Part 5

1.7K 112 13
                                    

Kelas 12-tiga SMA merupakan tahun terakhir tersibuk di jenjang sekolah menengah atas. Tetapi, bayang-bayang ujian nasional dan tes masuk universitas tak menghantui hari-hari sebagian siswa, mereka tetap santai meski sebagian yang lain mulai sibuk belajar.

Hari pertama Sinta kembali, ia disambut hangat seluruh teman di kelas. Di whiteboard, doodle kreatif mengukir ucapan selamat datang untuknya, berbondong-bondong teman yang lain memberinya bingkisan, buah, dan makanan.

Beberapa meminjamkan buku catatan. Ah, baiknya mereka.

Jam istirahat, ia dipanggil ke ruang Bu Lusi, wali kelasnya. Setelah lima belas menit yang teramat panjang, Sinta keluar dengan wajah lesu. Mulai sekarang, ia harus belajar ekstra untuk mengejar ketertinggalannya, dan itu banyak sekali!

Sesampainya di depan pintu ruang kelas, Bisma menghadang dengan tangan terlipat di dada. Wajahnya di tekuk. Bisma memanggilnya tetapi ia hanya meresponnya asal-asalan, mood nya berubah buruk setelah melihat sederet materi yang harus ia kuasai.

"Kenapa kau? Sebulan ini aku sungguh kesepian tanpamu, selama pemulihan akujuga tak bisa bertemu karena waktu aku datang kau pasti sedang tidur. tapi sepertinya kau tidak merindukan aku, ya?Kenapa tidak bilang kalau sudah mulai sekolah hari ini, jadi aku bisa kerumahmu dan berangkat bareng, kamu kan-"

"Aih, sebulan kutinggal cerewetmu naik satu peringkat sama seperti Fiona! Sudah, aku ingin masuk kelas." gerutunya kesal.

Bisma langsung mengalungkan tangan di bahu Sinta kemudian menariknya kearah berlainan. Sinta memekik tak terima, tapi Bisma tetap menggiring Sinta bersamanya. Tak peduli dengan teriakan Sinta yang membahana.

"Hei, Hei! Aku tak ingin ikut denganmu! Kita mau kemana? Hei!Tolong aku!"

Bisma hanya tertawa mendengar pekikan histeris Sinta yang baginya begitu berlebihan, seolah Bisma seorang kriminal yang berusaha menculik gadis cantik itu.

Beberapa siswa memperhatikan tingkah dua insan itu ketika keduanya lewat. Tapi, beberapa yang lain seperti sudah biasa melihat adegan tersebut.

***

"Katanya kita akan makan, tapi ke balkon sih?"

Bisma menyuruh Sinta duduk diatas karpet yang dipenuhi beberapa kotak makan siang.

Di sekeliling mereka , hanya berupa balkon kosong berpagar. Selain langit biru tertutup awan, gedung tinggi menjulang saling bersaing siapakah yang paling tinggi diantara mereka. tempat yang sempurna untuk menyepi, tanpa kebisingan.

"Kau menyiapkan ini semua?" Sinta sumringah.

Yang tersaji ialah makanan-makanan kesukaannya. Makanan berat buatan Mama Bisma, buah Apel, dan permen jelly berbentuk beruang.

"Saat kau kembali, aku ingin sekali makan siang denganmu. Jadi kusiapkan ini semua. Mama-mu juga bilang makanan ini aman untuk pemulihanmu."

"Tapi, kita kan bisa makan di kantin."

"Hei, kau tidak tahu kalau pria suka tempat-tempat yang sepi?"

Sinta tertawa, "Yah, memangnya kau pria-?"
Bisma lekas memasukan sesendok nasi penuh kedalam mulut Sinta, agar gadis cerewet itu bungkam.

***

Jam pelajaran terkahir selesai ditandai suara bel pulang. Anak-anak berhamburan keluar kelas dengan riuh. Dalam sekejap, kelas langsung sepi lengang, tanpa satu orang anak pun tersisa, kecuali Sinta.

Sinta baru keluar kelas setelah semua teman sekelasnya pergi, seperti biasa. Ia memasukkan alat tulisnya ke dalam tas, kemudian termenung mendapati kaus tim basketnya mencuat keluar.

Fate In You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang