Part 15

1K 53 1
                                    

Bunyi sepatu olahraga menggesek lantai. Decitnya sampai terdengar ke seluruh penjuru ruangan kosong.

Ditengah lapang, seorang berpakaian tim basket dengan peluh di dahi mendribble bola dengan lincah, menghindar dari serangan lawan yang tak nampak, sampai dekat dengan ring, ia melakukan lay up. Ia mengambil bola, dan kembali menggiring bola ke ring satunya. Meski napasnya terengah-engah, tak menghentikannya.

Shot! Dia kembali memasukkan bola ke ring. Senyum bergumul di bibir manisnya, membuat peluh yang terasa sedikit berkurang. Semakin hari, ia merasa semakin baik. Lakukan apa yang ingin kau lakukan, jadilah kuat dan berani.

"Hei, nomor delapan! Sinta!"

Sinta spontan menoleh begitu namanya dipanggil. Ia lambaikan tangan pada Fiona yang datang. Gadis cantik itu menghampirinya dan duduk bersila sembari menunjukkan apa yang ia bawa.

"Duduklah, aku bawakan makan siang."

Sinta menghampiri Fiona dengan napas yang terengah, dan langsung bersandar dipaha sahabatnya. "Sebentar, aku lelah sekali. Tumben kemari sendirian, tidak dengan Arga?"

Fiona mengangkat bahunya, "Dia sama Bisma tadi, mereka sudah mulai mempersiapkan acara nanti, maklum mereka ketua pelaksana dan wakil. Sinta, cepat bangun, pahaku pegal lama-lama kamu tidurin, ayo makan!"

Sinta bangkit, "Lama-lama, rasanya aku itu pacarmu tau, setiap latihan dibawakan makan siang. Makasih Fiona!"

Sinta menunjukkan puppy eyesnya yang gagal total.

"Ck,ck. Dasar jomblo kesepian. Makanya cepat pacaran sama Bintang!"

Sinta tak merespon dan tetap melanjutkan makan.

"Wah, kau terlihat cantik dan bahagia sekali ketika makan. benar-benar membuat iri. Makan banyak tapi tidak pernah gemuk, panas-panasan dibawah sinar matahari, kulitmu tetap seputih beras jepang. Apa rahasianya?"

Sinta tersenyum, "Jadilah jomblo kesepian."

Fiona mendengus, "Baru kemarin kau bilang padaku jangan putus dengan Arga. Bagaimana? Kau sudah kembalikan jaket Bintang?"

Sinta tiba-tiba teredak, "Kenapa kau tahu-"

"Kau pikir aku tak melihatnya? Kau digendong Bintang ketengah sungai, dan kalian basah-basahan, Wah kupikir kau sedang shooting film india. Aku melihatnya, Sinta! Betapa gentle-nya Bintang memberikan jaketnya untukmu, padahal dia juga sama-sama kebasahan."

Dia tidak memberikan jaketnya padaku, Fi. Tapi membeli jaket baru untuk di berikan padaku, dan.. Itu aneh.

Fiona menggelengkan kepala, "Aku iri. Dia perhatian sekali. Kau beruntung."

Sinta menelan bulat-bulat makanannya,
"Kau sendiri! Bukankah kau bilang tak menyukainya, tapi belum sedetik melihatnya dari dekat, kau langsung terpana seperti melihat ksatria berjubah zirah menyelamatkan putri dari naga api raksasa. Dan beruntung? apa sebenarnya maksudmu?"

"Aku, Fiona. Menarik semua ucapan burukku tentang Bintang."

Fiona berkata sambil mengangkat telapak tangannya sejajar muka. "Dan.. kau dapat guru less setampan boyband-boyband seolah dikirim dari korea langsung, kau tak paham juga? Dia suka padamu, Sinta. Kau tak sadar? Tidak ingat aksi penyelamatan cinta hari itu? Dan lagi, kenapa dia mengikutimu ketempat kemarin?"

Karena dia.. mengkhawatirkanku? Ish! Berhenti berhayal.

"Dia hanya simpati padaku."

Fate In You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang