From: Nona
Mas, hari ini nggak usah jemput.
Mau hangout sama Sinbi 😋To: Nona
Y
Jungkook memasukkan kembali ponselnya setelah mengetik balasan singkat untuk Eunha. Pemuda itu kembali terfokus pada rapat intern RSUP Kariadi yang sedang berlangsung.
Belakangan ini, terjadi pencurian dikalangan karyawan. Lebih spesifiknya di bagian laboratorium. Para staff laboran mencurigai anak-anak magang yang mana termasuk Eunha. Mereka sudah mengeluh kehilangan uang, hp dan kartu atm sejak seminggu yang lalu.
Makanya, Jungkook didesak untuk datang dan mengambil tindakan tegas. Entah mendepak para mahasiswa magang serta memutus MoU, atau melaporkan kejadian tersebut ke pihak yang berwenang.
"Kemarin ada lagi yang kecolongan, pak. Kali ini perawat. Dompet-dompetnya, semua raib diambil maling!" kepala perawat terlihat geram saat melaporkan hal itu.
"CCTV sudah dicek?" tanya Jungkook. Kepala bagian keamanan mengangguk.
"Bapak bisa lihat dikantor kalau bapak mau." jawab pria paruh baya yang punya wajah sangat galak tersebut.
"Pelakunya benar-benar anak magang?" tukas Jungkook. Pria itu mengangguk. "Ibu sudah lihat rekamannya?" kali ini Jungkook beralih ke ketua koordinator laborat. Wanita itu juga mengangguk dengan raut wajah mengeras.
"Kalau sudah ada pelakunya, saya akan turun sekarang. Vic," Jungkook menoleh ke sekretarisnya. Pemuda lain yang terlihat lebih tua beberapa tahun dari Jungkook mendongakan kepala dari atas notebook-nya. Kacamata minus yang dia pakai melorot hingga ke ujung hidung.
"Telepon polisi dan perwakilan kampus." perintah Jungkook yang segera dilaksanakan pemuda bernama Victor tersebut."Selain masalah pencurian, ada lagi masalah lain, pak Dimas." perwakilan dari jajaran dokter gigi bersuara. Gadis yang bahkan berusia lebih muda dari Eunha tersebut menatap Jungkook serius.
"Ya?" gumamnya, menunggu.
"Soal kerjasama rumah sakit kita dengan Tokyo Hospital sudah disetujui. Bulan depan, bapak harus meluangkan waktu untuk datang ke sana dan membicarakan beberapa hal. Staff disana bilang, pertemuan pertama ini tidak bisa di wakilkan." jawab dokter bernama Ummy Latifa tersebut.
Jungkook mengangguk dan menyuruh Victor mencatat agenda tersebut.
"Ada lagi yang perlu disampaikan?"Seorang dokter ahli bedah bernama Randolf Simanjuntak mengangkat tangan.
"Ini soal proposal kerjasama dengan pihak Jerman. Bapak sudah selesai membacanya?"Kali ini Jungkook mengerutkan kening.
"Saya tidak menerima email apapun tentang itu." katanya."Saya sudah mengirimkannya ke email bapak sejak seminggu yang lalu." dokter Randolf terlihat tidak senang.
"Tolong kirim sekali lagi. Mungkin emailnya tertumpuk dengan email lain." pinta Jungkook, mengalah. Dokter Randolf mengangguk kaku.
"Kalau tidak ada yang harus dibahas lagi, lebih baik kita ke laboratorium sekarang, bu Soraya." Jungkook menoleh ke ketua koordinator laboratorium. Wanita berjilbab sewarna seragam karyawan RS Kariadi itu mengangguk.
Pertemuan itu bubar. Jungkook didampingi Victor berjalan menuju laboratorium analisa bersama bu Soraya.
Suasana laborat sedang lengang ketika mereka masuk. Ada empat karyawan RS dan satu mahasiswa magang yang Jungkook kenali wajahnya. Semua orang terkejut, terlebih mahasiswa perempuan tersebut.
"Saya dengar sering terjadi pencurian disini? Siapa yang jadi korban?" tanyanya, memecah keheningan.
"SAYA PAK! Uang arisan RT saya raib semua!" jawab staff laborat bernama Ika.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Ojol (Fin)
Fanfiction"Mbak?" "Ya?" gadis itu menoleh bingung. "Namanya siapa? Nikah sama saya, mau?" Heya Eunha merinding, geli, dan merasa takut ketika seorang laki-laki asing tiba-tiba melamarnya di tengah keriuhan pasar Ungaran dipagi hari. Gadis yang baru menginjak...