62. Kanpekidesu

4.6K 692 169
                                    

Suara telepon berdering mengganggu tidur Jungkook. Lelaki itu mengerang sebal sebelum bangkit dari ranjang dan menerima telepon dini hari tersebut.

"Ya?" sapanya parau.

"Cepat bersiap-siap. Lima belas menit lagi pengawal akan mendatangi tempat itu," suara Wonwoo menyahut tenang.

"Apa kita ketahuan?" Jungkook langsung tegang.

"Tidak. Tapi lebih baik kalian bergegas. Kita tidak akan mengubah rencana lagi. Hati-hati, Dimas."

Sambungan ditutup. Jungkook menoleh ke arah Eunha yang masih tertidur lelap. Jelas kalau dia masih kelelahan. Tidak punya pilihan lain, Jungkook mengguncang tubuh isterinya lembut.

"Bangun, Na. Kita harus siap-siap."

"Eung!" sahut Eunha, merasa terganggu.

"Kita cuma punya waktu lima belas menit, sayang. Ayo bangun. Nanti kamu bisa tidur lagi di pesawat," bujuk Jungkook lagi.

Eunha berguling hingga menghadap ke arah Jungkook, mata bulat Eunha terbuka sedikit.

"Bajuku," bisiknya parau. Jungkook mengedarkan pandangan mencari baju Eunha yang sebelumnya dia buang sembarangan. Sementara Jungkook mengambilkan bajunya, Eunha berusaha duduk dengan selimut melilit tubuh polosnya seperti kepompong.

Jungkook membantu isterinya berpakaian lalu menggendong tubuh Eunha masuk ke kamar mandi. Eunha mirip anak kecil sekarang ini, yang malas membersihkan diri bahkan giginya setelah bangun tidur.

"Manja banget, sih?" cemooh Jungkook melihat mata Eunha belum mau terbuka sepenuhnya.

"Aku nggak minta kamu giniin," balas Eunha mengantuk. Jungkook terkekeh, mengecup kilat bibir Eunha sebelum kemudian membiarkan isterinya keluar kamar mandi. Giliran dia yang membersihkan diri.

Eunha sudah siap pergi ketika Jungkook kembali. Wanita itu memakai jaket tebal berwarna hitam, celana panjang senada dan masker hitam.

"Kamu dapet pinjeman baju dari Pak Wonwoo," kata Eunha sementara dia mengepak barang ke dalam tas ransel hitam sedang.

"Passport dan lain-lain?" tanya Jungkook, berganti pakaian didepan Eunha langsung.

"Udah. Passport lama dan passport barumu. Jeon Jungkook, eh?" Jungkook bisa mendengar secercah senyum dalam suara isterinya.

"Jangan bercanda sama nama itu. Aku nggak suka dihubung-hubungin ke keluarga itu lagi," Jungkook memperingatkan dengan serius. Eunha tidak memaksa, melanjutkan kembali acara mengepaknya.

Mereka pergi dari hotel memakai mobil Sana yang sebelumnya Eunha bawa. Tangan Jungkook menggenggam tangan Eunha erat hingga mereka melewati pemeriksaan petugas bandara. Mereka merasa sudah lebih aman ketika berada diruang tunggu.

"Pak Vic! Pak Jim!" Eunha melambai pada dua sosok pemuda yang sudah menunggu mereka. Victor dan Jimin.

"Dimas! Lu nggak apa-apa?" Jimin berlari dan melakukan tos dengan Jungkook.

"Iya."

"Bos! Kurusan sekarang. Nona udah naik kelas jadi nyonya belum?" Victor juga mendekat dan melakukan tos dengan Jungkook.

"Kampret lu, bang!" maki Jungkook seketika, matanya memelototi Victor jengkel. Si Ganteng terkekeh geli.

"Siapa yang naik kelas?" gumam Eunha menimpali.

"Nggak apa-apa, Na. Passportnya Dimas mana?"

Eunha merogoh tas hitam yang dibawa Jungkook lalu menyerahkan barang yang Victor minta.
"Itu yang atas nama Dimas Jungkook. Ini dompet sama ponselmu, mas," Eunha memberikan ponsel dan dompet Jungkook ke sang pemilik.

My Dearest Ojol (Fin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang