17. Cheer Up Eunha!

4.1K 873 132
                                    

Thanks to Ompong mimifairy yang udah ngasih tau editan ini ke aku wkwkkk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Thanks to Ompong mimifairy yang udah ngasih tau editan ini ke aku wkwkkk..

Dan, makasih juga buat admin Eunkookmood yang udah ngasih ijin make editan dy wkwkk.. (haruskah aku ganti cover cerita pakai ini?)

###

Eunha benar-benar terpukul dengan kegagalannya di ujian proposal. Setelah puas menangis, sekarang gadis itu justru berbaring tidak bertenaga di atas ranjang. Dia enggan menyentuh proposal atau PPTnya lagi, padahal Jungkook sudah mengingatkan kalau besok pagi Eunha harus mengulang ujiannya.

Rumah keluarga pak RT sepi karena keluarga mereka mengantarkan Sinbi kembali ke Jogjakarta, pekerjaan rumah sudah selesai, ibu pergi arisa, bapak dan Jungkook pergi kerja. Alhasil, Eunha semakin tenggelam dalam rasa frustasinya.

Gadis itu bingung bagaimana mungkin dia gagal? Presentasinya bagus, dia bisa menjawab semua pertanyaan yang ditujukan lebih baik dari Yuna. Tapi kenapa justru dia yang gagal? Apa dia sedang dipermainkan? Apa ini hukuman karena dia marah pada teman-temannya? Tidak peduli kalau dia lah yang sebenarnya menjadi korban?

Ponselnya tiba-tiba berbunyi, mata Eunha kembali berkaca-kaca ketika melihat id ibunya di layar.

"Assalamualaikum," ucap Eunha, dengan nada gemetar. Dia takut menyampaikan kabar kegagalannya pada si ibu.

"Waalaikumsalam. Gimana tadi ujiannya, Na?" Gadis itu terdiam, tidak ingin menjawab pertanyaan itu. "Halo? Eunha?"

"Eunha gagal, bu." Lalu dia mulai terisak lagi. Ibu diam, membuat Eunha semakin kalut. Daripada mengkhawatirkan penilaian orang, gadis itu lebih takkut pada respon orangtuanya. Eunha jarang mendapatkan nilai yang mengecewakan. Dia selalu berusaha keras belajar agar mendapat nilai yang bagus. Hal tersebut sudah tertanam didalam dirinya sejak dulu, membuat dia gampang merasa stress ketika tidak mendapat nilai yang memuaskan.

Ini adalah salah satu kekurangan dalam diri Eunha. Karena dia adalah anak tunggal yang punya orangtua pandai serta keluarga yang lebih dari berkecukupan, tentu Eunha harus sukses, bukan?

"Na, dosen kamu bilang apa?" ibu bertanya dengan suara lembut.

"Besok ujian ulang," jawab Eunha, jemari tanganya yang bebas memilin pola sprai yang menutupi kasur.

"Sekarang kamu dimana? Sama siapa?" tanya ibu lagi.

"Dirumah. Sendiri."

"Ibu ke sana, ya? Ibu bawain kue cokelat. Nanti ibu bantu kamu belajar."

"Nggak usah, bu. Eunha nggak apa-apa. Cuma sedih aja sedikit." Tolak Eunha, kembali menahan tangis. Membayangkan si ibu ke rumah keluarag Jungkook sendiri membuat dia merasa tidak tega. "Disini juga udah ada camilan." Tambahnya, melirik renginang goreng yang ada di dalam toples.

Ibu tidak mengucapkan apapun selama beberapa saat, sepertinya beliau sedang mengira-ira seberapa Eunha membutuhkan kehadiarannya. Tidak berapa lama, ibu Eunha menghela napas.

My Dearest Ojol (Fin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang