Part 79

652 37 2
                                    

Haloo Selamat Malam Minggu-eh Selamat Sabtu Malam reader-nim tercinta..
Sesuai jadwal, "Fate In You" update setiap Sabtu Malam ya..
Kuusahakan tidak pernah terlambat post-nya untuk kalian.. 
Untuk itu, ditunggu kritik dan sarannya ya teman-temaan

Selamat membaca!

***

"Den Bintang, ini Bibi."

Bi Asih mengetuk pintu kamar Bintang. Setelah di persilahkan, Bi Asih masuk sembari membawa nampan berisi satu gelas susu putih panas.

"Ini sudah malam, kok Bibi belum tidur?"

"Tadi Bibi baru mau tidur terus dengar Den Bintang pulang. Bibi senang." Bi Asih memberikan gelas susu yang masih mengepul. "Den, sudah makan malam? Mau Bibi masakin apa?"

Bintang menggeleng pelan. "Bintang gak lapar,kok. Bibi tidur aja, ini sudah malam."

Bi Asih, asisten rumah tangga yang sudah setia menjaga keluarga Humam sejak 20 tahun lalu ini merasa tuan mudanya sedang tidak baik-baik saja, wajahnya muram, dan matanya memerah, Bintang bahkan tidak pernah terlihat se-sedih ini ketika orang tuanya bertengkar dan memutuskan untuk bercerai.

"Bintang, ada yang mau Dad bicarakan denganmu."

Bi Asih menunduk sopan. "Kalau ada yang Den Bintang butuhkan, panggil Bibi saja ya. Saya permisi, den,tuan." Pamitnya.

Bayu memasuki kamar anaknya, lalu duduk di kursi santai didekat ranjang. Matanya mengitari ruangan kamar yang terlihat sangat kosong dan sepi, kemudian pandangannya jatuh pada anak semata wayangnya, matanya menajam terutama pada lengan kiri bagian dalamnya.

"Tenang Dad, aku sudah tidak berpikir untuk melakukannya lagi." ungkap Bintang, meski Daddy-nya belum sempat bertanya.

Bayu nampak terkejut, seperti tertangkap basah sedang mengintip. "Ya. Daddy yakin kamu gak akan melakukannya lagi karena Sinta melarangmu. Dia pasti tahu soal itu kan?"

Bintang mengangguk kecil. Gadis itu bahkan memohon dengan sangat, batinnya.

Bayu menautkan alisnya, heran. "Ada apa? Kau sedang bertengkar dengan Sinta? terakhir kali kalian terlihat akur-akur saja."

Bintang diam tidak menjawab.

"Yakin tidak ada yang ingin kau bicarakan dengan Dad?" tanya Bayu. Matanya menelisik pada raut wajah anaknya yang kacau. "Hanya saja, ekspresimu saat ini mirip sekali denganku ketika melihat Mary menikah dengan Panca. Dua puluh tahun lalu."

Bintang menoleh menatap Ayahnya lama, dan menyadari cinta Daddy–nya yang besar terhadap Mama-nya Sinta.

"Dad, aku akan mendapat beasiswa studi ke Korea semester lalu. Kuputuskan menerimanya, dan aku akan menetap disana selama empat tahun, atau.. lebih."

"Beasiswa? Itu bagus. Apa Sinta tidak keberatan menjalani hubungan jarak jauh? Ah.. Dad rasa malah kau yang tidak bisa jauh-jauh darinya." Bayu berujar sambil tertawa kecil. "Maka dari itu kau murung malam ini?"

"Rasanya akan lebih baik jika aku sedih karena harus LDR." Gumam Bintang pelan.

Bayu mengerutkan dahi. Meski hubungan ayah-anak ini tidak dekat, Bayu dapat menebak perilaku anaknya karena Bintang nyaris mewariskan semua sifat dan karakternya. Saat ini, ia seperti melihat dirinya sendiri di masa lalu. Duplikat Bayu yang sedang terpuruk, dan patah hati.

"..Jadi Sinta tidak tahu kamu akan pergi meninggalkannya?" terka Bayu. "Kamu tidak bilang dan memutuskan pergi diam-diam, Dad benar kan?"

"Dalam waktu dekat dia juga akan tahu." Jawab Bintang pelan, lalu menghela napas panjang.

Fate In You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang