Sixty-Two

119K 6.3K 350
                                    

Airin sudah siap berangkat sekolah, Ini adalah hari ujian akhir semester,

"Sini, sayang papa mau ngomong."Ucap Fernan.

Airin menatap bingung Kedua orang tuanya.

"Ada apa, Pa."

"Kamu pikiirin dulu."Ucap Diana menatap suaminya.

"Ini sidah keputusan terbaik."

Airin terdiam mendengar keputusan papanya.

Diana mengelus pundak putrinya."Berangkat Gih, ntar telat.

Airin diam dan beranjak,dia ingin menangis kala baru saja masuk ke sekolah pemandangan pertama yang dilihat adalah Glaris yang memeluk Arga.

Arga menatap Airin tapi sedetik kemudian dia memalingkan wajahnya.

Airin tersenyum miris. Menurutnya ini sudah benar benar berakhir, dia tidak diinginkan oleh orang yang dia sayang.

Ucapan papanya terngiang ditelinganya. Dia sudah menetapkan keputusannya.

Setelahnya mungkin lebih baik, dia bisa istirahat sejenak, jauh dari masalah masalah ini.

Tak sadar setetes air mata mengalir begitu saja.

Sebuah tisu terulur didep
an wajah Airin.

"Dont Cry Baby."

Airin menatap Angga dan terkekeh."Lo jualan tisu apa gimana nih?"

Airin mengabil tisu yang disodorkan Angga.

"Iya neng, 2000 an lagi promo ini, ayo silahkan."Sahut Angga kesal.

Airin tertawa."Hahahaha bakat lo keliatan."

Angga terdiam menatap Airin.

"Napa lo?"Bingung Airin.

"Ketawa lo manis, bikin candu tau gak?"Ucap Angga.

Airin meraup wajah Angga."Bisa ae lo."

"Anter gue ke kelas."Pinta Airin.

"Dihhh,Ogah ya."

"Yaudah bye."

"Yeee, ambekan lo."Angga mengejar Airin.

****
Airin menuju kantin bersama Dira 

"Sebelum ujian makan yang banyak, biar bisa mikir."Ujar Dira Girang.

"Makan mulu lo."

"Udah move on belum?"Goda Dira membuat Airin terdiam.

Dira yang melihat diamnya Airin merasa bersalah.

"IHHH, MAAP ATUHH SENYUM DONG BEBB."Teriak Airin heboh.

"Apaan anjir, malu maluin lo."

"Biarin, ntar lo gak bakal dapet temen kayak gue "

"Iya kayak lo tuh langka."Sahut Airin.

"Rin, lo nggak nyembunyiin sesuatu kan?"

Airin menggeleng.

"AIRIN AWASSS!"

Airin memejamkan matanya siap merasa panas disekujur tubuhnya.

Tapi Airin tak merasakan apapun,perlahan dia membuka matanya,yang dilihatnya adalah punggung tegap seseorang yang ada dihadapannya.

"Jalan pakek mata!"Ucapnya Dingin pada anak yang membawa semangkuk soto yang sudah tumpah mengenai baju Arga.

Airin membeku ditempatnya, kenapa semakin sulit meninggalkan laki laki didepannya ini.

Cool Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang