“Minum ini, biar badanmu hangat.”
Arga memberikan satu mug berisi teh hangat yang uapnya masih mengepul. Sinta menyampirkan handuk ke leher dan menerimanya.
Hangat.
Seluruh tubuhnya terasa rileks begitu teh manis itu menyeruak kedalam tenggorokan.
Keduanya duduk berhadapan seraya mengobrol selagi Fiona menyuruh asisten rumah tangganya untuk memberikan baju pada Bintang yang sedang mandi.“Jadi kau sudah membuat keputusan?”
“Keputusan apa?” tanya Sinta bingung.
“Hei, nampak sekali kalau pria yang akhir-akhir ini bersamamu itu menyukaimu. Kata Fiona dia juga sudah menyatakan cintanya. Lalu, apa yang kau tunggu?”
Sinta terdiam. Tak menjawab.
Arga mengerutkan dahi, “Apa kau tidak menyukainya?”
“Kamu ini kepo banget sih! Udah kayak Fiona aja!”
Arga terkejut. “Hei, kamu ini teman Fiona! Jadi temanku juga! Kalau kamu sedih, Fiona juga ikut sedih! Aku gak mau liat Fiona bersedih.”
Sinta terkehkeh. “Uu.. kau pria romantis juga ternyata.”
Ia mengeringkan rambutnya kembali.
Arga menautkan alis melihat Sinta. “Tunggu.”
Gerakan Sinta berhenti. Tangannya masih berada diatas kepala.
Arga masih mengerutkan dahi, “Ini kan baju Fiona? Kenapa pakai baju dia?”
“Aku gak bawa baju. Dan karena Bintang menarikku ke dalam air tadi.”
“Bukan! Kenapa pakai baju Fiona yang ini? Ini baju pemberianku! Ini sangat spesial! Lepaskan!”
Arga menarik-narik baju yang dipakai Sinta. Sinta berseru kencang. “Arga! Apa yang kau lakukan! jauhkan tanganmu dariku!”
Plak! Sebuah buku mendarat di kepala belakang Arga. Pria itu langsung meringis, memegang kepalanya yang sakit. Ia menoleh, dan.. Fiona sudah melipat tangan di dada dengan muka kesal tepat di sampingnya. “Apa yang kau lakukan pada sahabatku huh?”
“Fiona! Pacarmu ini mesum!”
Arga memberengut kesal. “Tapi itukan pemberianku, Fi! Itu kaus yang sulit didapat karena hanya ada tiga buah di Indonesia.”
Sinta menganga tak percaya, ia melihat baju yang ia kenakan lagi. Pantas saja bahannya nyaman sekali dipakai, ini pasti kaus mahal.
“Fi, buat aku saja ya?” Sinta mengguncang lengan Fiona dan memberikan tatapan memohon yang menggemaskan.
“Tentu saja!”
“Fifi!" Arga berseru geram.
“Kalau begitu, Arga saja yang buatku ya? Supaya dia bisa belikan aku kaus seperti ini.”
Fionat tersenyum lebar. “Tentu saja!”
Geraman Arga makin menjadi. Sinta dan Fiona terbahak.
***
“Sayang, jangan lupa kunci semua pintu dan jendela sebelum tidur, kalau lapar mama sudah siapkan makanan kesukaan kamu semua di kulkas, tinggal di angetin. Jangan tidur larut ya sayang? Kalau takut sendiri ajak Fiona nginep, atau kamu nginep di rumah Bisma aja. Maafkan mama ya harus pergi mendadak.”
Sinta mendengarkan suara cemas mama-nya lewat sambungan telepon. “Hmm. Iya ma gak apa-apa. Mama fokus sama kerjaan mama di sana. Lagipula bukan pertama kali juga kan? Sinta kan udah gede Ma.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate In You (COMPLETED)
Romance[#3 in Sad Romance 16012019] Berawal dari sebuah tragedi yang terjadi di suatu senja yang berawan. Sinta Dahsa Sanjaya, pemain basket tebaik dalam team sekolahnya harus rela memiliki satu ginjal ditubuhnya, seumur hidup. Setelah ia bangun dari kom...