Part 44

653 35 4
                                    

Pulanglah..

Suara mama-nya yang bergetar yang membuat Bintang berada di depan daun pintu berbahan jati saat ini. Ia hendak menyentuh tuas pintunya, tapi seorang lebih dulu membukanya dari dalam.

“Masih ingat rumahmu, ternyata.” Suara berat Ayahnya mengagetkan Bintang. Pria itu kemudian pergi tanpa bicara apapun lagi.

Bintang memandangi punggung Daddy-nya yang menjauh menuju garasi.

Aku membencimu, bisik Bintang dalam hati.

“Bi, kamarnya sudah di bersihkan? Saya akan pakai nanti malam.” ujar Bayu pada Bi Asih, terlihat anggukan dari Bi Asih sebagai jawabannya.

Bintang mendekat ke garasi setelah daddy-nya sudah melesat keluar dengan Luxury-nya.

Itu hanya ruang lama yang ia pikir sudah beralih fungsi menjadi gudang. Kenapa Daddy selalu memperhatikan kamar kosong itu?

Kakinya membawanya masuk kedalam ruang tersebut.

Ketika masuk, Bintang tertegun. Desain interior, tata letak, bahkan walpaper dinding masih sama, persis. Seperti dalam ingatan lampaunya. Ini adalah ruang bermainnya dulu, tapi tidak setelah kelulusan SMP. Tepatnya, sehari sebelum kelulusan SMP.

Terakhir ia lihat beberapa hari lalu, semuanya ditutup kain putih, namun sekarang, semuanya bersih dan rapi. Hal itu membuat getaran kecil di dadanya.

Ia mencapai lemari buku dan membaca beberapa buku, beralih ke beberapa pajangan, miniatur super hero diatas meja.

Ia duduk diranjang besar yang dilapisi sprai super hero yang dingin melekat dikulit. Ia berbaring sesaat, membenarkan letak bantalnya yang kurang nyaman, ia menepuk beberapa kali bantal yang kaku itu, bahkan terlalu keras untuk sebuah bantal.

Bintang bangun kemudian menepuknya lagi, berbunyi seperti benda keras. Bintang memeriksa kedalamnya, tangannya keluar bersama sebuah album foto berukuran 30x30. Covernya berwarna biru tua. Ia membukanya.

Halaman pertama, ada foto tiga orang, dua pria dan satu wanita berambut bob pendek. Salah satu pria berambut klimis itu, Daddy-nya.

Halaman-halaman selanjutnya hanya foto kebersamaan Daddy dan dua orang temannya itu di berbagai moment berbeda.

Sampailah ia pada sebuah foto, ayahnya hanya bersama temannya yang wanita.
Mata Bintang menyipit, ini bukan Mommy. Siapa?

Bintang membukanya lagi, semakin banyak halaman yang ia buka, makin terasa aneh. Hanya ada foto wanita berambut pendek yang sepertinya diambil tanpa sepengetahuannya.

Bintang mengerjapkan mata, seperti baru disadarkan, ia kembali membuka halam pertama, pria berkumis tipis yang rambutnya gondrong itu.. Ayah Sinta! dan.. wanita ini tak lain adalah Mary, mama Sinta. Ya, Mary juga bilang mereka adalah teman masa kuliah.

Tapi, kenapa Daddy-nya menyimpan banyak sekali foto tante Mary?

Bintang membuka halaman terakhir, sebuah foto pernikahan. Mama dan Papa Sinta jadi mempelainya, dan ditengah ada daddy-nya yang menggandeng tangan kedua orang tersebut, senyumnya mengembang lebar.

Ia mencopot keluar foto itu dari tempatnya dan mencari tanggal pemotretan yang biasanya berada dibelakang foto. Namun, yang ia lihat adalah sepenggal kalimat menyedihkan.

Seluruh dunia tak bisa membeli hatimu, bahkan aku. biar ini jadi rahasia Tuhan dan aku. selamat berbahagia, orang yang paling kucintai, Mary Wilura.

Fate In You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang