Bisa dibilang, seharian ini Eunha tidak beristirahat. Setelah pulang sekaligus melaksanakan PKMD terakhir, dia langsung membantu ibu serta ibu mertuanya menyiapkan segala keperluan untuk selametan rumah baru.
Mulai besok, Eunha dan Jungkook sudah resmi tinggal di sana.
Sementara itu, Jungkook pulang sebelum maghrib. Dia membawa Victor dan seseorang yang Eunha pernah lihat menjadi model Puma bersama suaminya.
Eunha sendiri juga membawa Yuna, geng Mina serta Deka yang membuntuti pacarnya kemana pun. Seperti biasa, begitu melihat Eunha, Victor langsung nyengir.
"Nona," sapanya. Kening Eunha mengerut meski dia tersenyum. Gadis itu tidak mengerti kenapa Victor selalu memanggilnya dengan sebutan itu. Apa Victor ingin menjadi babunya? Boleh juga kalau si Ganteng mau.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
"Mas, arem-aremnya udah kamu ambil?" ibu Jungkook bertanya dengan nada berseru.
"Iya!" Jungkook menuju ke dapur sambil menenteng tas plastik hitam besar.
"Duduk dulu, pak Vic." Eunha mempersilakan, mengangguk segan ke arah teman Jungkook yang satu lagi.
"Jim? Kamu kesini juga?" gadis itu terkejut karena ayahnya mengenal teman Jungkook yang satu lagi.
"Hehe... Saya nggak bakal nolak makan-makan gratis, pak. Maklum, anak kost." Pemuda yang duduk disamping Victor itu nyengir lebar lalu menyalami ayahnya.
"Eunha!" Gadis itu menoleh ke sumber suara dan menemukan gerombolan temannya sedang mengamati teman-teman Jungkook. "Sini!"
Eunha pun mendekat, tangannya ditarik keras lalu diserang beberapa pertanyaan bernada berbisik namun mendesak.
"Itu siapa? Kenalin, dong!""Yang kemeja biru itu yang pernah ngendorse bareng suamimu, kan, Na? Ganteng aslinya, anjir!"
"Gua yang kayak pangeran aja, dah. Ikhlas gua."
"Mata lu-lu pada nggak bisa slow liat yang bening dikit, ya?" celetuk Deka, berkomentar.
"Sirik aja yang burik!" balas Lisa tajam. Yuna yang berdiri ditengah-tengah mereka pun tertawa geli.
"Yang kemeja hitam namanya pak Victor. Dia asisten si Om. Kalau yang satu lagi, gua belum kenal." Eunha menunjuk kedua pemuda yang sekarang sedang mengobrol dengan ayahnya secara bergantian.
"Kenalin, anjer! Biar populasi jomblo diantara kita makin berkurang!" Chacha ngegas.
"Penelitian dulu noh, urusin. Baru cowok!" tukas Mina.
"Justru kalau punya cowok bisa bikin semangat belajar, Min. Penelitian dan KTI bisa cepet kelar. Contoh tuh, Eunha sama Yuna!" balas Lisa.
"Min, lu mending cari temen lain deh. Bareng mereka terus, lama-lama lu yang bakal ikutan sesat." Deka kembali bersuara.
Tanpa aba-aba, Lisa menjambak rambut Deka kasar. Ditimpali Chacha yang menjambak rambut Deka disisi lain, suasana di teras depan menjadi ramai.
Tidak lama kemudian, Jungkook kembali dengan penampilan yang lebih segar. Kemeja putih dan celana kain hitamnya sudah berganti dengan baju koko abu-abu.
"Pak RT bilang, acaranya jam berapa?" Nah! Pikunnya kambuh.
"Abis isya', Mas. Makan dulu deh sama temen-temenmu," sahut Eunha.
"Bang Vic, Jim, makan dulu, yuk? Bapak udah makan?" Jungkook berseru ke arah teman-temannya.
"Beres, bos!" balas Victor.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Ojol (Fin)
Fanfiction"Mbak?" "Ya?" gadis itu menoleh bingung. "Namanya siapa? Nikah sama saya, mau?" Heya Eunha merinding, geli, dan merasa takut ketika seorang laki-laki asing tiba-tiba melamarnya di tengah keriuhan pasar Ungaran dipagi hari. Gadis yang baru menginjak...