49. Cemburu

3.8K 749 154
                                    

Seperti niatnya, akhir-akhir ini Eunha lebih banyak memperlakukan Jungkook. Gadis itu lumayan takjub dengan banyak hal yang baru dia sadari. Alih-alih khawatir, Eunha justru menjadikan Jungkook Bahan tertawaan.

Pemuda itu pikun sekali.

Contohnya, ketika akan mandi Jungkook selalu bolak-balik mencari atau mengambil sesuatu yang ketinggalan. Pemuda itu bisa melakukannya lebih dari tega kali. Lupa bawa handuk, mencari alat cukur jenggot, dan bahkan kebingungan dia sudah parah sabun atau belum.

"Mandi lagi, mbah." Eunha terkekeh ketika Jungkook cemberut ke arahnya.

"Coba cium ketekku, Na. Kayaknya tadi udah sabunan."

"Dih, ogah!"

Sewaktu Eunha menceritakan hal itu kepala dokter Sita, dia bilang kalau hal tersebut menunjukkan bahwa Jungkook stress. Eunha disarankan untuk memberi perhatian, semacam menanyakan sesuatu yang suaminya butuh.

Jungkook juga sering hilang fokus. Walaupun ketika ada seseorang bicara dan pemuda itu kelihatan memperhatikan, Jungkook bisa tidak menangkap sama sekali isi pembicaraan. Meskipun jarang terjadi, tapi hal tersebut bisa membuat semua orang jengkel.

Tapi sepertinya semua gejala itu tidak berlaku jika berhadapan dengan wanita cantik. Eunha menyipitkan mata curiga saat melihat Jungkook berbicara santai dengan seorang perempuan cantik. Mereka bertahan berdampingan sambil sesekali tertawa. Eunha sudah cukup mengenal suaminya untuk tau bahwa Jungkook tidak sembarangan akrab dengan perempuan.

Siapa perempuan itu?

Eunha tetap duduk menunggu di kursi pendaftaran, terlalu kesalahan untuk menghampiri suaminya. Dia juga merasa terganggu dengan interaksi Jungkook bersama wanita asing tersebut.

Wanita yang memakai baju semi-formal itu berambut hitam panjang, bersalah kecil, hidung mancung dan juga terlihat anggun ketika berjalan ataupun bicara. Eunha agak puas menyadari tinggi wanita itu sedikit lebih pendek darinya--tentu saja dia merasa begitu karena selama ini selalu di katai pendek!

Eunha terus memperhatikan hingga akhirnya Jungkook mendingan dan melihatnya. Awalnya, gadis itu kira Jungkook akan memanggil, lalu memperkenalkan mereka. Tapi ternyata, Jungkook hanya mengerjab satu kali sebelum kemudian mempercepat langkahnya bersama wanita itu menuju pintu keluar.

Sekarang Eunha benar-benar kesal. Dia berharap lebih dari ini setelah tadi terpaksa naik transSemarang menuju Kariadi karena Jungkook tidak bisa menjemput. Dari situ saja sebenarnya Eunha sudah cemberut. Dia tidak suka transportasi umum, dan memaksakan diri menaiki kendaraan tersebut benar-benar merusak moodnya.

Jungkook kembali tidak lama kemudian. Sekarang langsung menghampiri Eunha sambil tersenyum sedikit.

"Ayo pulang," ajaknya tenang.

Eunha bangkit berdiri tanpa mengatakan apapun, bibirnya masih mencebik kesal. Mereka langsung ke parkiran, naik motor Jungkook untuk pulang ke Sekaran.

"Udah makan belum? Makan dulu, yuk?" Jungkook berseru dari depan. Suaranya berusaha melawan angin yang berhembus cukup kencang. Sepertinya sebentar lagi akan hujan.

"Belum. Pulang aja, sih!" sahut Eunha ketus.

"Makan dulu, sih! Aku belum makan dari tadi siang." Jungkook menghentikan motornya dipinggir jalan, tepat di depan warung makan pecel lele.

Eunha mendengus, turun dari motor lalu berjalan menghentakkan kaki menuju ke warung itu. Jungkook sendiri mengerutkan kening, keheranan dengan tingkah isterinya.

"Mau makan apa?" Jungkook kembali bertanya setelah sampai disamping Eunha yang duduk sambil bermain ponsel.

"Nggak makan," jawab Eunha, melirik Jungkook kesal.

My Dearest Ojol (Fin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang