Forty-Five

119K 6K 417
                                    

Pagi harinya Airin menyuruh supir untuk mengantar seragam dan peralatan sekolahnya, dia sekarang sudah siap dan menunggu Arga.

15 menit berlalu sekarang jam 06.30 dan Arga belum datang.

Airin mengerti pasti Arga tidak akan Datang, daripada ketinggalan bus lebih baik dia berdiri di Halte.

Tak lama bus datang, Airin merasa ada yang mengikuti sedari dia pergi ke Halte, tapi dengan cepat dia menyingkirkan pikirannya.

Sampai disekolah, Airin berjalan sendiri ke Gerbang sekolah, semua sudah dikelas karna bel 5 menit lagi berbunyi.

"Pagi pak."Sapa Airin pada Pak, Satpam.

"Udah siang,neng."sahut Pak satpam.

"Heheheh."

Airin sedikit minggir karna terdengar suara motor, dan motor itu
Airin tersenyum miris, hatinya berdenyut nyeri.

Untung saja dia naik bus, sudah pasti Arga tidak akan menjemputnya.

Airin berjalan ke kelas.

"Woiii, sendiri bae."

"Gara, ngagetin lo!"Kesal Airin.

"Hehheheh, mau langsung ke kelas?"Tanya Gara.

"Iya lah lo pikir."

"Biasanya lo kan bolos,untung gue ketua osis baik."

"Anjirr,songong mentang mentang ketos."Tawa Airin menjotos lengan Gara.

Gara ikut tertawa."nah gitu ketawa."

Dari Arah berlawanan Arga dan Glaris berjalan berdampingan,pandangan Airin menatap datar keduanya.

Arga sama sekali tak menatap Airin, Glaris tersenyum miring dan menggandeng lengan Arga.

"Ehh,ikut gue keruang musik yuk."Ajak Gara menarik Tangan Airin.

"Ehhhh,gue belum iyain."Dumel Airin

"Yaudah gimana?"Tanya Gara.

"Iya."Sahut Airin.

"Hahahhaa, Gue karungin lo."Tawa Gara.

Airin ikut tertawa.

Pemandangan itu tak luput dari pandangan tajam Arga, tangannya mengepal.

Arga menyentak tangan Glaris, dan pergi.

"Ihhh, Arga kok gue ditinggal sih."

"Dihh, cabe jijik gue!"Ucap Dira yang baru datang.

"Apaan sih lo!"Ketus Glaris mendorong Dira.

"Gue cuma mau nanya, segitu gak lakunya ya lo sampe ngrebut cowo orang."Sinis Dira.

"Berani banget lo, ngaca dong situ juga gak laku."Sahut Glaris.

Dira tertawa meremehkan."Sorry, tapi gue beda sama lo, walaupun gue jomblo, gue gak bakal ngrebut cowo orang."

"Heh Medusa denger ya, walaupun gue jomblo, gue gak ngemis Cinta kayak lo."Ucap Dira, entah sahabatnya yang duperlakukan seperti itu, membuatnya ingin mencakar wajah didepannya.

Glaris hendak menampar Dira, tapi sebuah tangan menahannya.

"Lo sentuh dia, gak jamin tangan lo bisa lo buat dandan besok."Ucap Genta.

Glaris menarik tangannya kesal.

"Udalah, kuy ke kelas."Ajak Dira.

Genta mengangguk.

Cool Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang