60. A Little Good Thing

3.7K 729 124
                                    

Untuk pertama kalinya dalam seminggu, Jungkook memiliki tamu yang cukup menyenangkan untuk ditemui. Wonwoo dan Somi.

"Ada apa?" tanya Jungkook dengan nada lebih ramah dari sebelumnya.

"Wah! Dia tidak marah-marah lagi!" komentar Somi, mengerjabkan matanya pura-pura terkejut. Mengabaikan adik perempuannya, Wonwoo justru memasang wajah serius.

"Aku dapat informasi kalau ibu dan ayahmu datang kemari dari Indonesia. Mereka ingin menemuimu."

Jungkook langsung berdiri tegak. Dia tegang dengan berita yang dibawa Wonwoo. Ibunya datang ke sini? Bersama bapak? Kiamat macam apa ini? Ibu sama saja bunuh diri! Jeon Seung Hoon akan melakukan sesuatu padanya, atau mungkin bapak yang sangat benci pada Jeon Seung Hoon akan sangat marah. Kenapa ibunya memakan buah simalakama?

"Dimana mereka?" tanya Jungkook dengan gigi terkatup rapat.

"Dipulangkan papa. Secara paksa ketika kita menghadiri acara makan malam," jawab Wonwoo.

"Apa ibuku terluka? Katakan dengan jelas!" Jungkook mendekati Wonwoo gusar.

Tapi Wonwoo menutup mulutnya tidak yakin. Somi yang duduk di lengan sofa juga menatap pemuda itu khawatir.

"Wonwoo, please. Katakan padaku. Ibuku baik-baik saja, kan?" Jungkook menambahkan nada membujuk dalam suaranya yang diperhalus.

"Dia memaksa bertemu denganmu. Tapi tentu saja tidak ada yang memperbolehkannya. Beberapa penjaga harus menyeret mereka pergi. Beberapa lagi baku hantam dengan suami ibumu," kata Wonwoo datar.

Bapak bertarung untuknya? Untuk menerobos lini pertahanan keluar Jeon dan menemuinya? Seriously? Apa yang terjadi?

"Ada orang lain yang bersama mereka. Orang yang sama, yang selalu ke sini untuk meminta bertemu denganmu." Somi menambahkan.

"Siapa?"

"Mana aku tau? Tapi, salah satu diantara mereka tampan sekali!" Somi menyeringai.

"Namanya Victor dan Jimin. Mereka juga menemuiku dengan tujuan mengetaui keberadaanmu. Kau kenal mereka?" Wonwoo yang menjawab pertanyaan Jungkook.

"Ya. Ya. Mereka teman-temanku. Apa mereka masih disini? Wonwoo, bisakah kau membantuku bertemu mereka? Atau, pinjami aku ponsel untuk menghubungi seseorang," oceh Jungkook dengan harapan membumbung.

Wonwoo menjawab dengan gelengan kepala.
"Mereka sudah pergi bersama orangtuamu. Dan, ponsel kami disita pengawal didepan. Tidak boleh ada membawa apapun kemari."

Somi mendengus mencemooh, "Serasa sedang bertamu ke kediaman keluarga kerajaan Inggris."

"Tapi, kalau kau hapal nomer telepon mereka, aku mungkin bisa membantu diluar pavilliun ini." Wonwoo mengabaikan Somi lagi untuk menatap Jungkook sungguh-sungguh.

"Wonwoo, kau serius?" Somi terkesiap.

"Panggil namaku dengan sopan, Somi!" Wonwoo menegur jengkel.

"Aku tidak peduli! Katakan padaku. Kenapa kau ingin membantu dia? Kau ingin melawan papa?" tukas Somi, dengan mata membelalak.

"Somi, Jungkook punya hidupnya sendiri. Dia tidak seperti kita yang masih butuh sokongan dari papa. Jungkook tidak butuh papa. Dan kita tidak bisa membiarkan papa memanfaatkan orang seenaknya lagi. Tidakkah kau kasihan pada Yerin yang nyaris kehilangan semua emosinya?" oceh Wonwoo, memberi argumen.

"Wah, kau benar-benar anak ibumu, kan?" Somi mendengus lalu terkekeh geli. Wonwoo menatapnya tanpa emosi.

"Ibuku bukan orang yang membuatku malu untuk dipamerkan, Somi. Atau bahkan diteladani sikapnya," balas Wonwoo dingin. Somi langsung tersinggung.

My Dearest Ojol (Fin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang