Thirty One

131K 8.1K 358
                                    

Tak disangka sangka, hari untuk liburan kepuncak sudah besok tepatnya hari Senin.

Hari memang berlalu begitu cepat, Airin tengah menyiapkan perlengkapannya dengan rempong.

"Ya allah kamu ini mau liburan atau pergi dari rumah sih, masa iya 2 koper?!"Heran Diana

"Biarin aih mah, emang banyak kok."

"Jangan banyak banyak ntar kerempongan, kamu keberatan trus ada apa apa, lagian kamu camping kan cuman 4 hari, gak usah bawa banyak banyak secukupnya aja, yang penting aja."Cerocos Diana.

Airin memasang wajah flat."Yaudah deh seterah, Mamah bantuin Airin."

"Halah modus kamu, bilang aja dari tadi kamu mau mama bantuin."

Airin hanya nyengir.

Ditengah tengah beres beres, Airin terhenti, dia melamun.

"Mah, Airin mau pamit."

Diana sangat mengerti anaknya, dia faham.

"Yaudah habis ini selesai kamu kesana."

"Airin mau sendiri."ucap Airin lemah.

"Iya sayang, makanya cepet."

Setelah selesai Airin langsung melesat.

Disinilah Airin ditempat semua orang pasti akan kesini, banyak dedaunan kering yang berterbangan dan berhamburan karna ulah Angin yang kencang.

Airin melanglahkan kakinya perlahan, dia harus menahan air matanya yang memaksa keluar.

Sesampainya disebuah gundukan tanah, Airin berjongkok bertumpu Dengan kedua lututnya.

"Haii......Rayhan."Sapa Airin mengelus batu Nisan.

Airin membersihkan daun daun yang ada diatas gundukan tanah, dan menaburi bunga.

Airin menunduk."Sorry, lama gak kesini. "

Airin menggigit bibir bawahnya, Air matanya merembes keluar.

"Hiksss.... Hiksss gue kangen sama lo, sorry gue nangis, gue gak nepatin ucapan gue."Ucap Airin tergagap.

"Gue kangen, rayhan sampai sekarang kenapa susah bangett."

Airin menangis sesenggukan Mengusap batu nisan dengan lembut itu seolah itu adalah Rayhan.

"Gue mau kasih tau lo, walau ini semua masih berat gue."

"Tapi.....hati gue udah ada yang ngisi, dia hampir sama kayak lo."Lanjut Airin.

"Karna dia, perlahan lahan gue bisa relain lo, udah gak seberat sebelumnya."

Airin terus berbicara bercerita apa yang dia alami.

Hari makin sore menjelang malam, langit mendung, langit mulai bergemuruh.

"Ehh, Rayhan udah hampir malem nih,mendung juga, gue duluan ya."

"Bye, Rayhann."Ucap Airin tersenyum manis.

Saat Airin berbalik.......

"Brukk."

*****
Dilain tempat Genta dan Dira sedang berjalan jalan biasa ditaman, menikmati waktu berdua mereka.

Dira yang bawel gak ketulungan mendadak diam, begitupun Genta yang tidak bisa diam juga mendadak diam, suasana menjadi canggung.

Mereka saling melirik kemudian mengalihkan pandangannya,Genta menggaruk kepalanya yang tidak Gatal.

"Kok lo diem sih."Ucap Dira akhirnya.

"Ya lo juga diem,ntar gue ngomong lo semprot lagi."Sahut Genta.

Cool Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang