?" gadis itu menoleh bingung. "Namanya siapa? Nikah sama saya, mau?" Heya Eunha merinding, geli, dan merasa takut ketika seorang laki-laki asing tiba-tiba melamarnya di tengah keriuhan pasar Ungaran dipagi hari. Gadis yang baru menginjak...