Mendekati lebaran, semua orang mulai sibuk berbelanja dan bersiap-siap. Meski punya rencana untuk menghabiskan hari pertama lebaran di Sekaran, Eunha tetap memaksa Jungkook untuk bersih-bersih rumah mereka.
"Mas, kamu yang ngepel lantai, ya?" Eunha yang sedang menyapu berkata pada suaminya yang asyik bermain game di atas sofa panjang.
"Hmm," gumam Jungkook pendek.
"Abis ngepel, rumput diluar juga di cabutin!" tambah Eunha yang lagi-lagi dibalas dengan gumaman tidak jelas.
Wanita itu segera kembali ke bagian belakang rumah untuk mencuci baju-baju kotor. Walaupun sedang hamil, sebagian besar pekerjaan rumah masih dia yang mengerjakan. Dan khusus hari ini, Jungkook mendapat jatah juga.
Merasa semua pekerjaan bersih-bersih bagiannya sudah rampung, Eunha melirik jam. Sudah jam dua siang. Dia harus segera mandi kalau tidak ingin ditinggal ke Sekaran. Kata Jungkook, ibu pengen ketemu untuk ngomongin acara selamatan empat bulan kehamilan wanita itu.
Setelah membersihkan diri, Eunha keluar lagi untuk melihat hasil kerja suaminya.
"Udah di pel, mas?" tanya wanita itu pada suaminya yang sama sekali tidak bergerak dari posisinya sejak tadi."Belum," jawab Jungkook enteng.
"Kok belum sih? Aku nyuruh kamu dari jam berapa tadi? Sekarang udah jam 2! Kita mau ke Sekaran juga, loh!" omel Eunha kesal.
"Puasa, Na. Orang puasa di suruh kerja!" omel Jungkook balik.
"Tiap hari kamu puasa, tapi juga kerja!" cibir Eunha gemas.
"Tiap hari kerja, makanya hari ini mau istirahat," elak Jungkook dengam nada menyebalkan.
Eunha mendengus, "Bilang aja dari tadi kalau kamu nggak mau bantu aku beres-beres rumah!" gerutunya.
"Lagian, besok juga masih bisa. Lebaran masih beberapa hari lagi, kok." Jungkook melirik isterinya yang berdiri cemberut dengan tangan terlipat didepan dada.
"Terserah!" Eunha memutar bolamatanya kesal. "Buruan mandi! Jadi ke Sekaran nggak, sih?"
"Ya Allah! Bawel banget kamu ini!" Jungkook mendengus, kemudian bangkit dari sofa untuk mandi.
"Susah banget di mintai tolong!" dumel Eunha pelan. Wanita itu membersihkan sofa yang tadi ditiduri Jungkook kemudian menyiapkan oleh-oleh yang akan dibawa ke rumah mertuanya.
Kemarin pagi Jungkook baru pulang dari Malaysia setelah tiga hari menginap di sana. Eunha di rumah sendiri, mulai terbiasa ditinggal pergi. Di usia pernikahan yang hampir dua tahun, Eunha merasa kalau hubungan mereka membaik di beberapa hal. Apalagi sekarang mereka sedang menunggu kelahiran anak pertama mereka.
Tapi tentu saja, beberapa kali mereka bertengkar atau berdebat juga. Seperti yang barusan terjadi.
"Na!" seru Jungkook dari dalam kamar.
"Apa?"
"Celana putih pendekku kemana?"
"Boxer?"
"Bukan!"
Eunha bergegas mendekat. Dia bingung, celana mana yang dimaksud pria itu? Sampai di kamar, Eunha melihat Jungkook berdiri didepan lemari dengan kedua tangan dipinggang. Wajahnya tampak merengut kesal, sementara tubuhnya hanya terbalut handuk dari pinggang ke bawah.
"Celana yang mana, sih?" tanyanya mendekat.
"Yang putih, yang ada corak warunya." jawaban Jungkook membuat Eunha memutar otak untuk mengingat-ingat.
Wanita itu segera mengambil alih lemari pakaian untuk mencari celana yang diinginkan Jungkook. Tidak ketemu, dia segera kebelakang untuk melihat cucian bajunya yang masih basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dearest Ojol (Fin)
Fanfiction"Mbak?" "Ya?" gadis itu menoleh bingung. "Namanya siapa? Nikah sama saya, mau?" Heya Eunha merinding, geli, dan merasa takut ketika seorang laki-laki asing tiba-tiba melamarnya di tengah keriuhan pasar Ungaran dipagi hari. Gadis yang baru menginjak...