36. Talak

4.2K 776 366
                                    

Uh, makasih buat vote dan komennya di part yang kemarin :*

###

Untuk beberapa saat, Eunha hanya bisa diam karena terkejut dengan kedatangan Jungkook yang tidak disangka-sangka. Begitu otaknya bisa berjalan lagi, gadis itu langsung merengut kemudian menyentak tangannya dari genggaman sang suami.

"Ngapain lu ke sini? Ah! Pasti gara-gara perek lu gua bully ya? Pantes kok dia dapetin itu," ucap Eunha menyeringai sambil menatap Jungkook hina.

"Perek apa maksudmu?" sahut pemuda itu geram.

"Lu nggak tau arti perek? Lonte! PSK! Cewek yang suka godain punya orang—Akh!" Eunha memegangi pipinya yang ditampar Jungkook. Jantung gadis itu berdetak kencang sekaligus menyakitkan. Mata Eunha sudah berkaca-kaca, tapi dia menggertakkan gigi marah.

"Kalau ngomong dijaga!" bentak Jungkook.

"BERANI-BERANINYA LU NAMPAR GUA!?" pekik Eunha keras. Napas gadis itu memburu saat menatap suaminya garang. "AYAH-IBU GUA AJA NGGAK PERNAH MAIN TANGAN SAMA GUA! LU SIAPA, ANJIR! BANGSAT! COWOK BAJINGAN!"

Eunha menjerit lagi saat Jungkook kembali menampar wajahnya untuk yang kedua kali. Emosi dikepala Eunha seakan tidak terbendung lagi. Gadis itu balas meninju hidung Jungkook hingga pemuda itu mengaduh kesakitan.

"Lu nggak terima selingkuhan lu gua masukin got? Kalau gitu, jaga baik-baik, SETAN! Gua nggak peduli dia mau ngewe sama elu ratusan kali! Tapi, sekali lagi dia nyoba godain bokap gua, gua bersumpah bakal bunuh dia!" Eunha berseru lantang dan penuh tekad.

"BISA MIKIR DULU SEBELUM NGOMONG? KAMU ITU UDAH DEWASA!" balas Jungkook, mengusap hidungnya yang masih terasa sakit. "Perek apa? Siapa yang selingkuh? Siapa yang ngeseks sama cewek lain? Aku nggak peduli sama dia! Tapi kamu bisa masuk penjara kalau dia mati!"

"NGGAK USAH SOK PEDULI!" Eunha menjerit. Tangan gadis itu menunjuk tepat ke wajah Jungkook dengan wajah marah. "Mulut lu itu busuk! Pemain opera sabun! Tukang kibul! Benci gua sama elu!" desisnya.

"Dibagian mana aku pernah bohong sama kamu? Coba bilang! Sekali aja kamu bisa jawab, aku akan bantu kamu bunuh cewek itu." Jungkook balas menggeram dengan mata melotot tajam.

"Lu nggak pernah jujur sama gua. Lu nggak pernah ngomong alasan sebenernya kenapa lu mau nikahin gua. Lu nggak pernah ngomong perasaan lu ke gua. Lu selalu diem!" wajah Eunha berubah sendu, matanya berkaca-kaca hingga membuat Jungkook ikut menahan napas. "Kenapa? Lu pikir itu bukan kebohongan? Lu pikir kebohongan itu cuma apa yang lu bilang ke gua? Lu itu... pengecut!"

Mereka berdua diam dan saling memandang. Eunha kembali merasakan sedih serta merasa bersalah, tapi Jungkook pun tau kalau yang diucapkan isterinya adalah kebenaran. Jungkook tidak pernah membuka diri pada Eunha.

"Cuma karena itu kamu nggak bisa nahan diri? Gara-gara itu kamu berani ambil resiko bunuh orang?" gumam Jungkook. Biar bagaimana pun, dia tetap tidak bisa membenarkan tindakan Eunha. Ada cara lain untuk menghukum Chinthia. Cara yang lebih baik dan tidak merugikan Eunha. Tapi, tampaknya hal itu luput dari perhatian gadis itu.

"DIA GODAIN BOKAP GUA, BRENGSEK!!" Eunha menjerit lagi. Dia tidak terima karena dianggap bersalah dalam kasus ini. Selama ini, gadis itu jarang sekali marah sampai melakukan kekerasan fisik. Kalau Eunha sampai bersikap seperti ini, tidakkah Jungkook berpikir seberapa keterlaluannya sikap si Perek?

"Pak Jonathan yang minta gua dateng ke ruangannya. Kalau lu nggak tau, nggak usah sok tau!" Chinthia yang sudah naik lagi ke tanah menyahut. Eunha menoleh, memelototi perempuan itu sebelum menendangnya hingga kembali tercebur ke got.

"EUNHA!" seruan Jungkook diabaikan gadis itu. Eunha berderap mendekati tepian got.

"Gua kenal bokap gua sejak gua lahir! Kalau lu mau ngefitnah orang depan gua, pikir-pikir dulu," katanya mendecih.

"SETAN LU, YA? KALAU GUA MATI ATAU KENA PENYAKIT GIMANA?" teriak Chintia yang harus kembali tercebur dan menelan air got yang kotor.

"Kalau lu mati? Alhamdulillah! Gua doain lu dapet siksa kubur dan siksa neraka paling kejam!" balas Eunha.

"GUA BAKAL TUNTUT ELU DI PENGADILAN! ELU BAKAL MEMBUSUK DI PENJARA!" ancam Chintia, menunduk Eunha geram.

"Sana! Laporin! Lu pikir gua takut? Gua juga bakal tuntut elu! Korban-korban kelakuan lu bakal gua ajak kerjasama! Kita liat aja, siapa yang bakal mati duluan!" jawab Eunha lagi.

"Ikut!" Jungkook menyela, menarik satu tangan Eunha dan menyeretnya ke tempat lain. Sayangnya, Eunha memberontak. Gadis itu berhasil lepas dari genggaman Jungkook setelah mengigit tangan pemuda itu.

"NGGAK MAU!" bentaknya. "Lu apa-apaan, sih? Narik tangan orang sembarangan!"

"Kamu nggak malu diliatin banyak orang kayak sekarang? Perilaku kamu ini nggak terpuji, tau?" tegur Jungkook, kembali kesal dengan sikap Eunha yang tempramental.

"Kenapa gua harus malu kalau gua bener? Elu kali yang malu karena perek lu gua—Akh!" Jungkook menampar Eunha untuk yang ketiga kali. Gadis itu bisa merasakan asinnya darah yang keluar di mulutnya.

"Sia-sia ayah dan ibu nguliahin kamu kalau kamu kayak gini! Kayak orang nggak berpendidikan! Bahkan anak jalanan masih lebih baik daripada kamu," Jungkook mencemooh tajam.

Eunha geram. Dia ditampar tiga kali oleh orang yang sama yaitu suaminya sendiri. Jungkook lebih membela si Perek Sialan daripada dirinya. Oke! Cukup sudah!

"Lu nampar gua tiga kali? Lu pikir lu siapa sih, hm? Udah bener banget hidup lu? Perek aja dibelain! Cari yang lain! Gua yakin memek perek lu udah kendor karena banyak yang masukin—" Eunha bahkan tidak bisa menjerit lagi saat dia kembali ditampar oleh Jungkook.

"CUKUP! KAMU BENER-BENER NGGAK BISA DISABARIN, YA? SAYA MASIH SUAMI KAMU! SAYA ITU PEDULI SAMA KAMU! OTAK KAMU ITU PICIK SEKALI! SAYA BINGUNG HARUS GIMANA LAGI NGADEPIN ANAK KECIL KAYAK KAMU!" kemarahan Jungkook menggelegar. Pemuda itu bahkan memakai kalimat formal saking murkanya.

"GUA EMANG ANAK KECIL! YANG LU PAKSA JADI ISTERI LU! KALAU LU MALU SAMA GUA, KALAU LU MAUNYA SAMA PEREK KAYAK CEWEK ITU, MENDING LU CERAIIN AJA GUA SEKALIAN! GUA NGGAK TAKUT! GUA NGGAK BUTUH ELU!" balas Eunha tidak kalah keras.

"BAIK! OKE KALAU ITU MAU KAMU!" Jungkook memelototi Eunha. "Kamu saya talak!"

###

Eunha tidak mau pulang ke rumahnya. Gadis itu tidak mau bertemu siapapun. Dia marah, kecewa dan juga sedih. Di dalam taksi online yang dia pesan, Eunha terus menangis sesunggukan. Dia ingin sekali memukuli Jungkook hingga pemuda itu babak belur. Dia ingin memutilasi perempuan murahan itu karena menyebabkan semua ini terjadi. Dan lagi, Eunha merasa kecewa dengan ayahnya. Apa beliau benar-benar seperti yang Perek itu bilang? Eunha tidak mau percaya.

"Mbak, kita sudah sampai." Suara sopir taksi membuat gadis itu mendongak. Sambil menahan isakan, Eunha merogoh tasnya untuk mengambil ongkos yang harus dia bayar. Gadis itu lalu keluar, dengan lemas masuk ke dalam kost-kostan Yuna.

Beruntung, Yuna ada di sana, baru saja selesai memasak mie instan. Teman Eunha itu membelalak tidak percaya melihat kondisi temannya.

"Eunha! Ya Allah! Kamu kenapa?" pekik Yuna, buru-buru mendekat dan meninggalkan mie instannya ke atas meja. Ditanya begitu, tangis Eunha meledak lagi. Eunha tidak menyangka kalau di hari dia lulus ujian KTI, justru masalah besar menghampiri hidupnya. Eunha pikir, hari ini dia akan makan besar bersama keluarganya. Mungkin, Eunha akan berbaikan dengan Jungkook juga.

Kejadian hari ini benar-benar tidak dia sangka.

"Gua di talak, Yun."

"Hah? Sama siapa?"

###

Hayoloh, cerai :/

My Dearest Ojol (Fin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang