16. Gagal

4.1K 823 67
                                    

Vote dan komennya yang banyak, juseyo.. 😁😁

###
Bu Siti 💉

Mbak Heya, ibu sudah dapat hari untuk kamu ujian proposal. Kamis jam 1 siang, ya? Ruangannya tanya sama BAAK.

Eunha histeris saat membaca pesan dari pembimbing KTI-nya tersebut. Dia mendadak jadi panik dan takut hingga tidak bisa tidur. Sejak mendapat pesan itu, Eunha jadi tidak bisa diganggu. Dia berkonsentrasi penuh untuk belajar sampai tidak ada yang berani mengusik termasuk Jungkook. Mereka tau, ini salah satu pertarungan penting Eunha.

"Bakteri Salmonella typhosa merupakan salah satu penyebab penyakit typhus," Eunha bergumam, keningnya berkerut penuh konsentrasi untuk mengingat inti dalam proposal karya tulisnya.

"PPT-mu sudah beres? Referensi? Proposal yang udah di jilid?" Jungkook menyela. Karena hari ini Eunha ujian, dia jadi ikut memperhatikan isterinya lebih serius. Eunha mengangguk singkat, tidak mau menyahut karena harus menyelesaikan hapalannya. "Nasi kotak untuk pembimbing?"

"Nanti aku ambil sejam sebelum ujian." Eunha melirik kesal ke arah pemuda itu.

"Aku ambilin. Kamu pesan di warung mana?" tawar Jungkook kemudian.

"Deket kampus, kok. Rumah makan Padang yang dikanan jalan itu." jawab Eunha. Jungkook mengangguk, tau tempat yang dimaksud isterinya.

"Kamu ke kampus jam berapa?" Eunha yang hendak melanjutkan hapalannya kembali menahan diri.

"Sepuluh. Ada ujian lain sebelum aku. Mau kumpulin tandatangan buat ujian KTI besok." Jungkook mengangguk sekali, mengancingkan kemeja putih dan merangkapnya dengan jaket kulit hitam.

"Good luck buat ujiannya." Pemuda itu pamitan. Dia harus berangkat pagi ke Kariadi karena ada satu masalah. Victor semalam memberinya kabar yang cukup mengejutkan.

Eunha bergeming, melanjutkan acara menghapalnya. Ibu dan bapak Jungkook masih dirumah saat itu, tapi keduanya membiarkan Eunha belajar.

"Telepon ayah-ibu, Na. Minta doa biar ujian hari ini lancar." saran ibu Jungkook, membuat bibir Eunha berhenti bergerak.

"OH IYA! LUPA MINTA DOA!" pekiknya, berdiri kebingungan mencari ponsel.

Jam 10.50 pagi, Eunha sudah sampai didepan kampusnya. Gadis itu cepat-cepat mencari ruangan yang digunakan untuk sidang dan masuk. Dia terkejut saat melihat Yuna berada diruangan itu juga. Sendirian menyiapkan layar proyektor dan keperluan lain.

"Eh, lu ujian hari ini juga?" Yuna bertanya canggung. Eunha mengangguk kaku, meletakkan tasnya ke salah satu kursi kemudian ikut menata tempat duduk untuk para penguji.

Kesunyian meliputi keduanya selama beberapa saat. Eunha tampak tidak peduli sementara Yuna juga berusaha untuk tidak mengusik Eunha. Entah dapat keberanian darimana sampai akhirnya Yuna mengeluarkan suara.

"Na, gua mau minta maaf. Lu tau, soal yang dulu itu. Gua udah berusaha nyegah dan nasehatin Rosa. Tapi, gua punya alasan--"

"--lu tau?" Eunha memotong dengan nada tajam, "Gua nggak mau konsentrasi belajar gua rusak cuma buat ngomongin hal yang nggak penting!" sentaknya. Yuna terlihat sedih, tapi kembali menutup mulut.

Keheningan itu berlanjut sampai satu persatu orang berdatangan untuk melihat ujian proposal mereka. Ada, setidaknya dua puluh mahasiswa yang hadir. Selain membantu teman-temannya mendapat audiens dan memberi dukungan moril, mereka juga butuh mendapat tanda tangan dosen untuk mengisi buku mereka. Tanda tangan itu menjadi syarat untuk ikut ujian KTI kelak.

Yuna ujian lebih dulu. Karena mereka berdua mendapat penguji yang sama, Eunha menjadi orang yang lebih banyak tanya mengenai topik KTI yang diambil Yuna. Bukan mempersulit, Eunha justru membantu Yuna mendapat nilai tinggi karena berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaannya.

My Dearest Ojol (Fin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang