Thirty Eight

123K 7.5K 215
                                    

Pagi hari ini ditemani cahaya matahari yang hangat semua bersiap siap untuk kembali ke Pulang.

"Airin, lo kemarin balik ke tenda jam berapa?"Tanya Dira.

"Tau, gue ngantuk ya gue balik ke tenda."Sahut Airin.

"Arga datengin lo?"Tanya Dira.

Airin mengedikan bahunya.

"Gimana sih, tuh cowo gue basmi juga, tapi sayang dia ganteng."Kesal Dira.

"Bodo amat Dir!"

"AYO ANAK ANAK KALIAN BERKUMPUL SEMUA, JANGAN ADA YANG TERTINGGAL."

Semua berkumpul, Airin masih berdiri ditempatnya memandang hutan lebat dibelakangnya.

Ingantannya terputar saat dia tersesat, jatuh dan Arga yang menyelamatkan, dan juga kenangan Api unggun kemarin.

Airin memghela nafas, menenteng ranselnya dan menyusul Dira yang sudah berjalan lebih dulu.

"Ihh gue masih mau disini."Rengek Dira.

"Gue tau lo dulu hidup dihutan makanya berat ninggalin Tempat asli lo."Timpal Genta yang tiba tiba disamping Dira

"Lo kira gue Tarzan!"Kesal Dira.

"Gue gak bilang kalo lo Tarzan ya?"Elak Genta.

"Ihh itu juga lo udah mendeskripsikan!"Kesal Dira memukul Genta.

"Noh kan begini nih kelakuan Tarzan."

"Sakit woyy."Ringis Genta karna lama lama pukulan Dira semakin keras.

"Rasai!"

"Lagian suara lo kan gak jauh beda sama Tarzan."Ucap Airin terkekeh

"Ahahaha, bener banget lo setuju gue."Tawa Genta.

"Kalian berdua sama aja."Dumel Dira mengerucutkan bibirnya.

"ITU YANG DIBELAKANG KENAPA?"

"NGGAK PAK."Sahut Genta.

Airin melirik Arga, Arga tau tapi dia pura pura tidak tau.

Airin mengalihkan pandangannya pada Guru yang sedang penutupuan di depan.

Mata Airin sungguh tidak bisa dikendalikan, matanya melirik lagi Dimana Arga berdiri, tapi Arga tidak ada disana.

Airin mengedarkan pandangannya.

"Cari apa sih?"Tanya Dira karna Airin tidak bisa diam.

"Nggak."

"Kalo cari gue bilang aja kali."Ucap seseorang dibelakang Airin

Airin terlonjak."Kepedean."

"Masa."

"Ishh, apaan sih jauh jauh sana!"Ketus Airin.

Arga berdiri disamping Airin dan merangkulnya, Airin segera menepis tangan Arga.

"Tadi lirik lirik."Ucap Arga tersenyum mengejek.

Airin melotot."Dih, ngasal lo!"

Arga mengacak rambut Airin.

"Ihh, berantakan nih."

Arga tersenyum tipis dan menggenggam tangan Airin.

Airin tak bisa menolak lagi karna ini Favoritnya.

Semua satu persatu menaiki busnya masing masing.

"Eh kita bus berapa sih?"Tanya Airin.

"Dasar pikun."Arga menoyor kepala Airin.

Cool Boy [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang