8. Dibalik Nama

4.4K 859 148
                                    

Ada yang masih melek?

###

Chaeril dan Sinbi berkelahi. Meributkan sosis bakar terakhir hingga Jungkook harus turun tangan memisahkan kakak-beradik itu. Eunha agak geli sebenarnya. Dia sama sekali tidak paham bagaimana mungkin sepotong sosis bisa membuat Chaeril-Sinbi berkelahi? Bahkan Chaeril sampai menangis dan berteriak-teriak tidak terima. Yang lebih mengherankan, kedua gadis itu lebih menurut pada Jungkook daripada orangtua mereka.

"Kalian berdua itu mending jadi anaknya mas Dimas daripada anaknya bapak-ibu." Komentar bu RT, mengomeli Sinbi-Chaeril dengan mata melirik sengit.

"Chaeril tuh, bu!" adu Sinbi, menunjuk adiknya dengan wajah kesal.

"Apaan? Mbak Sinbi duluan! Sosis Chaeril dimakan, bu!" balas Chaeril, tidak mau kalah. Airmata masih menuruni pipinya saat dia berlari memeluk lengan bu RT sambil merengek manja.

"Kamu itu! Sudah besar tetep aja nggak mau kalah sama adeknya!" tegur bu RT, kali ini memelototi Sinbi.

"Aku lagi yang salah! Terus aja aku!" bentak Sinbi lalu pergi sambil menghentakkan kaki berang. Pak RT dan bapak yang daritadi menonton tv didalam rumah pun segera mendekat untuk mencari tau apa yang sedang terjadi.

"Biar Dimas aja yang nyusul, bu." ucap Jungkook, lalu berlari mengejar Sinbi.

"Tuh, mbak. Suamimu malah ngejar cewek lain. Padahal seharian kerja. nggak mikirin kamu, pasti. Mending sama aku, Na. Mikirin kamu tiada habisnya." Eunha bergidik ngeri saat mendengar suara seorang pemuda yang selalu mengganggunya setelah dia pindah ke rumah Jungkook. Benar dugaannya. Ada Justin—seorang mahasiswa Unnes dan teman-temannya berdiri dibelakang Eunha sambil nyengir.

Gadis itu langsung buru-buru menjauh, memilih menyusul Jungkook daripada berada disatu tempat dengan Justin. Nggak jauh dari sana, Eunha bisa melihat suaminya dan Sinbi sedang bicara. Gadis itu berlari mendekat, tidak berhenti saat Jungkook memeluk Sinbi untuk menenangkan.

"Kenapa kamu?" Jungkook yang menyadari kedatangan Eunha bertanya, lalu melepaskan pelukannya ditubuh Sinbi. Eunha menggelengkan kepalanya sambil berusaha mengatur napas. Dia tidak berlari jauh, tapi karena dia bukan penggemar olahraga maka jarak seratus meter seperti satu kilometer baginya.

Sinbi sudah berhenti menangis, hanya tersisa isakan kecil ketika menimpali.

"Digangguin lagi, ya, mbak?" Eunha hanya sanggup meringis. Bulu roma ditengkuknya masih berdiri karena teguran Justin tadi.

"Digangu siapa?" tanya Jungkook, ingin tau.

"Tuh, anak kost yang namanya Justin. Dia ngekost di tempat pak Rusdi." jawab Sinbi.

Eunha cemberut saat suaminya justru tertawa. Gadis itu memang pernah mengadu ke Jungkook saat pertama kali digoda. Tapi, bukannya marah atau membela Eunha, pemuda itu justru sering dengan sengaja menyuruh Eunha membeli sesuatu di warung bu Rusdi. Menurut Jungkook, ekspresi Eunha saat ketakutan itu sangat lucu hingga dia tidak bisa menahan diri untuk ikut menggoda isterinya tersebut.

"Kamu lucu sih kalau digodain. Makanya dia ketagihan. Kamu pasti langsung lari ke sini gara-gara itu, kan? Sama kayak pas pertemuan kedua kita?" ledek pemuda itu, membuat Eunha menatapnya sengit.

"Itu, dimarahin, kek! Biar nggak godain lagi!" sahut Eunha ketus. Jungkook menggelengkan kepala sambil terkekeh kegelian.

"Nggak mau. Kamu kalau lagi lari ketakutan gitu, kayak bebek. Lucu!" ejeknya lagi.

Eunha mendengus jengkel lalu memutar badan menuju ke rumah keluarga Jungkook sambil menggerutu. Sinbi meninjak kaki Jungkook supaya berhenti tertawa.

My Dearest Ojol (Fin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang