Saya tau kualitas tulisan saya menurun TT-TT
Maaf, gaes TT-TT###
Sebelum subuh, Eunha sudah terbangun. Perutnya terasa melilit karena lapar. Maka dari itu, dia beranjak dari kasur, memakai pakainnya yang semalam Jungkook buang ke sembarang arah kemudian mencuci muka. Semalam memang terjadi sesuatu yang lebih diantara mereka. Tapi tentu saja Jungkook masih menahan diri untuk menyentuh Eunha terlalu jauh.Ketika Eunha sampai di dapur, para pelayan sedang bersiap-siap memasak juga. Ada setidaknya tiga koki profesional dan beberapa asistennya menguasai dapur. Dengan canggung Eunha meminta ijin untuk memakai sebagian kecil bagian dapur untuk membuat nasi goreng.
Para koki tersebut mempersilakan dengan sopan. Setelah Eunha menanak nasi untuk membuat bahan utama, gadis itu menyiapkan bumbunya yang tidak seberapa tapi sulit untuk dicari di Jepang. Saat tinggal menunggu nasinya matang, Eunha mengamati pada koki bekerja.
Gadis itu merinding dan senang melihat bagaimana tangan mereka bekerja cepat dan mantap di dapur. Beberapa kali Eunha diminta mencoba masakan mereka yang tentu saja rasanya enak sekali. Entah kenapa tiba-tiba Eunha membayangkan Jungkook menjadi salah satu dari koki itu.
"Apakah rasanya enak Eunha-chan?" tanya salah satu asisten chef. Eunha yang baru mencicipi kuah dari salah satu hidangan bergumam kagum dan memberikan dua jempolnya kepada asisten chef itu.
"Eunha-chan, nasimu sudah matang!" Eunha segera mendekati asisten koki yang memanggilnya. Gadis itu mengambil nasinya kemudian menyiapkan kompor.
"Apa yang akan kau masak Eunha-chan?" tanya salah satu koki yang berdiri disampingnya.
"Nasi goreng, chef!" jawab Eunha, mantap.
"Nasi goreng? Masakan Indonesia yang enak itu? Kau bisa membuatnya Eunha-chan?" tanya koki yang lain. Eunha jadi tertawa mendengarnya.
"Tentu saja, chef! Bukan orang Indonesia kalau tidak bisa memasak nasi goreng," balas Eunha.
"Bagaimana kalau nanti aku menilai masakanmu Eunha-chan?" Eunha meringis mendengar tawaran koki ke tiga yang ada disana. Meski tidak tau nama mereka, tapi Eunha meminta semua orang memanggilnya dengan nama saja. Dia tidak mau disamakan dengan si gila hormat, Sana.
"Itu terdengar seperti sebuah tantangan daripada tawaran, chef!" protes gadis itu.
"Hahahaha! Kalau begitu, terimalah tantanganku Eunha-chan! Kalau aku menyukai nasi gorengmu, aku akan memberi hadiah!" ucap si chef ketiga.
"Tapi masakanku adalah masakan rumahan. Aku bukan koki seperti kalian. Apa ini adil?" tukas Eunha, cemberut.
"Ini adalah sebuah tantangan hidup Eunha-chan. Terimalah supaya kau punya pelajaran yang bisa diambil. Kalau nanti Chef Minato tidak menyukai masakanmu, kau akan mendapat ilmu baru agar masakanmu terasa lebih baik," kata asisten chef yang dipanggil Minato.
"Ah, Shizuka-chan. Kau memang yang terbaik!" puji chef Minato, tersentuh. Koki dan asisten mereka yang lain hanya tertawa. Eunha sendiri jadi merasa tersentil dengan ucapan si Shizuka.
"Oke! Tapi, kalau kalian menyukai masakanku, beri aku masakan terbaik kalian berikut resepnya. Bagaimana?" ucap Eunha, menerima tantangan chef Minato.
"Baiklah! Aku punya banyak resep makanan enak. Berbagi satu denganmu sepertinya tidak masalah," sahut chef kedua.
"Setuju! Ayo kita lakukan itu!" sambung chef ketiga.
Saat Eunha tengah sibuk membuat sewajan nasi goreng, tiba-tiba saja Jungkook muncul mencarinya. Pemuda itu terlihat terkejut melihat isterinya sudah bergaul dengan para penguasa dapur dengan memakai kimuno tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Ojol (Fin)
Fanfiction"Mbak?" "Ya?" gadis itu menoleh bingung. "Namanya siapa? Nikah sama saya, mau?" Heya Eunha merinding, geli, dan merasa takut ketika seorang laki-laki asing tiba-tiba melamarnya di tengah keriuhan pasar Ungaran dipagi hari. Gadis yang baru menginjak...