Part 75

619 25 7
                                    

Happy Reading! untuk kritik dan saran di persilahkan ..
Selamat malam minggu ❤

***

Telapak tangan kurusnya terasa perih. Ada luka koyak kulit yang terkelupas begitu ia melihatnya. Sinta menghela napas kasar lalu menatap langit cerah, bertahan sekuat tenaga agar tak ada satu tetes air mata pun yang jatuh dari pelupuk matanya.

Rasa panas dan nyeri tiba-tiba menjalar dari pinggang sampai punggungnya, kemudian rasa lelah yang teramat sangat datang menerpa. Sinta cepat-cepat meminum obat-obat yang ada di dalam tas yang dibawanya.

Sinta, fungsi ginjalmu sudah menurun lebih cepat dari yang kami duga. Produk limbah dalam tubuhmu menumpuk dalam darah, kondisi ini dalam ilmu kedokteran disebut uremia. Kamu sudah sampai ke tahap tiga, dan tubuhmu mengembangkan komplikasi penyakit ginjal seperti anemia, tekanan darah tinggi, dan penyakit tulang awal.

Sinta meneguk air mineral secukupnya. Sejurus kemudian, ponselnya berdering. Meski pandangannya sedikit buram, ia berusaha menyapa dengan suara gembira "Hai, Bisma!"

"Hai Puppy kesayanganku! Kau dimana? Kata tante Mary kau sedang keluar."

"Kau kerumah ku barusan?"

"Iya. Aku bosen banget dirumah, tad kulihat film horror favoritemu rilis chapter two, nonton yuk! Kamu dimana? Biar aku menjemputmu kesana."

"M-maaf Bisma, aku gak bisa nonton hari ini."

Sinta, ini Dr. Jo, jangan lupa sore ini jadwal hemodialysis-mu ya? Karena kita sepakat memperpanjang durasi dialysis-nya menjadi 6 jam, datang pukul 7 malam tepat ya, jadi kamu bisa pergi sekolah besok.

"Yah, kenapa?Besok kan udah masuk sekolah, aku tidak bisa pergi nonton karena persiapan turnamen nanti."

"Aku akan datang ke ruang rapat besok dan bawa makan siang untukmu, Bisma."

"Hei, kamu mencoba menyuapku dengan makanan buatan Tante Mary? Kau pikir aku tergoda?" Ada jeda sesaat sebelum Bisma berseru girang, "Dengan senang hati! Siapa juga yang mau melewatkan cita rasa hebat buatan mama-mu?"

Sinta tersenyum lega. Bisma tertawa, seperti menyadari Sinta sedang tersenyum ketika berbicara via telepon dengannya. "Oiya, Sinta, harusnya aku bahas ini kalau bertemu langsung denganmu, ini soal beasiswa ke Haneol University, aku diterima tahap pertama."

Sinta membulatkan matanya gembira. "Wah, sungguh! Keren banget! Sepertinya aku akan punya sahabat atlet Haneol University! Kau akan tinggal di korea begitu?"

"Hei, itu baru tahap pertama, sepertinya mereka menyukai essay yang kubuat. Lagipula, masih ada empat tahap lagi, aku gugup sekali."

"Bisma! Kau itu sahabatku! Aku yakin betul kau pasti bisa lolos semua tahap seleksinya! Aku selalu dukung dan mendoakanmu!"

Sinta menyentuh dadanya yang tiba-tiba sesak. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, ia sering mengalami sakit kepala, tetapi kali ini lebih buruk dari yang sebelumnya. Ia bergegas mencapai sesuatu untuk menopang tubuhnya yang oleng.

Sinta, dadamu akan sering sesak karena ginjal tidak bekerja dengan baik di rongga paru-paru. Kamu tidak bisa memaksimalkan tenagamu jadi kamu akan sering lelah, punggung bagian atasmu akan sering terasa nyeri, sampai mual dan muntah. Kamu belum mengalami kram di kaki atau tangan kan?kalau kamu mengalami gejala itu, artinya kamu masuk ke tahap yang lebih serius.

"Karena kau sahabatku, kau percaya kan padaku? Bagaimana kalau kau ikut bersamaku saja? Kita jadi mahasiswa Haneol bersama-sama. Aku, denganmu. Ayo kita berjuang bersama."

Suara Bisma terdengar kabur. Bumi yang dipijaknya terasa bergetar hebat. Air mata Sinta mendesak keluar, sensasi nyeri di pinggangnya menyerang dengan membabi buta. Membuat Sinta harus menggigit bibirnya agar tak berseru kesakitan. Meski begitu, ia mencoba terdengar normal di telinga Bisma.

Fate In You (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang