Saya mencoba nulis ditengah WB yang menyiksa TT^TT
Semoga nggak dihujat walau saya pantas mendapatkannya TT^TT
###
Malam harinya, keluarga Jungkook diundang untuk ikut syukuran dirumah pak RT. Eunha baru tau kalau Sinbi ternyata masih semester 1 bangku kuliah. Karena itu, kepulangan pertama Sinbi dari kota rantaunya dirayakan oleh keluarga.
Setelah isya' Eunha mengikuti ibu mertuanya untuk bantu-bantu dirumah pak RT. Mereka akan bbq-an dengan sosis, ayam dan beberapa makanan lain. Tidak hanya keluarga Jungkook, Eunha bisa melihat warga lain termasuk anak-anak kost yang ada disekitar daerah sana.
"Pak Burhan dan mas Jungkook kemana, mbak?" tanya Sinbi, membawa keluar satu wadah besar jagung manis yang sudah dibersihkan.
"Belum pulang kerja, Sin. Chaeril mana?" tanya Eunha balik.
"Lagi ngerjain pr dikamar. Alasan! Dia cuma nggak mau bantu-bantu aja." jawab Sinbi, mencibir kelakuan adiknya yang mendadak rajin belajar. Eunha hanya bisa tertawa karena dia sama sekali tidak mengerti bagaimana sepasang kakak beradik bisa bertengkar satu sama lain?
Sinbi adalah seorang gadis yang lumayan tomboy walau wajahnya cantik. Dia juga sama supelnya dengan Chaeril, tapi memiliki raut judes ketika dia diam. Eunha merasa lebih nyaman berada diantara keluarga pak RT daripada teman-temannya, Yuna dan Rosa. Btw, apa kabar mereka, ya? Tidak ada kah yang merasa bersalah pada Eunha? Kenapa tidak ada yang meminta maaf atau sekedar mencoba menghubungi?
Gadis itu tersentak kaget saat Sinbi menyenggol lengannya sedikit.
"Kenapa?" tanya Eunha.
"Dipanggil bu Nur." jawab Sinbi, menggidikkan dagu ke arah mertua Eunha berdiri.
"Kenapa, bu?" tanya Eunha, mendekati wanita berwajah lembut itu.
"Nanti, kalau bapak sudah pulang dan tanya ibu kemana? Jawab aja kalau ibu lagi beli pergi sama bu RT ya, Na?" jawab ibu mertuanya, berpesan. Eunha langsung mengangguk.
"Ibu mau kemana?" Sinbi yang menyusul Eunha dan sempat mendengar pembicaraan keduanya pun bertanya.
"Ke Ungaran sebentar, bi. Ambil pesanan sate di pasar Ungaran." jawab ibu mertua Eunha lagi.
Begitu kedua wanita paruh baya itu pergi, Sinbi mengajak Eunha untuk duduk sebuah angkrik (panggung yang terbuat dari bambu, biasanya untuk duduk-duduk santai). Anak-anak kost lain mulai berdatangan dan Eunha bisa melihat salah satu mahasiswa yang selalu menggodanya ketika bertemu.
"Mbak, cerita dong. Gimana pertama kali ketemu sama mas Jungkook?" Sinbi membuka obrolan.
"Nggak jelas, Sin. Aku lagi disuruh ibu belanja di pasar buat sarapan. Tiba-tiba dia manggil, tanya nama, terus ngajak nikah." jawab Eunha, agak meringis. Sinbi tertawa.
"Terus, mbak Heya gimana?" tanyanya lagi.
"Ngeri." balasan Eunha kembali membuat Sinbi tergelak.
"Pasti ngira orang gila, ya, mbak? Emang, sih. Otaknya kadang kurang se-ons." Sinbi terbahak-bahak hingga membuat Eunha kebingungan. Apa jawabannya sangat lucu?
"Tau nggak, mbak? Mas Jungkook itu dari dulu emang aneh. Masa, pas SMA pernah nembak cowok gara-gara risih diintilin cewek-cewek mulu? Dulu, kan, SMP sama SMA kami satu wilayah gitu. Jadi, aku liat kejadiannya." Cerita Sinbi, mengusap airmata yang muncul disudut matanya.
"Hah? Jadi guy, gitu?" Sinbi menganggukkan kepala berulang kali untuk menjawab pertanyaan bernada tidak yakin Eunha.
"Jelas mas Jungkook ditolak, kan. Soalnya cowok yang dia tembak itu anak populer lain yang normal. Abis itu, nggak ada lagi yang mau temenan sama mas Jungkook gara-gara ngira dia 'belok'. Cuma aku yang masih dekat sama dia. Soalnya, berangkat-pulang sering barengan." sahut Sinbi lagi.
"Kok, dia gitu, sih, Bee?" Lagi-lagi Eunha bertanya, mendadak merasa haus akan informasi tentang suaminya.
"Nggak tau, ya. Mas Jungkook baik, sih. Cuma kadang jalan pikirannya nggak ketebak." jawab Sinbi.
"Kamu deket banget sama mas Jungkook?" Sinbi mengangguk santai.
"Udah jadi kakak sendiri." jawabnya, membuat Eunha mengangguk paham.
"Dia orangnya gimana sih, Bee? Setauku, cuma nyebelin doang. Apalagi kalau lagi nyuruh-nyuruh. Bossy!" Pertanyaan Eunha berakhir dengan sebuah gerutuan.
"Kayak kakak cowok. Aku nggak punya kakak cowok kandung, sih. Tapi liat temen-temenku curhat tentang kakak cowoknya, ternyata mirip mas Jungkook. Bossy, keras kepala, tapi mengayomi gitu. Cuma, kayak yang tadi aku bilang. Pola pikir mas Jungkook kadang nggak bisa aku pahami. Terlalu nyeleneh, gitu." jawab Sinbi.
"Maksudnya terlalu nyeleneh?" tanya Eunha, bingung. Sinbi sepertinya juga agak bingung menjelaskan hal ini, makanya dia diam beberapa saat untuk mencari contoh yang tepat.
"Nih, kayak cara dia pertama kali ketemu sama mbak Heya. Langsung lamar, kan? Terus, yang tadi aku cerita soal cara dia menghalau fans. Mana ada cowok jaman sekarang yang se'aneh' dia?" kali ini Eunha menganggukkan kepala berulang kali. Dia juga ingat obrolannya dengan Jungkook saat mereka mendiskusikan tentang pemuda itu yang melamarnya secara resmi tanpa sepengetahuannya.
"Wah, panjang umur. Tuh, mbak. Mas Jungkooknya udah pulang." Gumam Sinbi, menyenggol lengan Eunha lalu mengangkat dahu menunjuk motor Jungkook beserta pengendaranya yang barusan masuk ke pekarangan rumah. Eunha langsung berdiri, pamit ke Sinbi lalu berlari menyusul suaminya.
Jungkook sedang melepas helm dan mengacak-acak rambutnya sendiri saat Eunha mendekat. Pemuda itu tampak kaget ketika Eunha berhenti disampingnya.
"Kamu darimana?" tanya Jungkook.
"Rumah pak RT. Lagi ada syukuran disana karena Sinbi baru pulang. Ibu juga tadi disana, tapi sekarang lagi ambil pesanan sate ke Ungaran sama bu RT." jawab Eunha, menyerocos panjang.
Jungkook mengangguk singkat, turun dari motornya lalu menggandeng Eunha masuk ke dalam rumah. Bapak masih belum pulang dan Enha agak cemas karena hal itu. Pasalnya, akhir-akhir ini sedang terjadi teror geng motor yang suka membuat ulah dan menyerang pengguna jalan yang lain.
"Kok pulangnya tumben malem banget, mas?" tanya Eunha.
"Sepi. Bapak belum pulang?" tanyanya. Eunha menggeleng.
"Mas mandi dulu, deh. Aku buatin kopi. Abis itu kita ke rumah pak RT lagi." Ucap Eunha, mendorong tubuh Jungkook menjauh sementara dia pergi ke dapur.
"Na?" Eunha kembali menoleh saat pemuda itu memanggil namanya. "Are you ok?"
Eunha termenung sebentar untuk menangkap maksud Jungkook. Saat paham, ada sorot sendu dimata besarnya sebelum dia mengangguk dan berbalik tanpa mengatakan apapun.
###
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Ojol (Fin)
Fanfiction"Mbak?" "Ya?" gadis itu menoleh bingung. "Namanya siapa? Nikah sama saya, mau?" Heya Eunha merinding, geli, dan merasa takut ketika seorang laki-laki asing tiba-tiba melamarnya di tengah keriuhan pasar Ungaran dipagi hari. Gadis yang baru menginjak...