Ide dadakan yang diusung Sinta dilaksanakan.
Sebenarnya, Bintang tak terlalu antusias, berbanding terbalik dengan Sinta. Bintang mengenakan tuxedo hitam yang sangat pas dengan tubuh atletisnya, ia menarik poninya dan menatanya sedemekian rupa ke samping dan belakang membuat siapapun melihatnya, langsung tersihir oleh ketampanannya.
Meski pesta yang ia datangi ialah resepsi pernikahan mantan kekasihnya, ia ingin tampak menawan dan formal didepan orang lain. Atau di depan Sinta? Ia sendiri heran mengapa berpakaian seperti ini.
Pintu gerbang berderit, dan menghadirkan sesosok gadis cantik bergaun putih selutut dengan sabuk kecil yang melingkar dipinggang. Dilihat sekilas, wajahnya dirias make up tipis yang natural. Bintang terpaku untuk beberapa detik pertama, terkesima seperti orang bodoh.
"Hei! Bagaimana?"
Bintang merasakannya ketika Sinta mendekat, berkat wedges yang memeluk kaki mungilnya, tinggi gadis itu sekarang mencapai batas hidungnya. Sekarang, ia dapat memandangi Sinta dengan puas.
"Kau cantik. Bernuansa putih seperti malaikat."
Bintang langsung mengumpat dalam hati karena mengucapkannya tanpa sadar. Tapi ia tak menyesal. Sejak kapan ia blak-blakan seperti ini? Bahkan dengan Indah dulu, ia tidak seterang-terangan ini.
"Ayo kita berangkat."
***
Indah Latifanilla, mahasiswa jurusan seni mengadakan resepsi pernikahan dengan suaminya yang bekerja di kantor kedutaan. Pernikahan terbilang dadakan, berita tersebut membuat banyak pria di fakultasnya patah hati, gadis idaman mereka sudah dipersunting orang lain.
Sebagian yang lain heran, sebelumnya Bintang-lah yang selalu bersamanya.
Pernikahan Indah diselenggarakan di gedung berbintang. Keduanya memasuki lift menuju lantai 19, tempat resepsi dilaksanakan.
"Kau sangat mencintai gadis itu?"tanya Sinta.
"Kenapa kau menanyakan itu?"Bintang bertanya balik. Tiba-tiba mood-nya buruk ketika lift berdenting naik lantai demi lantai.
"Ada berbagai tingkatan balas dendam. Dan, tidak ada pengantin wanita yang ingin pernikahannya didatangi pria yang masih mencintainya."
"Aku pernah berjanji untuk membuatnya bahagia." jawab Bintang tepat saat pintu lift terbuka.
Keduanya menuju ruang pengantin. Tiba-tiba Sinta berhenti, "Kau disini tidak untuk balas dendam, kau datang untuk memberinya ucapan selamat?"
Bintang tak memberikan respon, tapi Sinta dapatkan jawabannya. Pria jangkung itu mendahuluinya dan masuk ke ruang pengantin, dimana Indah ada didalamnya.
Sinta mengikutinya dari belakang. Begitu Bintang muncul, wanita berbalut gaun pengantin putih itu langsung terhenyak kebelakang. Bahunya merosot dengan tatapan mata yang tak kalah shock.
"Ke-ke-kenapa kau bisa disini?" tanyanya gagap.
"Aku ingin melihat pria seperti apa yang menikahimu." jawab Bintang datar.
"Jangan menemuinya, oke?"
"Setelah keluar dari ruangan ini, akan kutemui dia.",kata Bintang.
"Bintang! Jangan-"
"Hai, Selamat atas pernikahanmu!" tiba-tiba Sinta muncul langsung menggandeng tangan Bintang.
Indah menatapnya asing, "S-siapa?"
"Perkenalkan, Namaku Sinta. Ngomong-ngomong, terima kasih sudah melepaskannya. Aku kekasihnya yang sekarang." sapa Sinta semanis mungkin.
"Apa kalian benar-benar pacaran?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate In You (COMPLETED)
Romansa[#3 in Sad Romance 16012019] Berawal dari sebuah tragedi yang terjadi di suatu senja yang berawan. Sinta Dahsa Sanjaya, pemain basket tebaik dalam team sekolahnya harus rela memiliki satu ginjal ditubuhnya, seumur hidup. Setelah ia bangun dari kom...